Setelah kejadian yang menguras emosi tadi pagi, Wonwoo tidak berbicara dengan Mingyu saat berangkat sekolah. Lelaki tinggi itu juga hanya diam. Sesekali melirik Wonwoo di sebelahnya kemudian kembali tertunduk.
Beberapa saat yang lalu bel istirahat kedua telah berbunyi. Kini Wonwoo tengah berjalan sendirian melewati koridor ramai tanpa ada Mingyu di sisinya —lelaki itu tidak menunggu Wonwoo di depan kelas seperti biasanya. Wonwoo memanfaatkan kesempatan ini untuk menuju ke ruang konseling.
Wonwoo membuka pintu ruangan itu pelan, disambut oleh tatapan penuh tanya dari Yoon-ssaem.
"Ada yang bisa kubantu, Wonwoo?" Wanita paruh baya itu bertanya dengan lembut. Wonwoo tersenyum karena guru konseling itu sangat ramah.
"Maaf, ssaem. Tapi bisakah saya bertanya tentang seseorang bernama Kim Mingyu?," tanya Wonwoo langsung pada poin sesaat setelah mendudukkan dirinya berhadapan dengan Yoon-ssaem.
Berada dekat dengan wanita itu membuat Wonwoo menyadari perubahan ekspresi yang dilakukan Yoon-ssaem. Untuk itulah ia merasa ada sesuatu yang aneh mengenai sahabatnya.
"Err, untuk apa kau bertanya tentang Mingyu, Won?"
"Tak apa, ssaem. Hanya saja saya memerlukan beberapa informasi mengenai Kim Mingyu. Dan saya rasa ruangan inilah tempat untuk mendapatkan informasi tersebut."
"Informasi? Hanya itu? Baiklah, aku akan memberikanmu beberapa data mengenai Kim Mingyu, seperti alamat rumah dan yang lain. Namun aku tidak bisa memberitahumu informasi lain mengenai Kim Mingyu."
"Tentu, ssaem. Data-data itu sudah sangat membantu bagi saya."
Mendengar itu, Yoon-ssaem segera beranjak meninggalkan Wonwoo. Berjalan mendekati rak-rak tinggi yang terisi penuh oleh data-data penting dari para siswa. Dalam hati Wonwoo mengucap syukur karena Yoon-ssaem sudah bersedia dimintai data. Dan untuk selanjutnya, Wonwoo pikir dirinya bisa mendatangi rumah Mingyu.
"Di sini ada biodata Kim Mingyu, termasuk alamat rumah dan yang lain." Wonwoo tersentak, ia mendongak lalu mendapati Yoon-ssaem yang tengah menyodorkan sebuah map berisikan biodata Mingyu.
Wonwoo menerima map itu. "Terimakasih, ssaem," ujar Wonwoo antusias tak lupa membungkuk pada gurunya.
Yoon-ssaem tersenyum. "Sama-sama, kuharap itu bisa membantu."
"Tentu saja, ssaem. Kalau begitu saya pamit dulu."
Seperginya Wonwoo dari ruangan itu, Yoon-ssaem hanya menunduk lemah. Tatapannya sendu dan kosong. Kedatangan Wonwoo dengan membawa pertanyaan tak terduga itu berhasil mengingatkan wanita itu akan memori suram di masa lalu.
"Apa maksud kedatanganmu, Wonwoo? Kenapa kau menanyakan anak itu?"
TBC.
tinggal 1 atau 2 chapter lagi sebelum end :'))
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] One Week Friend ☆ Meanie
Fanfictionpea-chy ©2018 [COMPLETED] Penggalan kisah dari seorang tuna rungu bernama Jeon Wonwoo bersama sang sahabat; Kim Mingyu.