5 - Pertemuan

59 10 0
                                    

.

.

Nama lo bagus, Elisha.  

.

.

- 5 -

"Itu siapanya Faro?" Tanya Sasha kepada Ciko dan Dika. Ya, mereka sedang menunggu di luar cafe sekarang.

Tidak mau mengganggu pertemuan perdana Faro dengan gadis itu, Hani.

"Dia.. emm.. temen lamanya si... Faro. Iya temen lamanya." Jawab Ciko tergagap-gagap. Ia mengatakan itu dengan sangat berhati-hati.

Salah ucapan sedikit saja, mungkin Faro akan memarahinya habis-habisan. Ia tahu kalau Faro belum bisa melupakan gadis itu sepenuhnya.

"Kok Faro ketemu temen lama bukannya seneng tapi malah kaget? Kayak ketemu first love nya aja." Tebak Sasha sambil sesekali melirik ke dalam cafe.

Dika dan Ciko hanya saling berpandangan satu sama lain saat mendengar perkataan Sasha.

Faro belum juga keluar. Ia terlihat canggung dengan Hani. Mungkin karena ini pertemuan pertamanya setelah satu tahun.

Ia pikir tidak mudah untuk mencari topik pembicaraan. Jadi ia hanya diam saja dan berbicara saat Hani yang menanyainya. Seperti orang bodoh.

"Gue penasaran dari tadi." Ujar Dika kemudian, bermaksud mengalihkan topik pembicaraan. Sasha dan Ciko pun langsung menoleh ke arahnya.

"Lo pacarnya Faro bukan sih?" Lanjutnya.

Sasha hanya menghela nafas berat. Perasaan ia tadi sudah memberitahu Dika dan Ciko kalau ia dan Faro hanya sebatas teman. Kenapa Dika malah menanyakannya lagi? Apa Dika tuli?

"Gue kan udah bilang bukan tadi. Gue sama Faro cuma temen. TEMEN." Tegas Sasha dengan memberikan penekanan nada pada kata TEMEN

"Gue nggak percaya tuh." Ujar Dika masih meragukan.

Sasha memutar bola matanya frustasi. Memang susah ngomong sama manusia satu ini.

"Terserah deh." Sasha hanya pasrah. Lagipula tidak penting juga beradu argumen dengan Dika.

"Btw itu dua orang dari tadi nggak bosen apa diem-dieman kaya gitu?" Ujar Sasha sambil menunjuk ke dalam cafe, tempat Faro dan Hani duduk.

"Udah biarin aja." Tukas Ciko.

"Kan gue udah ngantuk." Ujar Sasha sambil menutup mulutnya karena menguap.

Dapat ia rasakan sekarang matanya berair akibat terlalu banyak menguap dari tadi.

Sasha berdecak sebal. Biasanya jam segini ia sudah tidur cantik di rumah. Tapi kini ia harus menunggu Faro menyelesaikan pertemuannya dengan Hani. Mana Faro dari tadi hanya diam. Ia tidak menyangka kalau pertemuan mereka akan selama ini.

Sasha pikir Faro hanya perlu menyapa gadis itu lalu langsung pulang. Tapi ternyata tidak.

"Ya udah lo pulang bareng kita aja. Rumah lo di mana?" Tawar Dika sambil melirik Ciko, meminta persetujuan darinya. Karena mereka ke sini naik mobil Ciko. Ciko pun hanya mengangguk setuju.

Mati gue.

"Eee rumah gue.. agak jauh sih. Emm.. Gue.. pulang sama Faro aja deh. Kita searah kok." Ujar Sasha menolak tawaran Dika sambil tersenyum garing.

"Alah lo takut Faro cemburu kan kalo lo pulang sama kita?" Tukas Dika sambil tersenyum usil ke arah Sasha.

"Nggak lah!" Sasha dengan cepat membantah perkataan Dika.

SISTER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang