Bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu dan semua murid sekarang semua murid sudah berhambur keluar dari kelas mereka masing-masing. Kelima sekawan itu Hazel-Dira-Ata-Colin-Aletha berjalan bebarengan menuju kantin sekolah, sesekali mereka melontarkan kata-kata lucu yang membuat mereka tertawa. Tak lupa mereka juga membalas sapaan dari beberapa siswa yang menyapa mereka, mulai dari kakak kelas sampai adik kelas.
Mereka memang cukup terkenal di sekolahnya, jadi jangan heran kalau hampir satu sekolah kenal dengan mereka. Ya hampir
"Eh zel, lu udah selesai ngerjain tugas Bu Elma?" tanya Aletha sembari menyendokkan soto yang ia pesan tadi
"Udah lah"
"Wih...rajin amat lu zel" puji Colin sambil bertepuk tangan
"Ternyata lu disini" kata seseorang yang baru saja datang
Mereka berlima yang kaget langsung mendong-gakkan kepalanya dan melihat Arka yang berdiri disamping meja mereka dengan melipat tangannya didada. Hazel yang melihatnya hanya memutar bola matanya dan mengabaikan Arka.
"Woy!! Lu tuli ya zel?" tanya Arka kesal
"Apaan sih ka, ganggu aja orang lagi makan" kata Ata sambil melototin Arka
"Biarin, lagian gue nggak ganggu lu. Gue lagi ngomong sama Hazel weekk" balasnya sambil menjulurkan lidah
"Tapi kita ngerasa keganggu" kata Ata lagi
"Salah lu keganggu" balas Arka dan bla bla bla, Arka dan Ata terliat pertempuran sengit antar mulut, Hazel dan tsahabatnya yang lain hanya bisa mendengar dan sesekali tertawa melihat kelakuan mereka berdua. Arka dan Ata memang tak pernah bisa akur, ya meskipun kadang bisa. Ingat hanya kadang..
"Udah selesai acara adu mulutnya?" tanya Colin polos
"Udah" jawab Arka dan Ata serempak
"Lagian lu kenapa sih kesini? Kayak nggak ada kerjaan aja" tanya Colin lagi
"Gue kesini malah ada kerjaan buat Hazel" ujar Arka sembari melirik Hazel yang terus menyuapkan bakso lengendari Bu Titik ke mulutnya
"Kerjaan apa?" tanya Hazel yang baru angkat bicara dari tadi
"Urusan yang kemaren"
"Ogah ah, lu nggak liat gue lagi makan?" tanya Hazel sinis
"Oh jadi nggak mau?"
"Nggak"
"Oh yaudah, guys tau nggak kalo disinituh ada yang 'Gagal Move On' lo" kata Arka dengan menekankan kata 'Gagal move on' dan melirik Hazel lagi, teman-taman Hazel langsung menatap Arka dengan raut wajah penasaran dan seperti berkata siapa siapa?
"Yang Gagal move on itu ha-" belum sempat ia selesai bicara mulutnya langsung didekap oleh tangan Hazel, mereka yang ada dimeja itu langsung melihat Hazel dengan tatapan bingung.
"Katanya ada kerjaan ayo" ujar Hazel dengan tangan yang masih mendekap mulut Arka "Guys..gue pergi dulu ya" kata Hazel sembari melangkah pergi dengan sedikit menyeret Arka agar rahasianya tidak terbongkar
Dengan raut kesal Hazel masuk keruang Osis di ekori Arka, Hazel masih kesal dengan kejadian yang tadi. Tentu saja, rahasianya hampir terbongkar karna mulut lemes si ketos Arka. Dan Arka malah memasang tampang tidak berdosa sama sekali. Huh dasar..
"Ok guys kita mulai rapat dadakan kali ini dengan berdoa bersama" kata Arka sambil berdoa, Hazel tak tau kalo hari ini akan ada rapat dadakan, jadi ia mengikuti saja acaranya.
•••
Rapat dadakan sudah selesai sepuluh menit yang lalu, dan sekarang ruang Osis sudah tak seramai yang tadi karna banyak yang sudah kembali kekelas masing-masing. Sebenarnya para penggurus Osis sudah mendapatkan dispensasi supaya mereka tidak ikut pelajaran, tapi ya namanya anak Osis pada rajin-rajin jadi mereka memilih kembali kekelas. Kecuali Hazel, ya meskipun ia ingin kembali ke kelasnya, namun apa boleh buat ia ada tugas untuk meminta tanda tangan dari pembina Osis, seharusnya ini tugas Arka tapi karna si kampret ada ulangan jadi Hazel yang disuruh meminta tanda tangan.
•••
"Baiklah pak, terimakasih sekali lagi. Saya permisi" kata Hazel sambil meng-anggukkan kepalanya sopan dan berlalu pergi dari ruang guru
Hazel mengambil napas panjang ini sungguh melelahkan, gumamnya. Hazel berjalan melalui lorong panjang dilantai 3 gedung H, gedung tertinggi di SMA Merdeka. Disini hanya ada beberapa kelas, laboratorium, dan ruang guru jadi jangan heran lorong itu terlihat sepi.
Tak beberapa lama ia berjalan, Hazel mendengar seseorang bernyanyi pelan. Namun saat ia mendengarkan dengan sungguh-sungguh ia tidak mendengar suara itu lagi. Bulu kudung Hazel seketika berdiri, namun ia tetap berjalan santai dan mengabaikan suara yang tadi ia dengar. Mungkin cuma perasan gue aja, batin Hazel.
Setelah beberapa langkah, ia kembali mendengar suara yang sama, namun kali ini lebih jelas. Hazel kembali mendengarkan dengan cara seksama, dan untuk kali ini suara itu tidak menghilang. Hazel sebenarnya takut, apalagi dengan hal-hal yang begituan. Tapi ia tetap kepo dengan suara itu, jadi ia berjalan menyusuri lorong itu dan mencari tahu asal suara itu.
Tak beberapa lama ia sudah berdiri di balkon yang ada di sekolah itu, sebenarnya ia tak tau kalau sekolah nya itu memiliki balkon, padahal ia pikir ia tau seluk-beluk sekolah ini. Tapi ia salah.
Ia sekarang menemukan asal suara tadi, ia berjalan perlahan menuju siswa yang duduk membelakangi Hazel. Hazel reflek dan menepuk bahu siswa itu dan siswa itu pun menoleh
"Lu?"
V O T E & C O M M E N T
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE
Teen FictionSMA.. Sebuah masa dimana akan ada sebuah persahabatan dan cinta yang akan tumbuh Sebuah masa yang akan dikenang seumur hidup, dan itu mungkin juga akan dilakukan oleh mereka.Ya mereka.. Dari sahabat kemudian cinta Dari cinta kemudian benci Dari ben...