2 : Pertemuan

1.1K 213 22
                                    

Waktu menunjukkan pukul lima sore ketika Wonwoo menginjakkan kaki di depan gerbang sekolah. Lelaki bertubuh kurus itu mencebikkan bibirnya sebal setelah menerima pesan permintaan maaf dari ibunya beberapa waktu lalu. Ia harus berjalan pulang sendiri kali ini.

Musim gugur masih belum berakhir. Jalanan yang Wonwoo cukup ramai sore ini. Ditemani guguran daun maple yang terhembus angin, Wonwoo bersenandung pelan melewati jalanan itu. Kepalanya selalu tertunduk untuk memperhatikan langkah kecilnya. Terkadang ia tersenyum tipis untuk membalas salam dari nenek-nenek yang dilewatinya.

"Hah, sampai kapan aku harus sendiri?," gumam Wonwoo tidak terlalu jelas. Lelaki itu bertanya pada dirinya sendiri. Mengingat selama tujuhbelas tahun hidup, ia tidak memiliki teman satupun.

Kala itu Wonwoo terlalu asik memperhatikan langkah kakinya sampai-sampai ia tak menyadari bahwa kini ia sedang berdiri di tengah-tengah persimpangan yang cukup ramai. Terdengar suara klakson keluar dari beberapa mobil yang berlalu lalang. Lelaki itu seolah mendapatkan kesadarannya kembali. Namun entah mengapa kakinya begitu berat untuk sekedar digerakkan. Tangannya dingin. Pikirannya kacau, dan keringat dingin terasa membasahi dahi. Laki-laki itu ketakutan.

"Ya! Minggirlah dasar orang gila!"

"Apa kau sudah tidak waras?!"




Teriakan-teriakan itu berasal dari pengemudi-pengemudi mobil yang lewat di sana. Wonwoo masih bisa mendengarnya walaupun samar. Tapi ia tau ia tengah dicemooh lagi. Hatinya sesak. Air matanya turun begitu saja. Tubuhnya membeku sampai ia merasakan genggaman hangat pada pergelangannya. Wonwoo mengedarkan pandangannya dan mendapati bahwa dirinya sudah tak ada di sana —di tengah persimpangan.






"Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat begitu ketakutan tadi, dan juga tanganmu yang sedingin es membuatku takut."

Saat itulah Wonwoo menyadari bahwa tak semua orang di dunia ini —kecuali kedua orangtuanya— adalah jahat. Lelaki tinggi dengan kulit kecoklatan ini contohnya.






"Terimakasih —err—,"

"Mingyu, namaku Kim Mingyu."

"—Kim Mingyu-sshi."















TBC.

[✔] One Week Friend ☆ MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang