05

929 41 0
                                    

Takdir akan tau pada siapa ia berpihak.
Begitupun pertemuan, ia akan tau waktu yang tepat kapan ia harus bertemu.karena takdir akan menuntun siapa yang pantas di pertemukan,entah sebagai jodoh atau hanya sekedar pertemanan.

----------

"selamat datang di kamar kita,kamu mau kan satu kamar dengan ku? " aqilla mengemggam tangan sabya dengan senyuman yang tulus

"apa kamu tidak keberatan berbagi kamar bahkan orang tua kamu kepada ku aqilla?,apa kamu tidak merasa kasih sayang mereka akan terbagi nantinya? " sabya kecil berkata dengan lirih sambil menahan airmatanya.

"hey, kamu ngomong apa?  Kita itu saudara, mama dan papa aku itu, mama dan papa kamu juga saby"

"saby? 

"ia aku manggil kamu saby, boleh kan? 

sabiya kecil mengangguk,dan tersenyum sabil memeluk aqilla.

Bram dan aisyah berdiri di ambang pintu menyaksikan tingkah kedua bocah kecil itu sangat bahagia,mereka tidak mengira aqilla akan berfikir sedewasa itu dengan umur yang masih 10 tahun.

"ada apa sayang,hmmm? " sabya merasakan sentuhan lembut di bahunya seketika ia menoleh,melihat siapa yang menghampirinya membuatnya tersenyum.

"nggak papa ma, ma terimakasi atas semua kebahagiaan yang mama, papa dan aqilla berikan kepada saby"

"jangan bicara begitu, kamu itu keluarga kami, sampai kapan pun akan menjadi keluarga kami, anak mama sama papa, dan asudara buat aqilla." aisyah membawa sabya ke pelukannya.

"hey ada apa ini?  Kok pelukan nggak ngajak ngajak aku? " aqilla yang berdiri di ambang pintu memangku tangan ke dada sambil cemberut.

Aisyah dan sabya mendengar suara toak dari aqilla seketika melepaskan pelukan mereka dan terkekeh bersama.

"ngapain kamu kami peluk, kamu kan jarang mandi" sabya menggoda aqilla dengan senyuman lebar.

Aqilla yang sedari tadi berdiri di ambang pintu kamar, seketika menyerbu sabya mendengar ejekan dari saudaranya itu.

"saby....  enak aja kamu, ngatain aku jarang mandi, meskipun jarang mandi aku kan tetap cantik" aqilla menyerbu sabya dengan glitikan andalannya.

Sabya yang di serbu dengan glitikan aqilla, hanya meminta ampun di sela tawanya.

Aisyah yang melihat tingkah anak anaknya itu hanya bisa menggelengkan kepala"sudah sudah ayo sarapan papa kalian udah dari tadi nungguin kalian" .

sabya dan aqilla saling memandang dan mengejar mamanya yang duluan turun kebawah,dan memeluk mamanya dengan manja, sambil berjalan ke meja makan.

Melihat ketiga bidadarinya turun dari atas membuat Bram tersenyum dan melipat koran yang sedang ia baca dan meletakkan di atas meja makan.
"ada apa sih ma, pagi pagi udah ribut"

"tau tuh mas, anak kamu.sebentar akur, sebentar manja, sebentar berantem" aisyah menimpali sambil mengoleskan selai kacang untuk dan memberikan kepada Bram.

"selamat pagi papa jagoan kami" Aqilla  yang datang dan di susul sabya dari belakang, menghampiri Bram dan mengecup kedua pipinya Bram. sabya tersenyum langsung duduk di hadapan Bram. melihat tingkah aqilla membuat aisyah menggelengkan kepala,ia tau anaknya yang satu itu labilnya masih turun naik, sedangkan sabya? Jangan di tanya , sabya sangat jauh dari kata labil. kalau aqilla mulai labil, sabya lah yang menjadi andalan aisyah untuk menasehati aqilla. Sifat sabya dan aqilla sangat tolak belakang, aqilla dengan sikap pecicilannya sedangkan sabya dengan sikap dewasanya. Aisyah sangat beruntung adanya sabya di tengah tengah mereka.

"pagi kembali putri putri kesayangan papa. Ada apa sih pagi udah ribut? "

"biasalah pa, saby ngejekin aqilla"

"kan emang bener pa, aqilla jarang mandi, ngapain saby yang salah coba"sabya menimpali.

Sebelum terjadi keributan lagi, daus melerai anak anaknya itu" sudah sudah ayo makan, tapi katanya kalian mau liburan ke tempat oma, ayo cepat nanti keburu siang".

"siap boss" jawaban itu serempak meluncur dari mulut sabya dan aqilla membuat mereka ketawa.

*******
Pesawat yang lepasa landas dari bandara cairo international iarport sudah mendarat di bandara soekarno hatta, seorang supir pribadi sekaligus orang kepercayaan sudah menunggu di depan bandara untuk menjemput tuannya yang berada dalam pesawat tersebut.

Supir yang menunggu majikannya itu melambaikan tangan kepada satu keluarga yang baru saja keluar dari dalam bandara dan menyambut mereka dengan senyuman yang hangat.

setelah berbincang sedikit ia mempersilahkan majikan anak dan istrinya untuk masuk ke mobil dan meninggalkan bandara menuju rumah yang mereka tempati.

"bagaimana perusahaan mat? " ardi memecah keheningan di dalam mobil yang mereja tumpangi.

"alhamdulillah lancar pak, meskipun ada masalah sedikit, tapi sudah saya atasi"

"masalah? ".

"iya pak, ada karywan baru yang mensabotase laporan keuangan perusahaan, beruntung orng kepercayaan saya cepat mengetahuinya dan langsung menindak lanjuti masalah ini ke pihak yang berwajib pak".

"terimakasih mat, kamu sudah mengurus semuanya dengan baik selagi kami pergi" ardi menepuk nepuk pundak rahmat.

"sudah kewajibam saya membantu bapak, setelah apa yang bapak lakukan untuk keluarga saya pak",timpal rahmat dengan seulas senyuman tulus.

Ardi melirik ke belakang dimana istri dan anaknya duduk, ardi memperhatikan istrinya yg sudah terlelap, mungkin istrinya itu capek dengan perjalanan jauh ini,sketika ardi mengalihkan pandangannya kepada anak laki laki semata wayang nya itu, ia melihat anak kesayangannya itu lagi melihat keluar  sambil memikirkan sesuatu.

"azka, apa yang kamu fikirkan nak? "

Azka yang mendengar pertanyaan ardi itu mengalihkan pandangannya kepada ardi "tidak apa apa pa, aku melihat kota ini sudah banyak berubah,sudah lama sekali kita tidak pulang" azka kembali mengalihkan pandangannya keluar.

Mendengar perkataan azka , Ardi tau apa yang di maksud oleh anaknya azka, begitu banyak hal yang tersirat dari perkataan anak semata wayangnya itu. entahlah ardi tidak mengerti banyak tentang perasaan anak muda.

"istirahatlah nak, sebentar lagi kita sampai,setelah itu kamu bisa mencari dia lagi" ucap ardi dengan senyuman yang menenangkan.

Azka tau apa yang di maksud ardi menoleh dan tersenyum kepada papanya itu, sketika ia memejamkan mata dan memegang erat gelang yang ada di tangan kirinya.

"hey, aku pulang, dimana kamu?apa kamu sehat? Apa kamu tumbuh dengan baik? Apa kamu mengenaliku lagi, simata teduh?" Lirih azka sambil memejamkan mata dan megang gelang yang ada di tangan krinya.

Begitu banyak pertanyaan pertanyaan azka yang memenuhi kepalanya,sehingga membuatnya membuang nafas begitu berat.





Maaf ya upadate kelamaan, author sibuk soalnya 😁

Gimana? Kurang dapet fellnya? Di maklumi ya guys.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, coment yang membangun misalnya, supaya bisa koreksi dalam penulisan lagi, makasi 😊

Happy reading guys 😂
Typo bertebaran.

Karena Satu Alasan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang