4

274 12 4
                                    


"ganti saja disini!"

Krik krik

"APA?!" bentak atha tanpa sadar, ia segera menutup mulutnya. Enteng sekali ucapan pria itu, pikirnya.

"Hei hei! Lihatlah nona kecil. PANTASKAH SEORANG PELAYAN MEMBENTAK MAJIKANNYA, HUH?"

vyn beralih menatap atha, tatapannya tajam,setajam Silet-

"Ma..maaf, maafkan aku tuan. Aku...aku tidak bermaksud- "

Atha menunduk dalam, dirinya takut. Pria itu menatapnya begitu tajam.

"Ah sudahlah, cepat ganti pakaianmu atau kau mau mati terbakar!"

Vyn mengibaskan tangannya ke udara dan berlalu meninggalkan ruangannya, membanting pintu dengan keras.

Blam...

Atha segera mengganti pakaiannya sebelum pria itu kembali lagi.

***

"Ammar, kapan kita sampai ke blackburg?"

Vyn menerawang samudra lepas didepannya menggunakan teropong mata satu miliknya.

"Masih lama, mungkin beberapa minggu lagi memangnya kenapa? Kau sudah  sangat rindu dengan mereka?"

Seru ammar menggoda vyn dengan menyikut-nyikut perut vyn dengan seringaiananya.

"Diam kau bodoh, aku hanya ingin mengambil sesuatu disana"

"Yang benar saja, jauh jauh kita mengarungi samudra dan kau hanya akan mengmbil sebuah sesuatu. Ooh ayolah vyn ku yang manis setidaknya kau membawa buah tangan dari negri itu! Seorang keponakan untuku atau ozil misalnya."

Oh lihatlah! Ammar sangat pandai menggoda vyn.

"BUAT SAJA SENDIRI!"

"Aku ini kaptenmu kenapa kau yang mengatur ngatur hidupku, jalankan saja perintahku dan selesai?"

Vyn mulai jengkel.

" ay ay captain "

***

"Waaw bagus sekali ruangan ini, aku tidak menyangka ada rungan sebagus ini di kapal yang kulihat sangat kumuh."

Atha mengagumi ruangan milik vyn, memang sedari tadi ia velum keluar dari ruangan ini. Ia menyapukan telapak tangannya pada batu batu kristal yang bertengger indah di sebuah kayu di meja kerja vyn. Dia melihat di dinding dinding ruangan banyak ukir ukiran yang cantik dan indah.

"Aku harap aku bisa memiliki ruang seperti ini untuku sendiri, nantinya"

Ia berjalan memutari rak rak buku. Alangkah terkejutnya, dibalik rak rak buku itu ada sebuah ranjang besar, mungkin cukup untuk 5 orang dengan abdan seukuran atha. Ranjang itu ditutupi kelambu putih.

"Waw, kelihatannya nyaman sekali"

Ia duduk di pinggiran ranjang tersebut,

"Aku bahkan tidak memiliki ranjang sebagus ini di istana" ia terlihat sedih.

Mengingat istana ia kembli terpikirkan ayahandanya. Sebulir airmata jatuh menyusuri pipinya.

"Ayah maafkan atha, maafkan atha...."

Ia menidurkan kepalanya ke ranjang tersebut sampai akhirnya matanya terasa berat dan sekelilingnya terasa gelap.

***

"Hei, apa yang sedang nona kecilku lakukan?"

:)

11/7/18

Angel for PiratesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang