M3

821 65 38
                                    

David terduduk di kursi tunggu dengan Ice coffee di tangannya. Juna sedikit berlari mendekat padanya.

"Ngejar siapa sih lu?" Tanya Juna dan menyiri rambutnya dengan jari.

"Robert gua liat robert. Gua yakin itu dia" ucap David

"Serius lu? Dia di indonesia? Mana mungkin. Eh tapi kenapa juga engga mungkin kan. Kalau gitu kita harus ngehubungin tim" ucap Juna. David menggeleng.

"Jangan,jangan sekarang. Kita pastikan dulu itu bener dia atau bukan." Ucap David. Juna pun mengangguk dan duduk di samping David.

"Terus dia dimana?" Tanya Juna. David menunjuk salah satu Studio. Juna sudah akan mengangguk namun David menggerakannya menunjuk studio yang lain. Juna sudah akan membuka mulut David kembali menunjuk studio yang lainnya lagi.

"Yee! Lu tau kaga dia dimana?" Omel Juna.

"Engga" ucap David datar.

"Ya Tuhan. Ganteng doang lu ya. Terus lu ngapain ada di sini. David!" Ucap Juna

David tak merubah ekspresinya. Ia masih tetap memberikan ekspresi datarnya.

"gua cuma liat dia masuk sini aja dan gua ngga liat dia keluar" ucap David. Juna menepuk jidadnya sendiri.

"Tunggu-tunggu. Seharusnya kita ngga tunggu di sini. Setau gua pintu keluar bioskop ini ngga di sini. Tapi di sebelah sana. Ayo keluar" ucap Juna dan menarik tangan David. David pun hanya mengikuti Juna.
Mereka sudah berada di luar bioskop,menanti bersama di pintu keluar. Beberapa orang melihat ke arah mereka entah dengan tatapan apa itu. David mengerutkan keningnya,Ia merasa aneh di lihati seperti itu.

"Jun,kenapa orang-orang ngeliatin kita ya?" Tanya David. Juna masih mencoba memanjangkan lehernya melihat apakah yang mereka cari ada di sana.

"Bukannya semua orang biasa ngeliatin lu?" Ucap Juna asal. David pun hanya mengangguk membenarkan.
David dan Juna pun tetap menunggu di sana.

"Mana sih kok dia ngga keluar ya. Udah hampir 2 jam nih."ucap Juna.
David justru berganti fokusnya. Ia sibuk memperhatikan orang-orang yang memperhatikan mereka.

"Jun," panggil David

"Kenapa?" Tanya Juna.

"Lu ngerasa kita lagi di lihatin ngga sih?" Ucap David.

"Ya biarin aja kenapa sih. Kena start sindrom lu ya. Lu tuh seorang agent! Secret Agent! Please hal ngga penting kaya gitu ngga usah di pikirin" ucap Juna. David lagi-lagi hanya mengangguk.
Orang-orang sudah keluar dari sana. Juna dan David pun sudah bersiap.

"Man itu dia!" Ucap Juna. Juna pun dengan cepat membalik tubuhnya hingga berhadapan dengan David. Juna menghindari orang yang di sebut Robert itu.

"Lu liatin dia kemana" bisik Juna. David pun mengangguk. Orang-orang semakin melihat ke arah mereka. Karna itulah David mendadak tak fokus lagi.

"Hei..om yang tadi ya" sapa Aurel. David dan Juna menoleh ke arah Aurel.
Aurel memandang risih ke arah David dan Juna.

"Oh.. kalian berdua ya. Yaudah aku duluan ya. Makasih ya tiketnya. Aku harus kejar dia lagi"ucap Aurel. Juna merasa mengenali sosok Aurel. Ia menuntut penjelasan pada David yang diam saja.

"Kenapa kamu melihat saya seperti itu?" Tanya David yang tak tahan lagi.

"Ohh.. tidak. Hanya agak aneh aja. Liat cowok sama cowok gandengan kaya gitu, dan pelukan deket gitu. Ah.. tapi aku ngga maksud apa-apa kok. Yaudah aku duluan ya.. bye" ucap Aurel dan pergi.

Juna dan David langsung melihat ke arah tangan mereka masing-masing dan dengan cepat Juna melepaskan tangannya dari David.

"Ihh Kampret! Lu ngapain gandeng tangan gua sih!" Ucap Juna

Detect MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang