Chapter 3 | Maybe

54 6 2
                                    

  Hazel berjalan riang di seluruh koridor, menunjukan senyum yang dilengkapi dua lesung pipi yang cukup dalam. Ya meskipun tadi emosinya sempat meledak-ledak, namun sekarang sudah lenyap entah kemana. Seragam yang terkena noda sudah digantikan dengan yang baru, bukan itu saja setelah mendapat kesialan yang cukup banyak sekarang ia bisa bernafas lega karna tak mendapatkan kesialan lagi. Setidaknya sampai pulang sekolah ini.

  Sudah sekitar setengah jam yang lalu bel sekolah berbunyi, dan sekarang Hazel berniat menuju ruang Osis yang terletak di ujung koridor. Setelah sampai didepan Hazel tanpa ragu masuk ke ruangan yang berwarna putih bercamour biru dongker itu.

  Ia berjalan menuju meja yang disediakan disana, dan duduk di kursi kosong disebelah ketos sekolah.

  "Ngapain lu kesini?" tanya Arka tanpa basa-basi

  "Emang nggak boleh apa? Inikan tempat Osis dan gue juga berhak disini" jawab Hazel sedikit melirik apa yang dipegang Arka

  "Berat amat omongan lu zel, kayak orang bener aja" sindir Arka

  "Yee.. Gue mah always bener, emang lu"

  "Terserah you lah, eh nih ponsel lu bukan?" tanya Arka sambil menyodorkan handphone berwarna putih

  Hazel yang melihat ponsel kesayangannya itu langsung menyambarnya "Eh akhirnya ketemu juga, lu dapet dari mana?"

   "Kepo amat sih lu" jawab Arka ketus

  "Biarin,.. Atau jangan jangan lu ya yang ngambil ponsel gue?" tanya Hazel sambil meng-intimidasi Arka. Arka yang mendengarnya hanya nyengir kuda karna ketauan

  "Sorry"

Hazel hanya bisa melirik Arka kesal, seharusnya ia sudah tau soal itu. Memang siapa lagi yang bakalan pinjem barang miliknya seenak jidat kalo bukan si kampret Arka.

  Hazel kembali melirik lembaran yang dipegang oleh Arka, ia sebenarnya tau apa isinya. Isi dari lembaran itu adalah daftar siswa yang sering datang terlambat, dan baru-baru ini kepala sekoalah yang sibuk dengan hal lain itu tak bisa banyak membantu dikasus ini dan menyerahkan tanggung jawab itu kepada Osis. Khususnya si ketua Osis ya kalian tau kan ketosnya siapa.

  "Serius amat sih" tanya Hazel

  "Gimana nggak serius, lihat nih daftarnya nambah panjang per-hari dan selalu ada alasan baru dari mereka. Gue pusing ngelihatnya"

  "Pusing? Minum obat kalik, kalo pusing tapi lu ngomong ke gue mana bisa reda tuh sakit" ujar Hazel sembari melepas rasa rindunya dengan ponselnya.

  Arka yang mendengar hanya bisa mendengus sebal dan pergi menuju lemari yang ada di sudut ruangan.
Ia mengambil sebuah map warna merah dan menjatuhkannya tepat di atas meja atau lebih tepatnya di hadapan Hazel.

  Hazel yang bingung dengan keberadaan map itu langsung melemparkan tatapan penuh tanda tanya kepada Arka. Arka yang melihat Hazel bingung langsung menyuruhnya melihat sendiri, dengan mengerakkan dagunya.

  "Eh..eh ini kan daftar nama siswa yang sering bolos, terus ngapain lu ngasih ke gue?" tanya Hazel bingung

  "Gini zel kita bagi tugas ya" kata Arka sembari memasang tampang sok manis, ya meskipun saat ini Hazel merasa mual dengan kelakuan tuh ketos

  "Tunggu dulu deh, tugas?" tanya Hazel lagi, Arka yang mendengar hanya meng-anggukan kepalanya "oh.. Gue paham sekarang, jadi lu ngasih berkas ini ke gue biar gue ngurusin bocah-bocah yang bolos kan? Iya kan?"

  "Yups..lu pinter deh zel, kayak gue"

  "Ogah, gue nggak mau ngurusin ini, lu tau sendirikan siapa aja yang sering bolos?, dan semuanya pasti nggak mau nurut sama gue" rengek Hazel

  "Jadi lu nggak mau nih?" tanya Arka
   "Jelas lah" jawab Hazel mantap

  "Oh, yakin beneran nggak mau?, kalo lu nggak mau gue bakalan buat tulisan di mading depan kalo cewek ngebelin kayak lu nggak bisa move on dari sang mantan pacar" ujar Arka, atau lebih tepatnya mengancam

  Hazel yang mendengar perkataan Arka langsung melongo, bagaimana ia bisa tau tentang itu. Rahasia yang ia jaga rapat-rapat bahkan dari paa sahabatnya sendiri.

  "Kaget ya? Lu pasti lagi mikir kan gimana gue bisa tau, ya kan" goda Arka "Dasar Abg alay, foto bareng mantan lu simpen terus, gimana nggak ketauan" terusnya

  Hazel yang sadar kalau Arka pasti sudah mengotak-atik ponselnya itu mendengus sebal, "Iya deh iya, gue mau" jawab Hazel pasrah

"Nah gitu dong, good girl"

  "Tapi janji ya lu nggak bakal nyebarin rahasia gue, awas lu"

  "Iya, iya percaya aja sama si-ganteng Arka" kata Arka dengan pedenya

  "Ganteng-ganteng leher lu patah" ucap Hazel yang masih sebal, bukan hanya sebal tapi sangat-sangat-sangat sebal

  "Sinis amat neng, udah ah gue pengen go home. Lu jangan lupa ya pikirin gimana caranya ok" kata Arka sembari menyambar tas ranselnya dan berjalan keluar dari ruang Osis itu.

Harusnya gue hapus tuh foto dari dulu, sekarang malah jadi boomeranf buat gue sendiri kan. Persetan denga mantan, gumam Hazel sambil meng-gembungkan pipi cubby-nya itu.

 
V O T E  &  C O M M E N T
Typo bertebaran dimana-mana, maaf ya...

MAYBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang