David dan Aurel terus mempersiapkan pernikahan mereka tak ada seharipun tanpa perdebatan di antara mereka. Tentu saja karna Aurel yang tak pernah berhenti mencari masalah pada David. Ya seperti saat ini. David menemani Aurel untuk mengundurkan diri dari tempat kerjanya.
"Apa harus seperti ini? Kalau aku mengundurukan diri bagaimana aku dekat dengan robert?" Bisik Aurel.
"Lalu apa kata orang kalau istri ku pelayan?" Bisik David. Aurel sungguh ingin melawan namun mengingat Ia tak punya uang untuk membayar semua uang yang Ia pinjam dari David pun Aurel hanya bisa menurut.
"Sudah sana"ucap David dan memberikan wajah galaknya.
"Ishh" ucap Aurel dan menggit bibir bawahnya menahan kesal. David mengangkat undangannya lalu menyodorkan kepada Aurel.
"Jangan lupa bagi ini kepada teman-teman mu dan tentu saja Robert" ucap David lalu memberikan senyuman semanis mungkin.
"Ckck.. kamu benar-benar lintah penghisap Darah" cibir Aurel
"Aku lebih suka di sebut sebagai Vampire." Ucap David dan mendorong-dorong tubuh Aurel agar keluar dari mobilnya.
Aurel pun mengalah dan keluar dari mobil David. Meskipun ragu akhirnya Ia tetap menuruti kemauan David.
.
.
.
Aurel terus menangis sesegukan. Entah sudah beberapa tisu yang Ia habiskan untuk menghentikan air matanya. David hanya menggelengkan kepalanya menatap Aurel."Apa cinta ku akan benar-benar berakhir seperti ini? Pak Robert bahkam mencoba menahan ku untuk tidak keluar dari sana.. mengapa hidup kejam sekali pada ku" isak Aurel.
"Menangislah..menangislah. Habiskan semua air mata mu itu" ucap David. Aurel pun semakin mengencangkan tangisannya. Untunglah saat ini Ia berada di sebuah cafe yang sudah di reservasi khusus untuk dirinya dan David. Jadi hanya pandangan pelayan dan koki saja yang memperhatikan mereka.
"Aku tidak ingin menikah dengan mu" rengek Aurel
"Somebody help me please.. " isak Aurel. David tak memperdulikannya. Ia hanya terus memakan lasagnanya dengan tangan kiri memainkan ponselnya.
"Aurel.. apa kamu kenal dia?" Tanya David dan menunjukan sebuah foto dari ponselnya. Aurel menatap layar ponsel David. Kemudian mengangguk.
"Siapa dia?" Tanya David
"Aku tidak akan memberi tahu mu!" Ucap Aurel dan kemudian Ia kembali menangis.
"Aku tidak ingin menikah dengan mu.. aku mau robert" rengek Aurel. David mengetuk kepala Aurel dengan ponselnya.
"Cepatlah jawab.. nanti aku belikan ponsel baru" ucap David. Aurel menatap David. Ia menghentikan tangisannya.
"Apa menurut mu aku cewek matre hah! Hati ku sedang hancur sekarang... " ucap Aurel dan kembali menangis.
David menghela napasnya.
"Aku belikan es cream gimana?" Ucap David lagi.
"Ya...! Apa kamu pikir aku anak kecil. Aku sedang patah hati sekarang!" Ucap Aurel dan kembali menangis.
"Kenapa aku harus bertemu dengan mu.. aku tidak mau menikah dengan lintah seperti mu" rengek Aurel
"Baiklah.. baiklah. Bagaimana kalau kamu yang pilih kita bulan madu kemana?" Ucap David lagi.
Tangisan Aurel pun langsung berhenti.
"Benarkah aku boleh pilih?" Ucap Aurel cepat. David mengangguk.
"Ah.. aku tidak percaya dengan mu!" Ucap Aurel
"Bagaimana kalau kita buat perjanjian?" Tawar David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detect Me
RomanceApa kau yakin kau mengenal dia? Seseorang yang kini mungkin menjadi suami atau kekasih mu. Mungkinkah jika dia bukanlah dia yang kamu tau selama ini ? _Detect!_