Chapter 8 | Maybe

28 5 0
                                    

  "Jadi ini yang kalian liatin dari tadi?"

  Para penggurus Osis yang ada disana bungkam, ia tak mungkin mengelak pertanyaan si wakil ketua Osis kan?

  Hazel menaikkan sebelah alisnya, ia menunggu jawaban dari mereka. Namun bukannya menjawab mereka malah diam seribu bahasa. Hazel memang begini, ia akan berubah yang awalnya baik, ramah, humoris menjadi sosok yang tegas namun tatapannya menandakan ingin membunuh mereka yang melakukan kesalahan. Seluruh murid di SMA Merdeka juga tau itu, si wakil itu akan menjadi amat sangat tegas kalau berhubungan dengan kedisiplinan sekolah apalagi saat ia harus berperan sebagai penggurus Osis bukan murid biasa ia akan benar-benar tegas.

  "Bubar sekarang, atau kalian yang bakalan gantiin Gavin" perintah Hazel yang langsung dilaksanakan oleh teman-temannya itu

  "Ngapain berhenti? Lanjutin atau gue tambah hukuman kalian mau?" tanya Hazel kepada siswa yang sedang berhenti push up

  "Lu tuh bawel banget sih?, emang lu siapa nyuruh-nyuruh gue huh?" tanya Gavin yang baru buka suara

  "Ini peraturan jadi turutin aja" jawab Hazel ketus sembari berlalu pergi dari siswa yang sedang push up

  Hazel berkeliling lapangan basket dengan mata yang tak henti-hentinya menatap seluruh siswa dilapangan itu dengan tatapan mengintimidasi, ia tak ingin kalau kegiatan hukum-menghukum ini malah dijadikan iven pacaran ataupun cari gebetan.

  Bukan tanpa sebab ia berfikir begitu, ia sadar kalau yang dihukum kali ini sebagian besar badboy yang dari jaman kejaman selalu jadi idaman para ciwi-ciwi. Badboy yang bagi sebagian cewek itu adalah sebuah keajaiban dunia yang harus mereka puja dan miliki, karna apa? Karna menurut mereka badboy itu pasti cogan dan tentunya keren. Tapi berbeda dengan Hazel, ia malah tak tau dimana keistimewaan badboy. Mereka hanya cowok yang buang-buang waktu mereka buat bolos kelas dan berantem, dan dia sangat anti sama namannya badboy. Sangat amat anti..

  Saat tengah fokus melihat sekeliling, pandangannya terhenti saat melihat Arka yang duduk dipinggir lapangan sembari meneguk air mineral yang ada digenggamannya tadi. Geram ya geram itulah yang dirasakan Hazel, ia sudah berkeliling lapangan, kepanasan keringetan dan apa yang dilakukan Arka? Ngaso? Si kutu kupret itu ngaso.

  Tanpa pikir panjang Hazel langsung melangkahkan kaki kearah Arka, tak butuh waktu lama kini ia berada dibelakang Arka. Ia memang sengaja memutar jalan supaya bisa berada di belakang Arka.

  "Woyyy!!!" teriak Hazel sambil menepuk bahu Arka kencang, Arka yang sedang minum sontak kaget dan air yang ia pegang terjatuh ke seragam putihnya itu.

  "Lu ngapain sih zel? Huh!! Baju gue jadi basah tau" omel Arka kesal

  "Lu nggapain disini?" tanya Hazel tanpa menghiraukan amukan Arka

  "Nafas"

  "Oh lo ternyata nafas? Gue kira lu kagak nafas, lu kan bukan manusia ya kan? Lu kan jin atau sejenisnya"

  "Zelll!!! Lu ngapain sih ganggu gue huh!!, trus lu ngapain juga kesini? Bukannya ngawasin anak-anak, malah ngerjain gue" ujar Arka sembari membersihkan bajunya yang basah

  "Ngaca woy, lu tuh yang ngapain? Malah ngaso disini" ujar Hazel jengkel

  "Gue ngawasin lewat sini, lu gimana sih nggak liat apa?"

  "Serah lu deh" kata Hazel pasrah "Eh tuh bu Endah bukan ya?" tanya Hazel mengalihkan topik

  "Mana mana?" tanya Arka celingukan

  "Itu loh, masa lu nggak liat sih ka? Eh eh dia kok jalan kesini ya?" tanya Hazel lagi

  Tak ada respon dari si lawan bicara, Hazel yanv merasakan itu langsung membalikkan badannya dan tak menemukan si lawan bicaranya sejak tadi. Ya dia menghilang bagaikan tuyul yang ketauan nyolong duit. Hazel tak terlalu memikirkan kemana Arka pergi. paling juga ke toilet, batin Hazel.

  Hazel berniat kembali ke tengah lapangan untuk melihat sikon, namun saat ingin melangkahkan kaki, "Nak nak" panggil bu Endah, ya yang memanggilnya adalah bu Endah. Tunggu kenapa bu Endah memanggilnya? Apa ia melakukan kesalahan? Ah rasanya tidak ada, lalu kenapa?. Ah tapi yang sudahlah dari pada berpikir panjang ia harus segera menghampiri guru itu.

  "Iya bu ada apa?" tanya Hazel saat berada di hadapan bu Endah

  "Kamu lihat Arka atau tidak?" tanya bu Endah, tunggu Arka? bu Endah mencari Arka? Ah Hazel tau sekarang apa yang akan dilakukan oleh bu Endah. Aha.. Hazel mempunyai ide bagus

  "Saya tadi melihatnya bu, tapi- eh bu itu Arka" tunjuknya Hazel saat melihat Arka berjalan dengan sangat amat pelan meninggalkan lapangan

  "Arka lu dipanggil bu Endah loh" teriak Hazel yang sontak menghentikan langkah Arka, ia hanya bisa sumpah serapah itupun dalam hati. Arka berjalan perlahan menuju Hazel dan bu Endah dengan wajah pasrah, dan ekspresi wajah itu sangat lucu dimata Hazel. Ya sangat

  "Iya bu ada apa ya?" tanya Arka kepada bu Endah

B E R S A M B U N G

* Thanks udah baca, kalau suka vote ya

MAYBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang