12

2.9K 406 10
                                    

-:=:-

Lisa mendorong Ruby begitu merasakan sentuhan gadis itu di bahunya, bergegas berdiri dan pergi dari sana. Namun Ruby menahannya, mendorongnya ke dinding, menyudutkannya.

"Aku merindukanmu Lice," bisik Ruby. "Aku senang bisa melihatmu secantik ini sekarang, rok itu cocok untukmu," pujinya, masih dengan bisikannya dan tangan yang perlahan-lahan menyentuh paha Lisa.

"Jangan menggangguku- mph!" pekik Lisa begitu merasakan bibir Ruby di bibirnya sendiri. Rasa rokok bercampur lipstik. "Aku tidak mau!" seru Lisa sembari memakai seluruh kekuatannya untuk mendorong Ruby. Gadis itu berlari keluar dari toilet dan terlalu takut untuk kembali ke studio Jiyong, jadi ia memilih untuk melarikan diri, kembali ke ruang latihannya.

"Eonni!!" jerit Lisa begitu masuk keruang latihannya, mengagetkan Jennie dan Rose yang ada didalam sana. "Aku bertemu wanita itu lagi- dia- dia- dia ada di studio Jiyong oppa sekarang- hiks," adunya sembari duduk di lantai, ditengah ruang latihan.

"Mwo? Siapa?" tanya Rose sembari menghampiri Lisa, begitu pun dengan Jennie yang langsung memeluk Lisa

"Hhuuaa!! Ruby ada di gedung ini!!" teriak Jisoo yang baru saja masuk kedalam ruang latihan setelah membanting pintu itu sampai tertutup

"Aku melihatnya di kafeteria dengan Jiyong dan Seungri oppa..." seru Jisoo sembari duduk di sebelah Lisa, terlihat lemas, begitupun dengan tiga gadis yang sebelumnya sudah lebih dulu ada didalam ruang latihan.

"Dia- dia- dia sudah mencium dan mencoba menyentuhku hiks-" isak Lisa terlihat benar benar takut.

Empat tahun lalu, keempat gadis itu pergi ke Australia, menginap di rumah Rose untuk beberapa bulan setelah ada sedikit masalah dengan kontrak trainee mereka. Selama di Australia, keempatnya bersenang-senang dan di salah satu night club disana, mereka bertemu Ruby.

Saat itu, Ruby menjadi DJ di night club itu dan Lisa serta Rose yang ingin belajar bermain di meja DJ mendekatinya, mengajaknya berkenalan dan memintanya untuk mengajari mereka. Tapi siapa sangka kalau Ruby justru menyukai Lisa? Awalnya memang tidak ada yang aneh, Ruby memperlakukan keempat gadis itu dengan sangat baik, seakan mereka telah bersahabat puluhan tahun. Lambat laun, Ruby mulai berani mengajak mereka menginap di apartementnya. Tentu saja awalnya undangan itu berupa sebuah ajakan pesta piyama, berlima. Kemudian, minggu demi minggu berlalu dan Ruby mulai mengajak Lisa dan Rose untuk menginap disana- secara pribadi, dengan dalih akan mengajari mereka bermain di meja DJ. Namun saat malam semakin larut, jauh setelah Rose tidur, Ruby melakukannya, menyentuh Lisa ketika gadis itu tidur dan membangunkannya.

Mungkin rencananya hanya menyentuh Lisa saat ia tidur, mungkin dalam rencananya tidak ada sekenario Lisa terbangun dan mengangkap basahnya.

Saat itu juga, Lisa membangunkan Rose dan mengajaknya untuk pulang. Mengajak Rose yang belum mengetahui apapun untuk mencari sebuah taxi yang dapat membawa mereka pulang sambil menangis.

Waktu itu, Ruby meminta maaf, membujuk agar Lisa dan teman temannya tidak membencinya, mengarang cerita menyedihkan tentang kekasih prianya, mengarang alasan alasan menyedihkan yang membenarkan perbuatannya dan berhasil membuat Lisa iba kemudian memaafkannya. Dan tentu saja, sudah tidak ada lagi acara belajar DJ atau menginap bersama.

Jisoo baru saja akan mengunci pintu ruang latihan mereka, ingin memberi rasa aman pada dirinya sendiri, namun belum sempat Jisoo memegang kenop pintunya, pintu itu sudah terdorong keluar.

"Astaga!" pekik Jisoo, benar benar terkejut karena mengira Ruby menemukan mereka, namun justru Jiyong yang berdiri disana.

"Apa Lisa disini?" tanya Jiyong bersamaan dengan Jisoo yang berusaha mengintip ke balik tubuh Jiyong, berharap tidak ada Ruby disana.

"Dimana temanmu oppa?" tanya Jisoo yang sudah mengetahui hubungan Jiyong dengan Lisa, bahkan iKon dan Winner pun diam diam sudah tau karena Lisa tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bercerita.

"Siapa? DJ Ruby? Sudah pergi dengan Seungri- hei kenapa kau menangis disini? Apa aku melakukan kesalahan? Apa kau terluka?" tanya Jiyong sembari menghampiri Lisa dengan langkah panjangnya.

"Oppa... jangan pergi ke Jeju please..." bujuk Lisa begitu melihat Jiyong berlutut di sebelahnya, menggeser posisi Jennie dan Rose yang terlihat sama gugupnya dengan Jisoo

"Ada apa? Kenapa menangis hm?" tanya Jiyong sembari mengusap sisa air mata Lisa di pipinya. "Apa yang terjadi?" tanya Jiyong pada Jennie dan Rose yang hanya bisa bertukar tatapan bingung, bagaimana mereka bisa memberitau Jiyong kalau Lisa baru saja di cium seorang gadis?

"Jangan ke Jeju..." pinta Lisa sembari memeluk bahu Jiyong. "Jangan meninggalkanku ke Jeju-"

"Hei, aku hanya akan pergi dua hari, lagi pula ada teman-temanmu disini dan kita bisa-"

"Anniyo... jangan pergi... jangan meninggalkanku... aku takut- hiks," isaknya menyela ucapan Jiyong, membuat Jiyong sedikit bingung dengan tingkah Lisa

"Tidak bisakah oppa tetap di Seoul?" tanya Jisoo yang duduk di sebelah Lisa, memberikan sebotol air mineral.

"Ada apa? Jelaskan padaku kenapa aku tidak boleh ke Jeju? Hm? Bicara padaku, jangan hanya menangis seperti ini," pinta Jiyong sembari melepaskan pelukan Lisa dari tubuhnya, Jiyong menerima air mineral dari Jisoo dan membukakannya, sebelum menyuruh Lisa meminum air itu. "Tenangkan dirimu dan beritau aku apa yang terjadi, hm?" tanya Jiyong sembari mengusap pipi Lisa, menyingkirkan sisa sisa air mata disana dan melirik Jennie, Rose dan Jisoo agar duduk di sebelah Lisa, berhadapan dengannya. "Apa yang terjadi pada kalian? Kenapa Lisa sampai menangis dan kalian kelihatan sangat gugup begini?"

Kini Jiyong harus bersikap sebagai seorang senior yang menjaga adik-adiknya. Tidak biasanya keempat gadis itu menunjukan ekspresi yang sama ketakutan seperti ini.

"Apa ada anti fans yang mengganggu kalian?" tanya Jiyong dengan sangat berhati-hati, namun keempat gadis itu menggeleng.

"Lalu? Dimarahi Yang Sajjangnim?" tanyanya sekali lagi namun keempatnya tetap menggeleng.

"Hei, ayolah, kita tidak sedang bermain tebak-tebakan, bagaimana aku bisa membantu kalian kalau kalian tidak mau bercerita? Apa yang terjadi, Jennie?"

"Ng- anu- ng- tadi Lisa berlari kesini sambil menangis, kemudian Jisoo eonni juga datang sambil berlari dan bilang kalau- kalau-"

"Dan kenapa Lisa menangis?" sela Jiyong, ingin Lisa sendiri yang memberitaunya. Jiyong masih terlihat sangat tenang seperti biasanya, tenang dan dewasa, pria dewasa yang selalu bisa diandalkan. Pria dewasa yang selalu bisa membantu adik-adiknya.

"Rub- Ruby- temanmu- menciumku- lagi," bisik Lisa membuat empat gadis itu menelan ludah mereka dengan keras dan menundukan kepala masing, takut melihat perubahan di wajah Jiyong.

-:=:-

RoleplayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang