Bugg...
Sebuah suara keras terdengar ditelinga Hazel, ia bingung bagaimana bisa sebuah tamparan tidak terasa perih? Apa dia pingsan sampai tak merasakan apapun?Hazel memberanikan diri membuka matanya perlahan. Saat matanya sudah terbuka sempurna ia dikejutkan dengan aksi bogem-membogem yang ada dihadapannya itu. Ya didepannya kini ada Rico yang sedang dibogem oleh entah siapa, wajahnya tak terlihat dari arah Hazel berdiri.
Hazel yang melihat kejadian itu tak ambil diam, ia menginjak cowok yang disebelah kiri dan satunya ia gigit dengan sangat keras dan sedikit mengeluarkan darah. Kedua cowok itu sontak melepaskan cekalan dan memegang bagian yang terasa karena ulah Hazel.
Saat Hazel berusaha melarikan diri dari sana tapi saat ia akan pergi ia menatap si-cowok-yang-membogem-Rico sedikit tersungkur ke tanah dan mengusap sudut bibirnya yang berdarah dengan kasarnya.
"Gavin?" kata Hazel dengan ekspresi terkejut, pasalnya ia melihat wajah Gavin disitu yang tersungkur. Ia langsung berlari kearah Gavin, dan berusaha membantunya berdiri.
"Lu nggak papa?" tanya Hazel "Ya ampun lu berdarah" teriaknya panik
"Gue nggak kenapa-napa" singkat Gavin "Awasss.." kata Gavin pada Hazel, ia sedikit mendorong Hazel ke arah belakang karna ia melihat Rico yang melayangkan tangannya kearah Hazel. Namun siapa sangka, apa yang dilakukan Gavin malah membuat Hazel terbentur ke-tembok sampai sedikit berdarah dan pingsan.
•••
Hazel membuka matanya perlahan, ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru.
UKS sekolah, itulah yang langsung terlintas dibenaknya. Ia melihat penjuru ruangan sekali lagi. Sepi... itulah yang ia lihat, tak ada seorangpun diruangan itu kecuali dirinya sendiri. Ia berusaha duduk bersandar, namun sebelum itu pintu Uks terbuka dari luar. Hazel menyipitkan matanya untuk meliah siapa yang masuk, dan ternyata itu adalah Gavin.
Kalau kalia tanya mengapa Hazel ada diruang Uks, kalian pasti tau jawabannya kan? Yups Gavinlah yang membopongnya kemari.
"Akhirnya lu udah sadar, gue kira lu mati" celetuk Gavin sembari mengambil kursi yang ada disisi ranjang
"Lu ngapain kesini?" tanya Hazel sembari melihat Gavin bingung
"Inget-inget lagi tadi lu kenapa?" jawabnya datar
Hazel melakukan apa yang disarankan Gavin, ia merenung sebentar dan seketika semua kejadian lewat diotaknya begitu saja. Ia mengingat semuannya yang terjadi hari ini, semuannya
"Lu yang bopong gue kesi-ni?" tanya Hazel sedikit tidak yakin
"Bukan, tadi ada spiderman lewat terus nolongin lu"
"Ha..ha...ha.. Nggak lucu lu"
"Ya habis pakek nanya, ya jelas guelah"
Hazel hanya ber-oh-ria mendengar penjelasan Gavin, ia melihat wajah Gavin yang babak belur. Mukanya penuh dengan warna biru keungu-unguan.
"Muka lu kok nggak lu obatin sih? Nanti infeksi loh?" tanya Hazel pada Gavin yang hanya dibalas gelengan oleh sang lawan bicara. Hazel berusaha turun dari ranjang dengan hati-hati, Gavin yang melihat Hazel sedang berusaha turun langsung mencekal lengan Hazel.
"Lu mau kemana huh? Lu mau pingsan lagi terus ngerepotin gue lagi huh?" tanya Gavin
"Gue mau ambil kotak obat buat luka lu" jelas Hazel
"Ngg-"
"Lu mau bilang nggak usahkan? Iyakan? Udah biar gue obatin aja, nanti infeksi baru tau rasa lu"
"Bawel.. Lu duduk aja, biar gue yang ambilin kotak obatnya" kata Gavin sembari berjalan kearah meja untuk mengambil kota P3K dan memberikannya pada Hazel.
Hazel langsung mengambil kotak yang disodorkan Gavin "Duduk" perintahnya
Gavin hanya menuruti apa yang diperintahkan Hazel, jujur saja ia tak keberatan sama sekali dengan apa yang dilakuakan Hazel dengan luka-luka yang berada dimuka tampannya itu. Hazel mengobatinya dengan penuh hati-hati, seperti ia sedang menyentuh sesuatu guci berharga yang akan pecah kalau ia sedikit saja melakukan kesalahan.
Gavin memperhatikan Hazel dalam diam, wajahnya dan Hazel hanya berjarak beberapa senti saja. Mereka benar-benar dekat, sangat amat dekat..
"Lu nggapain ngeliatin gue gitu huh?" tanya Hazel yang sebenarnya sadar kalau Gavin memperhatikannya sedari tadi
"Lu cantik"
"Huh?" tanya Hazel bingung, bayangkan saja dia tanya apa? Malah dijawab apa?
"Aww... Sakit tau" teriak Gavin, sebenarnya ia tidak merasakan sakit sedikitpun, namun ia sedang mengalihkan pikiran Hazel agar tak berpikiran yang aneh-aneh gara-gara mulutnya yang keceplosan.
"Cemen amat lu jadi cowok" ujar Hazel sembari sedikit menekan kapas kearah wajah Gavin yang lebam
"Pelan-pelan woy, jangan sampek muka gue yang ganteng melebihi artis korea rusak ya. Nanti ciwi-ciwi pada bingung lagi mau ngefans siapa" kata Gavin sombong
"Sombong lu" kata Hazel sambil menoyor kepala Gavin
"Sakit neng, ih"
"Maap maap"
"Zel si-Rico itu ngapain sih sebenernya?" tanya Gavin
B E R S A M B U N G
*Kurang greget ya? Maaf deh
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE
Teen FictionSMA.. Sebuah masa dimana akan ada sebuah persahabatan dan cinta yang akan tumbuh Sebuah masa yang akan dikenang seumur hidup, dan itu mungkin juga akan dilakukan oleh mereka.Ya mereka.. Dari sahabat kemudian cinta Dari cinta kemudian benci Dari ben...