M9

505 48 14
                                    

Mobil sedan biru itu berhenti tepat di depan kontrakan milik Aurel. Aurel melepas safe beltnya.
"Thanks for today" ucap Aurel. David melirik Aurel sesaat lalu sejurus kemudian Ia mengangguk.
"Hmm" ucap David. Aurel pun bersiap akan turun dari mobil namun David menahan tangan Aurel.
"Kenapa?"tanya Aurel
"Besok jangan lupa dan jangan terlambat. Dan bisa ngga sih kalau kamu rubah penampilan kamu dikit aja biar lebih enak di liat" ucap David. Aurel mengkrucutkan bibirnya.
"Maksud kamu aku jelek banget?" Ucap Aurel.
"Aku tidak perlu menjelaskan spesifiknya gimana kan? Tapi tolong lah,besok acara ulang tahun rumah sakit dan aku ingin membawa mu kesana" ucap David.
"Ya kalau malu ngga usah bawa" saut Aurel.
"Kita sudah sepakat" ucap David.
"Tapi tidak ada kesepakatan untuk merubah penampilan! Emang ya semua cowok sama aja. Selalu menomor satukan fisik di atas segalanya" ucap Aurel dan keluar dari mobil David. David mencoba memanggil Aurel namun percuma saja gadis itu sudah masuk ke dalam kamarnya. Aurel  melemparkan tasnya ke sembarang tempat Ia pun menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur. Ia menelungkupkan wajahnya dan tanpa Ia sadari air matanya berjatuhan begitu saja. Ia sungguh tak tau mengapa harus menangis. Apa yang di katakan David sama sekali tak salah. Ia memang jelek, sangat jelek lebih tepatnya. Rambut keriting yang mengembang dan susah di atur,kulit coklat yang kusam, kaca mata tebal yang tidak fashionable, serta gigi yang harus Ia behel. Tapi tetap saja mendengar pernyataan langsung dari seorang pria tampan bahwa dirinya jelek adalah satu hal yang melukai hatinya.
****
Aurel melompat cepat dari kasurnya ketika menyadari jam sudah menunjukan pukul 8.25 pagi. Sedangkan Ia harus sudah berada di rumah sakit tempat David bekerja sebelum pukul sembilan. Padahal semalam Ia sudah menyusun rencama bahwa Ia akan ke salon lebih dulu lalu membuat David terpesona padanya sebagaimana film-film yang pernah Ia tonton. Namun yang ada saat ini Ia bahkan tak punya waktu untuk mandi dengan benar. Aurel memilih bajunya dengan cepat,paling tidak masih harus bersyukur karna meskiupun jelek Ia memiliki tubuh yang proposional sehingga mudah baginya untuk memilih pakian tidak ada bagian spesifik yang harus Ia tutupi kecuali tanda lahir di bagian dadanya itu. Aurel memilih baju terbaik yang Ia punya meskipun Ia yakin di mata David tidak akan cukup baik. Aurel menatap diri ya pada kaca. Rambut keriting mengembangnya hanya Ia Ikat kencang lalu memasangkan harnet pada rambutnya. Jadi seakan-akan rambut itu sedang di sanggul. Ia menatap alat make up yang Ia punya. Di saat seperti ini rasanya Aurel ingin sekali memaki dirinya sendiri. Mengapa sebagai wanita Ia tak bisa bermakeup dan hanya memiliki pelembab,bedak serta lipstick. Aurel pun merias wajahnya seadanya. Setelah di rasa cukup Aurel pun bergegas pergi.
Hari ini David memang tak bisa menjemput Aurel karna Ia harus pergi lebih dulu bersama ayah juga adiknya.
Aurel telah sampai,Ia berlari-lari menuju ballroom hotel. Aurel telat lebih dari 20 menit. Sejak tadi David tak berhenti menghubunginya. David menunggu Aurel di lobby. Ketika Ia melihat wanita yang di carinya David pun bergegas menghampirinya.
"Sudah aku katakan untuk jangan telat bukan" ucap David geram. Aurel memasang wajah tak bersalahnya.
"Bukankah sudah ku bilang kalau di Indonasia janjian jam setengah sembilan artinya.."
"Omong kosong dengan teori mu itu. Penampilan apa ini. Apa kau tidak bisa pergi ke salon sesekali. Harusnya aku memang tida mempercayaimu begitu saja" ucap David yang nyaris mengacak-acak rambutnya kalau saja Ia tak ingat bahwa Ia sudah menyusun rambutnya. Aurel hanya memasang wajah polosnya. Ia mengusap-usap lengan David lembut.
"Sst jangan marah-marah ayo masuk nanti kita terlambat" ucap Aurel.
"Sudah terlambat..bukan nanti!"tegas David. Aurel mengangguk-anggukan kepalanya tanpa rasa bersalah.
"Iya udah-udah ayo masuk. Sabar ya Sabar. Mukanya jangan kusut gitu kan kita pacaran. Ayo masuk" ucap Aurel dan berjalan mendahului David. David hanya menghela napasnya. Ia benar-benar sudah gila meminta Aurel bekerja sama dengannya. Sekarang mundur pun rasanya tak mungkin. Ia harus menerima bahwa dirinya memang akan menikah dengan wanita buruk rupa dan buruk sikap. David pun mengikuti langkah Aurel,Ia merangkul pinggang Aurel. Membuat wanita itu sedikit kaget dan menoleh ke arah David.
"Perhatikan langkah mu dan diri mu. Tolong jangan membuat ku malu kali ini saja."Bisik David. Aurel masih menatap pria tampan yang merengkuh mesra pingganya itu kemudian Ia mengangguk mantap. Namun belum ada satu menit Aurel mengangguk Ia sudah hampir membuat malu David karna hampir saja terjatuh efek menginjak gaunnya sendiri. Beruntunglah karna David masih merengkuh Pingganya jadi Aurel tak perlu terjatuh. David menatap Aurel dengan galak.
"Sorry" ucap Aurel tanpa bersalah dan mengangkat tangannya. David tak mengatakan apapun lagi. Segala hal yang ingin Ia perdebatkan dengan Aurel akan Ia urus setelah ini.
David menduduki kursinya dengan Aurel yang duduk di sampingnya. Banyak mata memandang ke arah Aurel dan David. Aurel yang tak merasa nyaman dengan tatapan itu berbisik pada David.
"Mengapa mereka melihat ku seperti itu?" Tanya Aurel
"Ya karna banyak yang penasaran siapa aku dan apa hubungan mu dengan ku" ucap David. Aurel mengangguk dengan lucunya.
Sepanjang Acara Aurel duduk dengan tenang dan tidak berbuat masalah. Bahkan hingga acara selesai. David masih terus merangkul pinggang Aurel dan mengenalkan Aurel. Bahkan kepada ayahnya dan juga kepada Eva adiknya. Banyak sekali yang tak menyukai keberadaan Aurel. Bahkan Eva pun menatap penuh curiga pada Aurel. Tentu saja mereka tidak suka lebih tepatnya merasa Iri pada Aurel dan heran mengapa David bisa berpacaran dengannya. 
"Sepertinya adik mu tidak menyukai ku" bisik Aurel
"Aku juga tidak" balas David.
"Iya sih benar juga. Tapi apa dia harus terus menatap kita seperti itu?" Ucap Aurel.
"Sudah biarkan saja. Ada yang lebih penting yang harus kau lihat. Lihatlah ke arah jam sepuluh" bisik David.
"Apa kau melihatnya?" Tanya David.
"Melihat apa?"tanya Aurel
"Melihat mereka." Ucap David dan kemudian meneloh kepada Aurel yang sedang menatap jam di pergelangan tangannya.
"Ya Tuhan.. lihat ke arah pukul sepuluh. Bukan ke jam tangan mu" ucap David dan mengearahkan pipi Aurel agar melihat orang yang Ia maksudkan. Aurel refleks mundur karna kaget.
"Robert? Kenapa dia bisa disini?"bisik Aurel dan bersembunyi di balik punggung David.
"Tiara kan di undang acara ini tentu saja Robert datang" ucap David dengan tenang. Aurel pun masih bersrmbunyi di balik punggung David.
"Kamu ngapain di belakang ku?" Tanya David
"Bersembunyilah. Apa lagi? Bagaimana jika Robert melihat ku dengan mu? Aku tidak mau dia berfikir macam-macam" ucap Aurel.
"Ia sudah melihat kita,lagi juga Ia tak akan peduli tentang itu" ucap David. Aurel memukul punggung David.
"Jadi kamu sengaja membawa ku kesini? Sengaja ingin menjebak ku?" Ucap Aurel dengan kesal.
"Sst,cepat atau lambat dia juga akan tau. Diamlah mereka akan menghampiri kita" ucap David. Tubuh Aurel pun menegang. Ketika Ia mendengar langkah kaki mendekat lalu sejurus kemudian Aurel memilih untuk berlari pergi menjauh dari robert hingga tanpa sengaja Ia menabrak seorang karyawan catering yang sedang membawa es buah lalu menumpah kan hampir setengah es buah itu kepada tubuh Aurel. Sontak saja Aurel menjadi sorotan semua mata. David memejamkan matanya menahan amarahnya yang hampir saja meledak. Ia begitu merasa marah sekaligus bercampur malu sekarang. Sudah bisa di pastikan kalau Aurel memang benar-benar pilihan yang salah untuknya. Aurel terduduk di tempatnya. Ia sungguh menyadari bahwa dirinya kini menjadi pusat perhatian. Bahwa saat ini pasti Robert sudah melihatnya bukan hanya melihatnya pasti sedang menertawai ke konyolan dirinya. Aurel sungguh ingin menangis sekarang merasaka mata-mata yang menatapnya dengan pandangan semakin tak suka. Aurel memejamkan matanya perasaan sedih,malu dan bahkan takut bercampur aduk di dalam hatinya. Perlahan Aurel akan mulai terisak kalau saja Aurel tak merasakan sebuah jas menutupi tubuhnya dan hanya dalam satu sentakan Aurel merasa tubuhnya di bopong oleh seseorang. Seseorang yang tak lain adalah kekasih barunya. David menutupi tubuh Aurel dengan jasnya kemudian mengangkat wanita itu pergi. Kejadian itu menjadi sorotan tersendiri. Ada yang memandang takjub dan merasa itu romantis, ada yang memandang kesal dan iri dan bahkan ada yang merekamnya siap untuk memviralkan kejadian tersebut. Aurel menutup wajahnya pada dada David. Menenggelamkan dirinya di sana dan bersedia di bawa kemanapun oleh pria itu. Kemana saja sejauh mungkin asal tak ada robert disana. Aurel sungguh tak memiliki nyali lagi untuk bertemu Robert. Kini Robert pasti semakin ilfeel dengannya karna Ia tak hanya jelek melainkan bodoh dan juga ceroboh.

***
Haiii halloo..
Ini aku next ya... jadi aku Nextnya akan bergantian dengan "No doubt,just love"....

Semoga suka.. Vote and commentnya ya makasihhh 😀😀😀😀

Detect MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang