Hari kelahiran

1.6K 37 1
                                    

Semakin hari perut ku semakin membesar sepertinya anak yang ada di perutku ini sudah tidak sabar untuk keluar melihat indah nya dunia, dan anakku ini tidak mau berhenti menendang nendang perut ku.

Mas Al pun ikut bahagia melihat anak yang ada di dalam kandunganku sehat dengan gerakan lincah nya di dalam perutku, usia kandungan ana pun sekarang juha sudah menginjak 9 bulan.

"Sayang cepat lah kau keluar lihat lah umi dan abi mu yang sangat ingin melihat mu." Ucap Al dengan mengelus elus perut besarku dan berbisik ke perutku agar suara nya terdengar oleh si jabang bayi.

Aku pun hanya tersenyum dan sedikit meringis menahan rasa sesak dan sakit yang mulai terasa.

"Sayang kamu haus gak? Aku ambilin minum yah, oh iya kamu belum minum susu hamil kamu kan?" Ucap Al.

"Oh iya mas ana lupa hehehe." Ucap ana tertawa malu.

"Yaudah kamu tunggu disini yah, kalo ada apa apa teriak aja, mas ke dapur dulu mau buatin susu buat kamu." Ucap Al.

Lalu Al pun berjalan menuju dapur dan membuatkan susu buat ku.

Lalu tak lama perutku terasa sakit sekali, awal nya sakit datang sejam sekali terus 30 menit sekali dan makin sini makin cepat terasa sakit.

"Maaaaaaaas ." Ucap ana teriak yang sudah gak kuat menahan rasa sakit ini.

Mas Al yang mendengar teriakan ku langsung berlari menghampiri ku.

"Kamu kenapa sayang? Kamu mau lahiran? "Ucap Al cemas.

"Iya kaya nya mas, sakit banget perut ku mas." Ucap ana.

Tanpa pikir panjang Al langsung mengendong ana dan membawa ana masuk ke mobil dan menuju ke rumah sakit,

jarak dari rumah ke rumah sakit memang lumayan jauh.

"Mas lebih cepat lagi mas, air ketuban ku sudah pecah mas." Ucap ana sambil meringis kesakitan.

"Iya iya sayang ini hampir sampai, bentar yah sayang tahan sayang." Ucap Al mengencangkan gas nya untuk lebih cepat sampai ke rumah sakit tak peduli dengan ocehan para pengendara lain.

Setelah sampai di rumah sakit Al berteriak ke suster dan dokter bahwa istri nya mau melahirkan.

'Pov Al'

Setelah itu ana langsung di bawa ke ruang bersalin.

Dan di sisi lain aku sangat cemas dan khawatir , lalu aku menelpon kedua orang tua dan mertua nya.

"Nak ibrahim mana ana? Dia dimana?" Ucap ibu mertua cemas.

"Mah, ana masih di dalam." Ucap Al sambil menangis.

"Ibrahim kamu harus tenang, istri kamu pasti baik baik saja di dalam." Ucap bunda.

Tak lama kemudian terdengar suara bayi.

"Alhamdulillah." Ucap semua orang.

Lalu dokter pun keluar dari ruang bersalin.

"Suami dari nyonya deana silahkan masuk,
jika keluarga yang lain ingin melihat nya nanti setelah nyonya deana di pindahkan ke ruang rawat."
Ucap dokter.

Akupun langsung masuk dan memakai baju khusus yang sudah di siapkan untuk melihat istriku yang sedang terbaring lemas di di ranjang rumah sakit.

"Ini pak anaknya." Ucap perawat sambil memberikan bayi yang ada di pangkuan perawat itu.

Akupun langsung menggendong bayi itu dan membisikan adzan di kuping nya untuk pertama kali nya .

Bayi yang begitu tampan berhidung mancung, berkulit putih.

"Sayang ini anak kita sayang, anak sayang, bukalah mata kamu." Ucap Al.

Lalu mata ana pun terbuka perlahan dan tersenyum melihat bayi yang sedang di gendong suami nya itu.

Akupun langsung meletakan anak kita di pinggir istriku,

agar dia bisa mengelus anak yang telah ia keluarkan.

Ana pun tersenyum sambil mengelus pipi anak kita itu, akupun ikut tersenyum bahagia melihatnya.

"Bapak, ibu deana sekarang sudah pulih dan akan kami pindahkan ke ruang rawat, kami sudah mempersiapkan ruangan nya dan tinggal di pindahkan.
Suster tolong bayi nya simpan di ranjang bayi." Ucap dokter.

Lalu Al pun keluar dari ruang bersalin dan memberitahukan kalau ana sudah di pindahkan ke ruang rawat,

lalu Al menunjukan nomer kamar yang ana tempati.

"Nah ini dia kamar nya tulip 204." Ucap Al sambil membuka pintu dan membiarkan kedua orang tua dan kedua mertua nya masuk duluan.

"Mamah bunda." Ucap ana.

"Sayang." Ucap mamah langsung memeluk ana dengan perlahan dan melepaskan nya lagi.

"Sayang kamu berhasil menjadi seorang ibu nak, kamu sungguh kuat menahan rasa sakit demi mengeluarkan cucuku." Ucap bunda.

"Mamah dan papah bangga punya anak seperti mu sayang." Ucap papah dan mamah hanya tersenyum bahagia.

Sedangkan aku sedang mengendong anakku yang belum ku beri nama di temani ayah.

Lalu aku pun menghampiri mamah dan bunda untuk memperkenalkan bahwa inilah cucu mereka.

"Mah bun ini cucu mamah dan bunda." Ucap Al sambil tersenyum dan melihat istrinya yang masih terbaring lemas di kasur.

"Ya ampun cucu bunda lucu sekali, tampan. Sini sini bunda gendong." Ucap bunda sambil mengambil alih untuk memangku cucunya.

Akupun langsung duduk di dekat ana dan mengecup kening istriku yang sedang tersenyum bahagia tetapi masih telihat lemas dan pucat.

"Sayang kamu hebat, udah berjuang hidup dan mati demi melahirkan anak kita.
Kamu adalah wanita tangguh, bidadari ku." Ucap Al sambil mengelus elus tangan ana yang masih keliatan pucat.

"Iya mas, itu kan sudah jadi kewajiban ku untuk jadi seorang ibu sekaligus istri yang baik buat mas." Ucap ana dengan suara yang masih lemas.

"Makin cinta deh sama kamu ana." Ucap Al sambil mencubit pipiku pelan.

"Iya mas aku juga dengan penuh kasih sayang tadi kamu cemas banget kan sampai teriak teriak saat aku sampai di rumah sakit." Ucap ana tersenyum penuh dengan kebahagiaan .

"Hehe abisnya mas tadi cemas banget sayang takut kamu nya kenapa napa. Udah sekarang kamu istirahat jangan banyak ngomong biar cepat pulih. "Ucap Al tersenyum bahagia.

Ana hanya mengangguk dan tersenyum.

Sedangkan yang lain sedang asyik main dengan keluarga baru itu iya keluarga baru bayi kita kan keluarga baru di sini.

"Oh iya nak ibrahim ana sayang bayi ini belum di beri nama, akan di beri nama siapa cucuku ini." Ucap mamah sambil melirik ke arah kita.

"Sebenarnya kita udah mempersiapkan nama mah buat anak kita, tapi kita gak tau mamah papah ayah dan bunda bakal setuju atau engga." Ucap Al.

"Oh yaudah katakan saja lah siapa, kami akan setuju kan kalian orang tua nya." Ucap bunda, yang di ikuti anggukan dan senyuman dari semua orang.

"Namanya Athar syarif al rasyid. Gimana?" Ucap Al yang di ikuti senyuman bahagia dari ana.

"Wah bagus sekali namanya di belakang nya ada nama turunan al rasyid lagi." Ucap bunda.

"Artinya apa? Pasti di setiap nama ada doa yang di selipkan." Ucap mamah.

"Artinya pria suci yang mempunyai keteguhan hati dan yang di hormati semua orang." Ucap ana.

"Wah artinya bagus banget, semoga anak ini menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada kedua orang tua nya." Ucap papah.

"Aamiin." Ucap serempak semua keluarga

Oh iya disini kenapa adit gak muncul muncul karena dia sedang sekolah dan di sibukan dengan ujian.

***

Dan ke tiga sahabat nya pun bersusulan menikah setelah dini dan nika.

˚END˚

Assalamualaikum Jodohku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang