7 : Degub Jantungku

876 171 17
                                    

Malam telah menjelang, namun Wonwoo belum juga terlelap. Mata rubahnya masih menatap langit-langit kamarnya. Dua hari telah berlalu semenjak ia mengklaim sosok Kim Mingyu sebagai temannya. Wonwoo senang ia bisa mengenal Mingyu. Setidaknya satu teman bisa menghibur hati.

"Hah." Wonwoo menarik nafas panjang kemudian mengembuskannya pelan. Tak butuh waktu lama, ia telah masuk ke dalam mimpi.




Bagai Deja Vu, lagi-lagi Wonwoo mendapati sosok Mingyu berdiri di sisi pagar rumahnya. Berjalan tak tentu arah kemudian tersenyum lebar saat melihat Wonwoo keluar dari rumah. Wonwoo pun segera menghampiri Mingyu.

"Hei, kau menungguku lagi?" Mingyu mengangguk sebagai jawaban.

Wonwoo yang berjalan di sisi Mingyu hanya bisa terbengong. Jujur saja Wonwoo bingung mengapa Mingyu lebih memilih menunggu lama daripada mengetuk pintu rumahnya. Haruskah ia bertanya?





"Oh iya, Gyu, kalau ingin berangkat bersama kenapa tidak mengetuk pintu rumahku saja? Aku yakin eomma akan senang dengan teman baruku," tanya Wonwoo santai.


Mingyu menggeleng sebagai jawaban, membuat Wonwoo seketika merasa aneh. "Tak apa. Aku tak akan lelah menunggumu. Meskipun itu akan memakan waktu berjam-jalam, berhari-hari, atau bahkan bertahun-tahun. Karena itu untukmu."


Wonwoo mendadak bisu. Entah mengapa ia seperti merasa seperti tersengat listrik. Dan sengatan itu berhasil membuat kedua pipinya bersemu kemerahan. Sontak Wonwoo menundukkan kepalanya, menutupi rasa malu yang menjalar.

Bukannya merasa tenang, Wonwoo justru dibuat terkejut dengan sentuhan tiba-tiba yang Mingyu berikan. Lelaki tinggi itu meraih dagu Wonwoo. Mengangkatnya pelan membuat manik Wonwoo mau tak mau bersibobrok dengan milik Mingyu.




Dag. Dig. Dug.







Wonwoo rasa—










"Wonwoo,












—ia akan...















"—ayo segera jalan."













....bernafas lega.













Tbc.

[✔] One Week Friend ☆ MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang