bagian 6

21.2K 1.1K 16
                                    

"Beneran nggak mau pulang bareng aku, El?" Tanya Sandra saat dia sedang bersiap-siap pulang ke Jepara.

"Nggak San. Aku pengen di kost saja. Bunda juga ngelarang aku pulang dulu biar nggak capek." jawab Eliana dengan wajah murung karena sebenarnya dia ingin sekali pulang. Tapi banyak sekali tugas yang harus diselesaikanya untuk senin besok. Menjadi asisten untuk Dewa juga bukan sesuatu yang menyenangkan seperti yang dipikirkannya beberapa minggu yang lalu. Dia harus membantu Dewa setiap ada kuliah di fakultas ekonomi. Mulai dari membantu mengkoreksi tugas sampai merekap nilai. Padahal kelas Dewa setiap minggunya ada 5 kali di FE dan itu membuat Eliana harus menyerahkan waktu santainya untuk mengerjakan semua itu. Yang membuat Eliana semakin tak ikhlas adalah Dewa tak pernah bertemu dengannya kecuali saat mengajar kelas Eliana karena Dewa selalu menitipkan semua tugas dan rekap nilai ke TU FE. Dan sebaliknya Eliana juga harus menyerahkan kembali ke TU FE bukan ke Dewa langsung.

"Yang sabar ya El jadi asistenya Pak Dewa." hibur Sandra sambil tersenyum menggoda.

"Iya San. Aku akan semangat. Eh minggu depan kan ada pendaftaran UKM sama BEM kamu mau ikutan nggak San?"

"Males ah El, paling juga ketemu lagi sama kakak-kakak yang ngehukum kita pas ospek kemarin. Lagian sekarang aku nggak bisa sama kamu kaya di OSIS dulu." Sandra memasukkan beberapa barang ke dalam tas ranselnya.

"Iya sih San. Tapi aku pengen ikutan. Di fakultas aja biar nggak ketemu sama Kak Revan."

"Mang Kak Revan kenapa lagi. Kamu balikan lagi aja sama Kak revan, El." canda Sandra.

"Enak aja kayak nggak ada cowok lain ja. Lagian kayaknya Kak Revan udah punya gebetan kok San." Jawab Eliana asal.

"Ceritanya lagi cemburu nih." Sandra terus menggoda Eliana. Dia suka melihat Eliana berubah-ubah suasana hatinya dalam waktu singkat.

"Nggak ya, hatiku cuma buat Pak Dewa seorang." Ujar Eliana yakin.

"Namanya itu ngarep, padahal Pak Dewa sendiri malah ngerjain kamu habis-habisan. Tuh liat," Sandra menunjuk tumpukan jawaban kuis yang harus Eliana koreksi dan besok senin nilainya harus sudah diantarkan ke TU FE.

"Sekarang boleh gini San, tapi besok siapa yang tahu." Eliana menantang Sandra sambil tersenyum lebar. "Bisa aja besok kamu yang bakal jadi pacarnya Mas Dion, hahaha..."

"Nggak bakalan ya sama cowok nyebelin itu yang sukanya mencari kesempatan dalam kesempitan." Sandra menjadi sengit setelah mendengar nama Dion disebutkan Eliana.

"Tapi Mas Dion itu cakep lho San kalo dandannya nggak acak-acakan gitu, suaranya juga bagus pas pensi kemarin." Eliana mencoba memuji Dion untuk membuat Sandra semakin kesal.

"Kalo gitu buat kamu aja, aku ikhlas kok El. Bener-bener ikhlas, hahaha." Sandra melenggang pergi mneinggalkan Eliana di kamarnya.

"Udah ah, kamu cepetan pulang aja tar kemaleman lho." Eliana terus mengekori Sandra.

"Kamu ngusir aku, El?"

"Aku juga mau jalan-jalan ke Java Mall." Jawab Eliana dengan santai.

"Malam minggu gini mau ke java Mall?!" tanya Sandra sambil menahan tawanya. "Jomblo lagi, nanti apa kata orang El?hahaha...." Tawa Sandra langsung pecah.

"Sesama jomblo nggak boleh saling menertawakan San, nasib kita kan sama." Eliana menjawab dengan ketus.

"Tapi paling nggak aku nggak jalan-jalan sendirian di Mall tapi mau pulang ke mamaku. Aku pulang dulu ya El, kamu hati-hati di kost sendiri. Kalo malam minggu biasanya ada hantunya." Sandra berlari menuju mobilnya.

Will you marry me, Mas? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang