14

2.6K 383 1
                                    

-:=:-

Lisa berjalan dengan celana hitam panjang dengan beberapa sobekan dibagian lututnya, kaos hitam pas badan yang menunjukan lekukan tubuhnya dan sebuah jacket kulit hitamnya. Bersyukur saja Lisa punya kulit putih yang mulus, sehingga seluruh pakaian hitam itu terlihat menarik di tubuhnya.

Gadis itu keluar dari mobil pinjamannya—mobil managernya— kemudian melangkahkan kakinya di tempat parkir, terus menggerutu karena kesal pada Jiyong. 6 hari lalu, pria itu melarangnya masuk kedalam monkey museum karena Ruby akan menjadi DJ disana selama 1 minggu, namun hari ini ia justru menyuruh Lisa datang ke monkey museum, sendirian! Tanpa di jemput, tanpa bisa mengajak tiga eonninya, benar-benar sendirian di tengah malam. Untung saja sore tadi managernya meninggalkan mobil kerjanya di agensi.

"Hei mantanku," sapa seorang pria yang baru saja menghentikan mobilnya tepat dibelakang Lisa yang masih kurang 5 langkah sebelum masuk kedalam gedung. Lisa menoleh, mendapati seorang pria tampan di balik kemudi mobilnya, sendirian.

"Oppa, apa yang kau lakukan disini?" tanya Lisa sembari menghampiri mobil pria itu.

"Baru saja akan pulang, kenapa kau kesini tengah malam- anniyo, ini bahkan sudah lewat dari jam 2 pagi,"

"Jiyong oppa menyuruhku kesini,"

"Jiyong hyung? Aku tidak melihatnya didalam tadi, kau sudah coba menelponnya?"

"Belum, aku hanya dikirimi pesan, disuruh datang kesini,"

"Didalam ada Rub- masuklah, kurasa ada yang salah disini," ucap Joohyuk ketika tanpa sengaja ia melihat Jiyong, tengah merangkul seorang gadis, jauh dari mereka dan tidak meyadari keberadaan mereka.

Di balik pintu masuk kaca yang hanya berjarak 8 langkah dari tempat Lisa berdiri, ada sebuah toilet pria di sebelah kiri, dan toilet perempuan di sebelah kanan. Dan yang Joohyuk lihat adalah, seorang G Dragon yang baru keluar dari toilet pria, merentangkan tangannya kemudian membawa seorang gadis yang juga baru keluar dari toilet kedalam rangkulannya.

"Apa mungkin Ruby mencuri handphone Jiyong oppa dan berpura-pura menyuruhku datang kesini?" tanya Lisa setelah duduk disebelah Joohyuk. "Augh! Bagaimana ini? Aku takut-"

"Aku akan mengantarmu pulang, ke dorm kan?" sela Joohyuk sembari melajukan kembali mobilnya. "Aku sudah menemui Ruby, sudah memberitaunya kalau kau tidak ingin bertemu dengannya lagi, memberitaunya kalau dia membuatmu merasa terancam dan dia mengerti, besok siang dia akan kembali ke Australia, jangan khawatir,"

"Gomawo, tapi kurasa Jiyong oppa juga sudah mengurus itu, Jiyong oppa-"

"Lice, aku sudah putus minggu lalu, aku ingin memberitaumu lebih awal tapi-"

"Mwo?! Waeyo? Kenapa? Kenapa tiba-tiba putus?? Kalian-"

"Tidak tiba-tiba, sudah lama kami selalu meributkan masalah yang sama dan akhirnya minggu lalu memutuskan untuk putus, aku ingin memberitaumu lebih awal tapi karena kau masih merasa tidak nyaman karena Ruby dan karena aku juga masih sibuk pemotretan, aku baru bisa memberitaumu sekarang,"

"Apa alasan kalian putus?"

"Jadwal? Lawan main? Dan segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan dan- ya, kau tau kan kalau aku baru saja pemotretan dengan Shin Sekyung dan Sulli? Yang sedikit- ngg- mesra? Lalu dia marah dan kami putus," cerita Joohyuk seadanya. "Tapi Lice, bagaimana rasanya berkencan dengan idolamu?"

"Ne? Maksudnya Jiyong oppa?"

"Memang siapa lagi?"

"Hm... rasanya..." Lisa menjeda kalimatnya, mencari pilihan kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya. "Rasanya... sekarang aku tau dimana bedanya rasa mengidolakan seseorang, dan rasa mencintai seseorang," ucapnya sembari menatap lekat-lekat gambar di handphonenya

"Hm? Apa maksudmu?"

"Oppa, berapa sisa hutangku padamu?"

"Hm... entahlah, sepertinya 10? Coba lihat saja di laci depanmu itu," ucap Joohyuk sembari melirik laci didepan Lisa. Gadis itu mengulurkan tangannya, meraih beberapa lembar kertas warna-warni yang disatukan dengan ikatan sebuah pita hitam. Menghitung lembaran kertas-kertas itu.

"8, wah sayang sekali sebentar lagi hutangku lunas," ucap gadis itu sembari membaca tulisan tangannya sendiri disetiap kertas itu.

"Siapa bilang? Masih ada ticket yang kosong disana, aku bisa menulis untuk 100 ticket baru,"

"Tsk... liciknya..." komentar Lisa sembari merobek selembar kertas bertuliskan 'minum bersama'

"Ya! Kenapa kau memakai ticketku??!"

"Ayo minum bersama, lebih baik oppa tidak menolak dibanding ticket ini terbuang sia sia," ucap Lisa sembari mengembalikan sisa ticket lainnya ke dalam laci mobil itu.

-:=:-

RoleplayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang