22

2.7K 363 8
                                    

-:=:-

Sudah pukul 7 pagi. Lisa duduk bersebelahan dengan Jiyong. Memandang lurus kedepan dengan punggung yang bersandar pada kepala ranjang, menarik selimut sampai menutupi bagian dada masing-masing. Tidak ada yang bicara, hanya keheningan yang mengiri kedipan mata. Keduanya sama sama tidak percaya mereka akan bertemu dan berakhir seperti ini lagi. Mabuk lalu kembali bercinta dengan sedikit berlebihan sampai rasanya seluruh tubuh mereka terasa sangat lelah.

"Hh... terulang lagi," gumam Lisa setelah menghela nafasnya. Gadis itu tidak percaya dirinya bisa kembali berakhir dengan bercinta seperti ini lagi. Tidak percaya ia mau melakukannya dengan pria yang sudah di putuskannya beberapa waktu lalu. Tidak ingin mempercayai kalau dirinya, atau mungkin tubuhnya bisa dengan mudah dinikmati Jiyong setiap kali mereka bertemu. Lisa tidak ingin percaya kalau kebutuhan biologisnya bisa tiba-tiba tidak terbendung setiap kali bertemu dengan Jiyong.

"Hm..." gumam Jiyong, menanggapi kata yang keluar dari mulut Lisa. Jiyong pun sama tidak percayanya mereka akan berakhir dengan bercinta lagi seperti ini. "Kau masih mabuk?"

"Hm... masih pusing,"

"Tidurlah lagi,"

"Hm..." Lisa bergerak untuk kembali berbaring, hampir kehilangan kesadarannya dan memeluk Jiyong. Namun belum sampai memeluk Jiyong, gadis itu sudah lebih dulu sadar dan segera menahan tangan Jiyong yang akan balas memeluknya. "Tidur saja," gumamnya masih dengan suara pelan yang terdengar sangat lelah gadis itu berbalik untuk memunggungi Jiyong.

"Tidur saja..." ulang Jiyong yang kemudian ikut tersadar dan ikut berbalik untuk memunggungi Lisa.

Dengan posisi saling memunggungi dan tubuh masing-masing yang terasa sangat lelah, keduanya berharap bisa terlelap. Namun sekuat apapun mereka berusaha memejamkan mata, mereka sama sekali tidak bisa tidur. Lelah tapi tidak bisa tidur. Ingin pergi dari sana tapi terlalu malas untuk bergerak. Keduanya terus menghela nafas berat masing-masing.

"Berapa-" ucap keduanya bersamaan. Helaan nafas dari keduanya pun kembali terdengar dan keheningan kembali menyelimuti mereka.

"Berapa banyak akun roleplaymu?" tanya Jiyong, sekedar berbasa basi karena bukan itu yang sebenarnya mengganggunya.

"Tidak sebanyak gadis yang oppa dekati,"

Jawaban Lisa memutus obrolan mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang berniat untuk berbalik lebih dulu, namun keduanya tidak bisa berhenti merasa gugup seakan tengah saling bertatapan.

"Berapa banyak milikmu?" tanya Lisa, memecah kembali keheningan yang tadi ia ciptakan.

"Hanya 1, aku tidak punya banyak waktu untuk bermain sepertimu,"

"Ya, karena waktumu dipakai untuk bersenang senang dengan gadis sungguhan, sentuhan sungguhan bukan hanya ketikan dengan garis miring,"

"Aku rindu Lisa yang takut bicara padaku, kurasa lebih baik kau diam daripada bicara begitu,"

"Kau yang membuatku berani bicara,"

"Ya, dan aku menyesalinya,"

Lagi-lagi obrolan mereka terhenti, namun kali ini karena Jiyong. Ucapannya membuat Lisa tidak bisa mengatakan apapun.

Jiyong berubah menjadi pria ramah yang sangat perhatian sebagai Roleplayer, Lisa berubah menjadi gadis lemah dan ceria yang banyak bicara sebagai Roleplayer. Jiyong yang memainkan peran pria ramah dan perhatian telah menarik perhatian dan hati Lisa yang sebenarnya lebih sering bersikap dingin, sedikit kasar dan jauh dari istilah gadis lemah. Lisa yang memainkan peran gadis lemah yang selalu ceria dan banyak bicara juga telah menarik perhatian dan hati Jiyong yang sebenarnya seorang pria angkuh yang tidak suka dikalahkan. Keduanya berpura-pura dan terjerat oleh kepura-puraan satu sama lain.

"Aku menyukaimu, menyukai Lisa yang selama ini terlihat manis seperti anak anjing kecil didepanku, tapi mengetahui kalau ternyata kau gadis yang berbeda membuatku sangat marah. Rahasiamu, kenyataan kalau ternyata selama ini kau bisa dengan mudah membohongiku, dan semua yang kau sembunyikan dariku membuatku merasa sama sekali tidak mengenalimu. Membuatku takut kalau kalau nanti kau memberiku kejutan yang lebih besar dan menyakitkan dari ini," bisik Jiyong, namun tetap cukup keras untuk didengar Lisa.

"Aku yang lebih dulu menyukaimu, aku sudah sangat lama memperhatikanmu, tapi tidak satupun dari rahasiamu yang bisa ku tebak. Rasanya seperti... apa yang ku perhatikan selama ini? Aku sama sekali tidak pernah berfikir kau akan punya banyak rahasia seperti itu. Aku... sudah memperhatikan dan berusaha mengenalmu selama ini, tapi nyatanya aku sama sekali tidak melihat dirimu yang sebenarnya selama ini, dan itu membuatku sangat kecewa... pada diriku sendiri, lalu kesal karena kau menyembunyikan dirimu yang sebenarnya padahal kita sudah berkencan," balas Lisa dengan volume suara yang sama pelannya.

"Kalau begitu..." ucap Jiyong, menggantung kalimatnya sendiri karena ia pun masih ragu dengan pilihannya.

"Kita hentikan sampai disini saja ya?" tanya Lisa, berharap Jiyong tidak akan menyetujuinya.

1 menit

2 menit

3 menit

Tidak ada jawaban, namun Lisa tetap menunggunya.

Tetap berharap Jiyong akan mengatakan tidak

Tetap berharap Jiyong tidak akan menyetujui permintaannya

"Hm... baiklah," jawab Jiyong setelah 5 menit berfikir.

Harusnya Lisa tidak berharap banyak

Harusnya Lisa tidak mengatakan apapun

Kalau saja Lisa tidak mengatakannya, ia tidak akan terluka sedalam ini.

"Ya... kita tidak bisa berkencan kalau tidak saling mengenal diri satu sama lain seperti sekarang," tambah Jiyong, yang dadanya juga terasa sesak. Bukan itu yang Jiyong inginkan, namun kalau itu yang Lisa mau, Jiyong tidak bisa menolaknya. "Kita benar benar berpisah sekarang, kita benar benar berhenti sampai disini,"

"Hm... hanya sampai disini, kau mau mandi duluan?"

"Tidak, mandilah duluan, aku akan tidur sebentar lagi,"

Lisa melarikan diri kekamar mandi, dan Jiyong berpura-pura tidur. Namun tanpa diketahui siapapun, diam diam keduanya menangis. Menangis untuk melegakan sesak di dada masing-masing, meyakinkan diri sendiri kalau mereka akan baik baik saja apapun yang nantinya akan terjadi.

-:=:-
Kuberubah pikiran... bosan happy end hehe
Tamat tamat tamat
Udah bisa tamat kan yhaa
Sad end yha hehe
Tunggu epilog terakhirnya aja yha

RoleplayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang