-:=:-
"Oppa, aku ingin pergi minum," pinta Lisa karena mulai ragu dengan niat utamanya datang menemui Jiyong saat itu.
"Minum?"
"Alkohol, boleh ya?? Sejak semalam aku ingin minum alkohol, aku ingin minum minum denganmu," pinta Lisa, meralat kembali ucapannya beberapa detik lalu.
"Tapi ini belum saatnya- bagaimana kalau minum minum disini saja? Pergi ke bar disiang hari sepertinya tidak mungkin, ya?"
"Disini?"
"Hm, disini ada whiskey dan vodka," Jiyong melirik kulkas kecil di sudut ruangan dan Lisa mengikuti arah pandangannya. "Kita bisa mengunci pintunya juga, tidak akan ada yang menganggu, bagaimana? Kau bisa minum sebanyak yang kau mau,"
"Tapi ada cctv- bagaimana kalau Yang Sajjangnim tau? Aku bisa dimarahi,"
Setelah berfikir beberapa menit, Jiyong memutuskan untuk membawa Lisa kerumahnya—Galleria Foret—satu satunya tempat yang aman untuk mereka minum minum di tengah hari yang cukup terik.
"Masuklah," suruh Jiyong setelah memastikan high heels merah yang tadi pagi masih ada di rak sepatunya sudah lenyap. Setidaknya menghabiskan 30 menit membeli beberapa botol whiskey cukup untuk mengusir teman wanitanya semalam. "Maaf aku lupa kalau kehabisan whiskey dirumah," ucap Jiyong, membawa 5 botol whiskey kesukaannya ke dapur sementara Lisa mengekorinya.
"Oppa punya es? Whiskey dingin sepertinya enak"
"Ya, ada di kulkas, akan ku ambilkan tempatnya,"
Kedua orang itu menyiapkan sebotol whiskey mereka didalam satu pot es. Menambah sedikit garam pada es-nya untuk mempercepat proses pendinginan sementara Lisa menyusun 10 sloki kecil yang ditemukannya dirak dapur.
"Kenapa tiba tiba ingin minum?" tanya Jiyong, sibuk dengan beberapa sisa kue di kulkasnya, memotong kue itu dan membuatnya seperti baru saja keluar dari toko.
"Sudah lama tidak minum... dimarahi sajjangnim,"
"Dan untuk apa semua sloki itu? Bukan itu gelas untuk whis-"
"Ayo bermain oppa,"
"Bermain? Dengan semua gelas itu?"
"Hm... siapapun yang mabuk duluan kalah, oke?"
"Dan apa yang didapatkan si pemenang?"
"Apapun,"
Jiyong menumpu dagunya dengan tangannya, menunggu Lisa selesai menuangkan whiskeynya di semua sloki kecil itu sembari memperhatikan wajah cantik gadis yang duduk disebrang meja makannya. Gadis itu cantik, gadis itu menyukainya, namun Jiyong bukan pria yang mudah puas, pria itu menyadarinya dan rasa bersalah mulai menjalari tubuhnya.
Sesekali Lisa pun melirik Jiyong yang duduk di sebrangnya. Pria itu tampan, sudah memperlakukannya dengan baik, tapi kenapa sekarang ia justru menginginkan pria lain setelah bertahun tahun berharap mendapatkannya? Lisa tidak tau apa yang dicarinya, namun dibanding sekarang, Lisa lebih menikmati saat saat dimana hanya ia yang menyukai G Dragon.
"Jadi begini permainannya," ucap Lisa mulai menjelaskan. "Kita akan bergantian mengucapkan sebuah rahasia, rahasia yang sungguhan rahasia. Saat oppa mengungkapkan rahasia oppa, aku akan minum. Saat aku mengungkapkan rahasiaku, oppa yang minum, oke?"
"Rahasia seperti apa?"
"Apapun, rahasia oppa yang tidak ku ketahui dan rahasiaku yang tidak oppa ketahui, tapi tidak boleh ada yang marah..."
"Hm... baiklah, sepertinya akan sulit. Kurasa kita sudah cukup berbagi rahasia selama ini?"
"Begitukah? Hehe kita lihat saja nanti, baiklah... aku yang akan mulai duluan, agar oppa lebih paham... siap siap minum ya?"
Lisa tersenyum, dan Jiyong mengangguk, meraih satu sloki didepan mereka, dan menghirup aroma whiskey favoritenya. Menunggu Lisa mengungkapkan rahasianya.
"Baiklah, aku mulai ya... kkkk~ saat oppa pergi ke Tokyo dua bulan lalu aku bilang pergi latihan diagensi, tapi sebenarnya aku diam diam pergi ke bermain game di game center," ucap Lisa dan Jiyong langsung meminum whiskeynya, sekali teguk.
"Boleh berkomentar?" tanya Jiyong, setelah menaruh kembali gelas kosongnya. "Kau harus berhenti pergi ke game center diam diam," lanjutnya setelah melihat Lisa mengangguk.
"Hehe... arraseo, giliran oppa," jawab Lisa, meraih sendiri slokinya.
"Hm... apa ya? Ah! Aku menolak iklan nonagon bersamamu bukan karena gajinya sedikit, aku hanya merasa sepertinya kita akan sangat canggung saat proses pemotretan," ucap Jiyong dan Lisa segera menenggak whiskeynya.
"Ayolah oppa... kita bahas sesuatu yang lebih menyenangkan,"
"Seperti apa?"
"Ku beri contoh lagi ya?" ucap Lisa, sembari mendorong sebuah sloki yang masih penuh agar lebih dekat dengan Jiyong. "Dengarkan baik baik... beberapa bulan lalu, Kiko mengirimimu pesan, mengajakmu untuk kembali berkencan dengannya dan aku menghapus pesannya diam diam saat oppa tidur,"
"Ya-" Jiyong terlihat sangat terkejut, namun ia langsung memaksakan diri untuk tersenyum begitu melihat ekspresi meledek dari senyuman Lisa. "Arraseo, tidak boleh marah," ucapnya kemudian langsung meminum whiskeynya.
Jiyong mulai menguasi permainan ini, keduanya mulai larut dalam ingatan akan kejadian kejadian yang mereka rahasiakan, sedikit demi sedikit terus membongkar rahasia masing-masing.
"Lagu untitled bukan ku buat untuk eommaku, seperti yang ku ceritakan padamu. Tapi lagu itu untuk pacar pertamaku, mantanku," ucap Jiyong mengakui rahasianya.
"Tsk... pantas saja aku heran kenapa oppa tidak bisa meminta maaf pada eommamu, menggesankan," komentar Lisa sebelum ia menenggak habis whiskeynya. "Bagaimana? Oppa menikmati permainan ini?"
"Sangat," jawab Jiyong yang sudah larut dalam permainan mereka, merasa sangat penasaran akan rahasia-rahasia yang Lisa sembunyikan darinya, merasa gadis itu sedikit berbeda dari dugaannya selama ini.
Rasa penasaran akan rahasia satu sama lain, rasa gugup karena takut membuka rahasia terburuk masing-masing dan sedikit emosi karena merasa kalah dan di hianati menambah suasana panas di siang yang terik itu. Bahkan AC dan whiskey dingin tidak lagi terasa sejuk ditubuh keduanya.
"Bisa kita lanjutkan?" tanya Lisa dan Jiyong mengangguk dengan wajah angkuhnya, tidak ingin dikalahkan dalam permainan apapun. "Giliranku, tas jinjing yang ku bilang dibelikan Jennie eonni, sebenarnya dibelikan Ten oppa karena dia menyukaiku,"
Jiyong meminum whiskeynya secepat yang ia bisa.
"Saat ku bilang aku hanya ke Jeju untuk mengecek pembangunan cafe, sebenarnya aku juga pergi berpesta dengan beberapa wanita disana," ucap Jiyong dan Lisa segera meneguk whiskeynya.
"Saat aku pergi berlibur dua hari satu malam dengan Sorn, Elkie dan Yujin sebenarnya kami tidak hanya pergi berempat. Ada Ten dan teman temannya juga,"
Jiyong mengenggak whiskeynya setelah mendengar Lisa. Ia semakin marah karena gadisnya ternyata sama sepertinya. Marah karena ternyata ia tidak begitu mengenal gadisnya.
"Dihari yang sama dengan liburanmu, aku juga bersenang senang dengan Seungri, Seunghyun dan beberapa perempuan di Monkey Museum,"
Lisa menenggak whiskeynya, merasa ia sudah bisa mengakui perbuatannya semalam.
"Beberapa hari lalu Ruby mengirimiku foto oppa berciuman dengan Alice eonni,"
"Beberapa hari lalu aku mendengar Joohyuk dan Sungkyung bertengkar karenamu, karena kau mendekati Joohyuk setelah mencampakannya," ucap Jiyong setelah ia menenggak whiskeynya.
"Kali ini aku tidak minum," ucap Lisa membuat Jiyong mengangkat sebelah alisnya. "Aku tidak mencampakan Joohyuk oppa, aku tidak tau kenapa kami putus dan aku memang masih menyukainya. Semalam aku ingin menemui oppa tapi sepertinya oppa sibuk dengan Alice eonni jadi aku pergi minum-minum dan tidur dengan Joohyuk oppa,"
"Semalam kau menelponku untuk memberitauku tentang ini? Aku penasaran kenapa kau hanya tertawa dan memanggil namaku, jadi itu karena kau sedang mabuk bersama pria lain? Baiklah. Asal kau tau semalam aku juga tidur dengan Alice, disini,"
-:=:-
Makasih yang masih nunggu... mwah
Makasih juga yang udah baca~~~
![](https://img.wattpad.com/cover/140056420-288-k408010.jpg)