bagian 13

17.4K 841 6
                                    

Akhirnya Dewa menemukan Eliana yang sedang duduk di halte Bus luar kampus bersama dengan Revan. Seketika itu Dewa langsung merasa tak rela. Dewa segara turun dari mobil sambil membawakan jaket Eliana. Karena Dewa tahu Eliana sedang basah kuyup dan kedinginan.

"Ayo El aku anterin pulang." Eliana kaget karena Dewa sudah ada di depannya sekarang. Dan langsung memakaikan jaket Eliana tanpa menanyakan persetujuan Eliana. Dalam hatinya Eliana senang mendapatkan perhatian dari Dewa seperti ini.

"Aku bisa pulang sendiri, Mas." ujar Eliana dingin, Revan kaget dengan nada bicara Eliana. Karena Eliana biasanya ceria saat bersamanya. Dia nggak pernah tau sisi lain dari diri Eliana. Dewa langsung narik tangan Eliana. Eliana mau saja tanpa berusaha melepaskan tangan Dewa yang menggandengnya.

"Maaf pak, biar saya saja yang mengantarkan Eliana."

"Makasih Revan, saya bisa melakukannya sendiri. Ini adalah tanggung jawab saya." kata Dewa tegas. Revan langsung terdiam. Revan juga tak rela Eliana bersama Dewa. Eliana mengangguk dan tersenyum simpul untuk tanda Eliana pamit dengan Revan.

"Kamu boleh El pergi dengan siapapun tapi jangan dengan Revan."

"Kenapa aku nggak boleh Mas? Mas Dewa aja besok sabtu akan bertunangan." Eliana kembali menangis. Dewa mengemudikan mobilnya menuju rumah. Dia sudah minta ijin pulang cepet jadi tak perlu kembali lagi ke kampus.

"Kamu ingin aku bertunangan, El?"

"Eliana nggak pernah rela Mas, Mas Dewa harusnya sama Eliana." Dewa tersenyum mendengar kata-kata Eliana. "Bukankah Mas Dewa tahu bahwa impianku adalah menjadi pengantinnya Mas Dewa?"

"Tenang aja El, itu nggak akan terjadi kalo kamu mau sama aku. Mulai sekarang kamu adalah pacar aku, jangan pernah pergi bersama Revan lagi."

"Kok maksa banget sich Mas, nggak romantis lagi." Eliana sudah kembali tersenyum, Eliana tak bisa lama-lama marah dengan Dewa "Terus pertunangan Mas Dewa gimana? Kasian Bu Indri kan Mas kalo dibatalin."

"Ya udah aku tunangan aja kalo gitu, tapi kamu harus tetep jadi pacarnya Mas Dewa."

"Kalo gitu enak di Mas dewa, nggak enak di aku."

"Dengerin ya, kamu salah paham sama Mas Dewa, El. Aku baru tahu pertunangan besok sabtu itu ya dari kamu barusan. Beberapa bulan yang lalu memang ada perjodohan antara aku dan Indri tapi akus udah menolaknya beberapa bulan yang lalu saat aku pulang solo. Aku kira semuanya udah selesai, El."

"Apakah mungkin aku sama mas Dewa?"

"Kamu ngomong apa El, kalo kita memang berjodoh hal itu mungkin saja. Kita jalani saja sekarang. Telpon Mbak Novi, bilang kalo kamu ikut ke Solo tapi bareng sama aku."

"Siap Boss!" ucap Eliana dengan senyum lebar "Kenapa Mas Dewa putus sama Bu Indri?"

"Dia ninggalin aku El, karena laki-laki lain saat aku kuliah di luar negeri."

"Kenapa Mas Dewa nggak balikan sama Bu Indri lagi?"

"Kenapa kamu harus menanyakan pertanyaan yang bisa kamu jawab sendiri El?"

"Maksud Mas Dewa?"

"Aku sayang sama kamu El, nggak tahu sejak kapan. Karena itu aku nggak mau kamu pergi ninggalin aku. Apapun yang terjadi aku akan berusaha agar hubungan kita menjadi mungkin. Aku mau nunggu kamu sampai kamu siap, El."

"Makasih Ya Mas, aku juga sayang sama Mas Dewa."

************* Eliana & Dewa*************

Hari sabtu Dewa meminta ijin dari kampus. Dia ingin berangkat pagi ke Solo bersama Eliana. Bu Novi sama sekali tak curiga saat Eliana mengabarkan akan ke Solo bareng Dewa. Bu Novi berfikir Eliana sudah melupakan Dewa sejak pacaran dengan Revan. Dan hanya Dewa yang memiliki perasaan pada Eliana.

Will you marry me, Mas? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang