bagian 12

17.4K 810 4
                                    

Selama berminggu-minggu kemudian Dewa masih tetap murung. Eliana bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Dewa. Mereka juga jarang bertemu karena Eliana semakin sibuk kuliah dan organisasi, Dewa juga lebih banyak menghabiskan waktunya digedung kemahasiswaan. Mungkin hanya seminggu sekali mereka dapat bertemu, dan terkadang Dewa menjadi murung. Walaupun Dewa berusaha untuk terus tersenyum di depan Eliana. Namun Eliana sadar bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Dewa setelah menjemputnya dari Jepara. Eliana tak berani bertanya langsung kepada Bundanya atau Dewa jadi sebisa mungkin Eliana menghibur Dewa saat Dewa bersamanya. Karena Eliana juga tak ingin Bundanya tahu tentang hubungannya dengan Dewa selain hubungan sepupu.

"Mas, aku pamit ya. Mau ada rapat di BEM FE."

"Hati-hati ya El, maaf nggak bisa nganter kamu pulang." kata Dewa mencoba untuk tersenyum.

"Nggak papa mas, Mas Dewa jangan lupa makan, besok kalo ada waktu luang aku bantuin lagi buat nylesein laporanya. Jangan kecapekan ya, Mas."

"Iya adikku yang cerewet." Dewa tersenyum tulus, Eliana juga tersenyum karena sudah bisa membuat Dewa tersenyum lagi walau hanya sebentar.

"Makanya Mas dewa nggak boleh jadi pendiem dong, aku kan cerewet banget."

"Udah sana pulang, nanti telat rapatnya." Dewa mengantarkan Eliana sampai depan rumah. Motor Eliana meninggalkan rumah Dewa perlahan.

Tetapi akhir-akhir ini Dewa sudah mau tersenyum tulus dengannya setelah banyak usaha yang dilakukan Eliana selama 2 bulan ini. Dewa juga menjadi lebih ceria dari sebelumnya dan lebih sering memperhatikan Eliana daripada sebelumnya. Namun intensitas ketemuanya tetap jarang dan semakin jarang lagi karena Dewa sedang ada proyek penelitian bersama beberapa rekan dosen di fakultas Teknik dan Eliana sedang sibuk dengan kegiatan BEM FE dan kuliah yang semakin padat.

"Nonton Film apa El?" tanya Dewa saat mereka sedang berada di bioskop.

"Terserah Mas Dewa, soalnya aku suka semuanya. Pengennya sich nonton semua, hehe..."

"Aku beli tiketnya, kamu beli camilan. Nanti di tunggu di depan pintu masuk saja...."

"Siap Mas!"

Hari minggu ini akhirnya mereka bisa pergi berdua setelah beberapa bulan ini hanya bertemu saat Dewa membutuhkan bantuan Eliana. Eliana sangat bahagia saat Dewa semalam menelopon dan mengajaknya untuk nonton siang ini. Dan sekarang mereka ada di bioskop.

Selama 2 jam mereka berada di bioskop dan menghabiskan waktu bersama. Dewa selalu mengenggam tangan Eliana. Film yang dipilih Dewa memang sungguh pas. Mereka tertawa bersama karena Dewa memilih film komedi. Dewa dan Eliana melupakan hubungan aneh yang terjadi pada mereka.

"Udah lapar belum El?" tanya Dewa saat mereka sudah selesai nonton film.

"Udah Mas, Mas Dewa hari ini mau taraktir aku apa?"

"Aku tahu sesuatu yang pasti kamu sukai. Ayo!" Dewa langung menarik tangan Eliana. Dan mereka bergandengan selama jalan-jalan hari ini. Eliana bahagia karena Dewa sudah kembali sebagai Dewa yang dulu, yang tidak murung lagi dan sudah mulai banyak tersenyum dan tertawa.

"Kalo Mas Dewa pergi sama aku apa nggak takut nanti ketahuan sama fans-fansnya?" goda Eliana saat mereka sedang makan siang bersama.

"Lagian aku kan pergi sama sepupuku sendiri terus mereka mau bilang apa kalo gitu." jawab Dewa sambil tersenyum menggoda Eliana.

"Ya ya aku kan memang sepupunya Mas Dewa nggak pernah berubah dari dulu." kata Eliana agak sewot dan langsung cemberut.

"Kayaknya dulu ada yang janji nggak bakal marah sama aku, apa udah lupa sama janjinya?" ujar Dewa seperti pada dirinya sendiri untuk menggoda Eliana.

Will you marry me, Mas? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang