"Zel si-Rico itu ngapain sih sebenernya?" tanya Gavin
Hazel langsung menceritakan apa yang sebenarnya terjadi mulai awal ia pulang sekolah sampai adegan pingsan-nya itu. Gavin yang mendengarnya hanya diam dan sesekali ber-oh-ria mendengarkan penjelasan dari Hazel.
Setelah kurang lebih setengah jam acara Hazel si-pecerita dan Gavin si-pendengar menyelesaikan cerita itu, mereka langsung bergegas pulang apalagi jam dinding menunjukan jam 17.25. Ini sudah bisa dibilang malam apalagi kalau dipikir-pikir mereka sekarang masih dikawasan sekolah.
"Lu mau kemana?"
"Mau ke pesta dansa, ya pulang lah. Gitu aja pake nanya" ujar Hazel
"Naik?" tanya Gavin sembari menaikkan sebelah alisnya
"Emm.. Taxi atau angkot mungkin" singkat Hazel
"Taxi atau angkot? Emang ada yang lewat depan sekolah jam segini?" tanya Gavin
"Ehh..iya ya" kata Hazel "Tapi pasti ada, nggak mungkin kan kota ini sepi. Yaudah bye.." ujar Hazel sembari melambaikan tangan dan berjalan menuju gerbang utama sekolah. Ia sedikit ragu untuk menunggu taxi ataupun angkot, apalagi hari sudah larut. Tapi apa boleh buat, ia tak mungkin lewat gang belakang sekolah, ia masih merasa takut karna kejadian tadi.
Semoga ada taxi atau angkot nyasar lewat sini, kalo kagak ya kali gue harus nginep disekolah, gumam Hazel setelah sampai didepan gerbang sekolah.
Ia terus melihat kearah jalan raya, berharap ada taxi atau kendaraan umum apapun lewat didepannya namun nyatanya nihil. Tak ada kendaraan selain mobil dan motor di jalan raya itu.
Setengah jam
Ia sudah berdiri kira-kira setengah jam dan ini sangat melelahkan, tak ada kendaraan umum yang melewati jalan raya itu. Ia memandang langit sekitar dan keadaan disana sudah menjelang malam. Hazel memutuskan berjalan kearah utara, ia ingat disekitar sana ada halte. Mungkin hanya berjarak 100 meter dari tempatnya berdiri.
Masyaallah kapan sampenya sih? Seinget gue haltenya nggak jauh-jauh aman dah. Tapi kok kagak nyampek-nyampek ya? Batin Hazel
Tinn..tinn..
Suara klankson memecahkan lamunan Hazel dan reflek ia mengalihkan pandangannya menuju suatu yang membunyikan klakson tadi."Udah nemu taxi yang nyasar lewat sini kagak?"
Hazel menyipitkan mata agar melihat lebih jelas sosok yang berbicara kepadanya.
"Ini gue Gavin" kata Gavin yang seolah mengerti arti tatapan Hazel
"Ohh elu.. Eh belum nemu, lu ngapain kesini?" tanya Hazel
"Ngapain? Lu tanya gue ngapain?" tanya Gavin balik dan hanya dibalas anggukan polos oleh Hazel
"Lewat aja, emang nggak boleh? Lagian inikan jalan umum, bukan jalan nenek moyang lu" jelas Gavin
"Yeee.. Nggak usah bawa-bawa nenek moyang lagi, disamperin nenek gue baru tau rasa lu" ujar Hazel dengan nada sewot
"Iya..iya, eh lu nggak mau nebeng gue?" tanya Gavin
"Nggak usah, gue nggak mau ngerepotin" kata Hazel
"Nggak repot sama sekali kok, ayo naik"
"Nggak usah"
"Jadi lu nggak mau nebeng gue nih?" tanya Gavin sekali lagi
"Nggak"
"Seriusan?"
"Iya"
"Yaudah kalau gitu, gue pergi dulu ya" pamit Gavin "Oh ya ati-ati ya zel, setau gue dua minggu lalu ada yang mati di sini ga-"
"Lu mau nakut-nakutin gue gitu?" tanya Hazel sembari melemparkan tatapan tajam
"Ng- nggak, gue mau bilang aja, nanti kalo ada arwah gentayangan nyapa lu bilangin ke dia. Gavin si-cogan titip salam ok" kata Gavin sembari memakai helm hitamnya dan bersiap-siap meng-gas motor gedenya itu.
Hazel sedikit panik, ia sangat amat takut dan anti sama yang namanya setan dkk. Dan sekarang karna ucapan Gavin tadi ia merasa takut, benar-benar takut. Ia melihat apa yang dilakukan Gavin sekarang, dia sedang bersiap untuk pergi meninggalkannya.
"Tunggu" teriak Hazel kencang, padahal Gavin masih ada dihadapannya namun ia berteriak bagaikan Gavin sudah hilang dibawa angin "Gue nebeng deh" cicit Hazel
"Apa?" tanya Gavin sembari melepas helmnya dan memasang muka pura-pura tak dengar, padahal ia tau betul apa yang dikatakan Hazel tadi.
"Gue nebeng lu" ulang Hazel tapi sekarang lebih keras
"Tadi katanya nggak mau" kata Gavin dengan memainkan alisnya
"Ya-ya eh.. Gue kasian aja ama elu, masa lu nawarin nggak gue gubris" ujar Hazel bohong
"Heh? Alasan lu kagak berbobot amat neng, yaudah ayo naik" Gavin menyodorkan helm yang biasa ia bawa dibagian belakang motornya, ia memang selalu membawa helm cadangan untuk keadaan tertentu dan keadaan itupun sekarang terjadi.
Hazel menerima helm yang diberikan oleh Gavin dan memakaikannya dikepalanya. Ia bersiap naik ke motor besar milik Gavin.
"Lu mau ngapain?" tanya Gavin pada Hazel
"Naik" singkat Hazel
"Siapa yang nyuruh lu naik? Turun" suruh Gavin
"Lah? Kenapa emang?" tanya Hazel namun ia menuruti apa yang disuruh Gavin itu.
Gavin tak bergeming, ia hanya melepas jaket yang melekat pas didirinya itu. Hazel yang melihatnya heran dengan apa yang dilalukan Gavin itu. Setelah jaketnya lepas dengan sempurna ia turun dari motornya dan berdiri dihadapan Hazel, ia sedikit mencondongkan badannya kedepan dan membuka kedua tangannya kearah Hazel.
Plakk..
B E R S A M B U N G
*Vote ya, makasih udah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE
Teen FictionSMA.. Sebuah masa dimana akan ada sebuah persahabatan dan cinta yang akan tumbuh Sebuah masa yang akan dikenang seumur hidup, dan itu mungkin juga akan dilakukan oleh mereka.Ya mereka.. Dari sahabat kemudian cinta Dari cinta kemudian benci Dari ben...