Chapter 2 | Maybe

76 6 0
                                    

Hazel mengembungkan pipinya sekali lagi. sebal, apa lagi yang ia rasakan kecuali itu. Ia sekarang menatap teman-temannya yang duduk manis didepannya dengan malas, lihat saja apa yang ia lakukan didepan kelas sekarang ini. Berdiri dengan kuping yang ia jewer sendiri.

Liat aja nanti, gue bakalan balas dendam sama lu. Sumpah hampir tujuh belas tahun gue hidup, baru ini kali pertama gue dihukum. Huhh!!, gumam Hazel dalam hati.

Mana mungkin ia berkata secara terang-terangan, karena sedari tadi Bu Elma si guru killer seantero dunia menatapnya dengan tatapan tajam. Rasanya Hazel ingin mencongkel mata si guru killer itu.

"Hazel apa yang kamu pikirkan?" tanya Bu Elma tajam

Hazel yang sedari tadi melamun langsung tersadar dan menatap Bu Elma dengan tatapan penuh tanda tanya. "Iya bu ada apa?"

"Hazel apa yang kamu pikirkan?" kata Bu Elma mengulang pertanyaannya lagi

"Tidak bu" jawab Hazel singkat, ya karena itu yang bisa ia jawab. Kalau ia jawab yang aneh-aneh bakalan habis riwayatnya nanti.

"Kalau tak ada yang kamu pikirkan kenapa tidak menjawab pertanyaan saya?" tanya Bu Elma yang membuat Hazel kalah telak
"Kamu ini, baiklah kalian semua mengerjakan tugas dipapan tulis dikumpulkan minggu depan. Dan khusus kamu Hazel, kamu juga mengerjakan soal dipapan tulis ditambah halaman dua puluh tiga sampai dua puluh sembilan."

Hazel yang mendengarnya hanya bisa meng-angukan kepalanya pasrah. Memang apa yang akan ia lakukan? Protes?, kalau itu yang ia lakukan bukannya malah berkurang tapi malah nambah tuh hukuman.

Terkutuklah kau wahai guru, batin Hazel

Tak beberapa lama setelah memberi tugas pada para murid, Bu Elma melangkah pergi dari kelas 11 Ipa 4. Semua murid langsung bersorak senang, begitupun Hazel. Ia sekarang serang duduk didepan kelas dengan memijat kakinya yang sakit karna berdiri empat jam pelajaran didepan kelas, bayangkan saja empat jam tanpa bergerak sedikitpun.oh astaga...

"Zel kantin yuk" ajak Ata yanv sekarang sedang berdiri tepat didepan Hazel

"Ogah gue capek, gue titip aja deh" kata Hazel sambil berusaha berdiri dari posisi duduknya tadi

"Ih lu mah nggak asik zel, nanti ditraktir Ata deh" ujar Colin

Ata awalnya hanya manggut-manggut kini sedang mengumandangkan kata-kata protesan pada Colin. Hazel yang mendengar hanya bisa menggeleng, dan tertawa kecil melihat kelakuan para sahabatnya.

"Yaudah deh ayo kantin bareng, gue nggak mau jadi orang muna yang ngebohongin perut gue" jawab Hazel panjang lebar

•••

Sesampainya dikantin sekolah, mereka langsung memesan makanan mereka sendiri-sendiri. Setelah mendapatkan makanan mereka, ia langsung mencari meja kosong yang bisa memuat 5 orang sekalingus. Setelah mendapatkan meja yang berada ditengah-tengah keramaian.
Mereka langsung melahap makanan mereka masing-masing.

"Guys, gue mau beli minum kalian mau nggak?" tanya Hazel yang telah berdiri disamping meja yang ia duduki tadi.

Setelah mendapatkan titipan dari para sahabatnnya Hazel langsung melenggang pergi meninggalkan mejanya. Saat kembali dengan beberapa juice yang ia bawa di napan, ia bergegas kembali ke meja asalnya.

Tak beberapa lama seseorang menubruk Hazel alhasil semua jus yang ia bawa dinapan tumpah di baju putih yang ia kenakan. Hazel masih menatap seragamnya tak percaya. Lihat saja sekarang, bajunya ternodai oleh jus berbagai rasa, dan tentunya dengan warna yang berbeda.

"Siapa yang ndorong gue tadi huh!!!!" bentak Hazel keras sampai-sampai seluruh aktifitas dikantin itu terhenti seketika

"Gue, emang kenapa?"

Setelah mendengar kata-kata dari sipelaku Hazel langsung mengarahkan tatapan tajam pada si pelaku. "Lu?"

"Iya gue kenapa?" tanya cowok itu

"Lu tu ya, suka banget cari gara-gara sama gue. Ini udah kedua kali gue sial KEDUA kali dan semua itu gara-gara elu!elu!!dasar!!" oceh Hazel keras tepat didepan muka si pelaku

"Udah ngoceh nya?, gitu aja pakek ngomel lagian tuh noda dikasih air juga ilang. Bawel amat sih jadi cewek" ujarnya santai

"Lu tuh ya, uhhhh!, tau ah cowok gak jelas, awas aja lu nanti gue bales ber-puluh puluh kali lipat dari kesialan gue hari ini" ujar Hazel dengan menghentakkan kaki keras lalu menerobos para penghuni kantin yang sedang menatapnya tanpa henti.

•••

Hazel menatap pantulan dirinya sekali lagi. Geram, apalagi yang ia rasakan saat ini. Setelah kejadian tadi dikantin emosinya benar-benar meledak. Untuk kedua kalinya ia mendapatkan kesialan dari orang yang sama, siapa lagi kalau bukan Gavin. Ya Gavin

"Udah lah zel, nggak usah marah-marah gitu. Nanti keriputan baru tau rasa lu" kata Dira menenangkan sahabatnya itu

"Diem deh, lu tuh nggak tau seberapa kesel nya gue sama tuh anak. Kalo gue punya satu permintaan gue bakalan minta tuhan ngilang in tuh cowok" ucap Hazel

"Huss!!, jangan gitu ah. Nanti jatuh cin-"

"Gak bakal" kata Hazel memotong pembicaraan Dira

Dengan kesal Hazel berjalan keluar kamar mandi pastinya dengan seragam yang tak lagi bersih. Ia sudah pasrah dengan noda yang melekat pada seragam putihnya itu, ia yakin kalau noda itu tidak bisa hilang dengan mudah.

"Kak permisi.."

Hazel yang sedari tadi duduk termenung didepan kelas langsung menatap asal suara itu. "Ada apa?" tanyanya singkat

"Ini kak buat kakak" kata si adik kelas sembari menyodorkan kantung plastik warna hitam

"Apa nih?" tanya Hazel sambil melihat isi didalamnya. "Seragam?"

"Ini dari kamu dek? Buat aku? Aduhh makasih banyak ya.. Aku doa in kamu cepet dapet pacar" kata Hazel dengan memeluk adik kelas berkepang itu erat. Setelah merasa puas Hazel langsung melangkah ke kamar mandi. Ia sangat senang mendapatkan baju atau tepatnya seragam baru itu. Dan Hazel mengganti seragamnya itu secepat mungkin agar tak terlambat untuk pelajaran setelah ini..

V O T E & C O M M E N T
Maaf typo ya bertebaran

MAYBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang