-:=:-
Malam ini seorang anak pengusaha kaya raya mengadakan pesta ulangtahunnya yang ke 25 tahun. Oh Sehun. Anak pengusaha kaya, anak pejabat pemerintah, artis bahkan model terkenal memenuhi lembaran buku tamu pesta itu. Salah satu undangannya adalah Lalisa Manoban, member girlband yang si pusat pesta idolakan.
"Selamat ulangtahun, aku terkejut karena menerima undangan ini, ini pesta yang luar biasa, terimakasih sudah mengundangku," ucap Lisa pada pria tampan yang berdiri didepannya dengan balutan tuxedo ratusan juta.
"Aku yang seharusnya berterimakasih karena kau sudah mau datang, aku tidak menyukai Blackpink, aku hanya menyukaimu jadi aku mengundangmu secara khusus, aku senang karena ternyata Ten mengenalmu," ucap angkuh pria itu, membuat Lisa tersinggung namun tidak punya pilihan lain selain menekan dalam dalam emosinya.
"Tapi aku bukan siapa siapa tanpa Blackpink, jadi cobalah untuk menyukai Blackpink," balas Lisa sembari memaksakan senyuman terbaiknya, ditempat seramai ini ia tidak boleh menarik perhatian dengan memaki didepan seluruh orang perpengaruh disana.
Lisa berusaha menikmati pesta itu, mengobrol dengan beberapa orang yang dikenalnya, tertawa bersama mereka namun moodnya yang jatuh setelah mendengar ucapan Sehun tadi tetap tidak juga naik.
"Hyung! Kau datang? Kau bilang masih ada di Hongkong sekarang?" tegur Sehun pada seorang pria yang tiba tiba menghampirinya—Jiyong dan Seungri.
"Baru saja kembali dari Hongkong, koperku masih di mobil," jawab Seungri.
"Selamat ulangtahun, semua orang disini temanmu?" tanya Jiyong sembari menjabat tangan pria itu.
"Tentu saja, aku hanya mengundang teman temanku," ucapnya sembari memamerkan ratusan temannya yang datang ke hall mewah dihotel itu. "Dan lihat siapa yang berhasil ku undang, Lalisa Manoban tanpa Blackpink," pamernya sembari melihat ke arah Lisa yang tengah menyesap champagnenya dan mengobrol dengan Ten.
"Lalisa tanpa Blackpink?"
"Chanyeol tidak ingin Rose sampai datang, jadi aku hanya mengundangnya. Dan kebetulan memang hanya dia yang kusukai-"
"Aku juga berharap dia tidak akan ada disini," sela Jiyong begitu saja, tanpa ia sendiri menyadarinya.
"Maksudnya, dia adik di agensi kami dan melihatnya berkeliaran disini terasa sedikit aneh, dia masih terlalu kecil untuk berada disini," ralat Seungri sebelum ucapan Jiyong mendapat perhatian dari Sehun.
Sebelumnya Lisa tidak menyadari kehadiran Jiyong, dan saat ia sudah semakin tidak nyaman berada disana, seorang pelayan menghampirinya.
"Maaf nona, tapi senior anda berpesan agar anda segera pulang dari sini karena sekarang sudah terlalu larut,"
"Senior?" tanya Lisa dan pelayan itu menunjuk Seungri yang tengah mengobrol dan tertawa bersama beberapa orang lainnya
"Kalau anda tidak membawa kendaraan, saya bisa membantu anda mencarikan taksi,"
"Ah tidak, terimakasih, seseorang akan menjemputku. Tolong katakan juga pada seniorku kalau aku akan pulang sekarang," balas Lisa yang selanjutnya keluar dari hotel itu, berjalan ke basement, layar handphonenya sudah menunjukan dial pad dengan nomor telpon Joohyuk disana namun Lisa berharap bukan Seungri yang menyuruhnya pulang, bukan Joohyuk juga yang akan menjemputnya.
"Saya sudah memintanya pulang tuan, ia bilang seseorang akan menjemputnya dan sekarang ia pergi ke basement," lapor pelayan tadi pada Jiyong yang duduk di sofa, dibalik segerombolan orang yang tengah mengobrol dengan Seungri.
Jiyong tidak bisa menahan rasa penasarannya akan pria yang menjemput Lisa, walaupun ia yakin pria itu pasti Joohyuk namun kakinya tetap membawanya sampai ke basement.
Dibasement, Lisa belum juga ingin menelpon Joohyuk yang tadi mengantarkannya. High heels yang dipakainya terasa sangat menyiksa kakinya namun ada bagian lain yang terasa lebih sakit hingga sakit di kakinya tidak lagi terasa. Dadanya terasa sakit karena harapan harapan yang hanya muncul dalam beberapa menit terakhir hancur begitu saja. Mobil Jiyong ada di basement itu, terparkir rapih di hadapannya.
"Oppa ada disini tapi tidak menyapaku? Untuk apa juga oppa menyapaku? Tapi kenapa justru Seungri oppa yang menyuruhku pulang? Oppa tidak peduli lagi padaku? Dasar playboy berengsek-" Lisa hampir saja melempar high heels hitamnya ke arah kaca mobil Jiyong namun sebuah tangan menahannya.
"Jangan, jangan melakukannya," bisik Joohyuk, memegang kedua tangan Lisa dengan cukup kuat dan membuat gadis itu menatapnya. Tanpa memutus tatapan mereka, perlahan-lahan Joohyuk merebut kedua high heels yang Lisa pegang. "Tidak boleh merusak sepatu atau kau akan kena sial," ucap Joohyuk dengan senyum yang mulai terukir di wajahnya.
"Kenapa oppa sudah disini? Aku tidak-"
"Aku belum pergi, tidak ada jadwal malam ini jadi aku menunggumu disini," jawabnya sembari menunjuk mobilnya yang diparkir tidak jauh dari tempat mereka berdiri. "Akhirnya menangis juga? Butuh waktu lebih dari 1 bulan untuk membuatmu menangis karena putus hm?" tanya Joohyuk, mengulurkan sebelah tangannya yang bebas untuk mengusap pipi Lisa, menyeka air mata gadis itu.
Lisa melangkah kedalam mobil Joohyuk setelah pria itu membantunya memakai kembali high heelsnya. Berjalan kemobil dengan lengan Joohyuk yang merangkul bahunya.
Dari pintu penghubung basement dan bagian dalam gedung Jiyong bisa melihat semua yang terjadi. Memang obrolan mereka tidak sampai pada telinganya, namun melihat Joohyuk memperlakukan Lisa dengan baik begitu membuatnya kembali marah. Cemburu dan kesal karena merasa tidak pernah ada tempat untuknya diantara mereka.
"Sejak awal dia memang tidak mencintaiku!" rancau Jiyong setelah Seungri menjatuhkan tubuh pria kurus itu di atas ranjang Galleria foret. Selama sisa malam itu, Jiyong memaksa Seungri untuk menemaninya minum hingga sekarang ia benar benar sudah mabuk. "Dia sangat mencintai Joohyuk jadi kenapa mereka tidak berkencan saja?! Hah! Anniyo! Mereka- mereka- mereka pasti sudah berkencan sebelum kami putus! Sialan! Gadis berengsek! Berani sekali kau menjadikanku cadangan saat priamu sedang sibuk?! Kau tidak tau siapa aku?! Aku G Dragon! Aku- aku- aku... aku G Dragon... kenapa kau lebih menyukainya dibanding denganku?"
Seungri hanya menggelengkan kepalanya, melihat hyungnya yang sudah mabuk berat dan terus merancau diatas ranjangnya, memukul kemudian memeluk bantalnya. Seungri tidak pernah tau sejak kapan Jiyong mulai terlihat menyedihkan begini, tapi sekarang ia tau pasti kalau Seunghyun tidak berbohong mengenai keluhan-keluhannya selama 1 bulan terakhir.
-:=:-
