12

703 30 0
                                    

Seperti hari hari biasanya Azka sampai di lobi kantor mendapat pemandangan yang sebenarnya ia juga tidak suka,dimana para kaum hawa yang memandang dengan tatapan yang ingin memangsa dirinya dan juga bisikan bisikan yang seberanya membuat Azka risih. Tapi bagaimana lagi resiko mempunyai wajah tampan.

Azka menaiki tangga menuju ruang meeting dimana hari ini akan di umumkan pemangkatannya sebagai penerus perusahaan Kontrusi yang ada di indonesia.

"Assalammkum", Azka membuka pintu dimana sudah ada banyak orang yang duduk di dalam ruangan yang ia masuki, termasuk papanya Ardi.

Ardi yang melihat anaknya masuk tersenyum dan mempersilahkan Azka untuk duduk, dan Ardi pun memulai acara meeting.

"assalammualaikum,sebelumnya pasti kalian sudah mengira atau mendengar kabar dari luar apa tujuan saya mengadakan meeting ini". Ucap Ardi sambil berdiri dari tempat duduknya. Seketika suasana yang awalnya sunyi kini riuh dengan bisikan bisikan. Ardi yang mendengarkan bisikan bisikan dari para karyawan hanya tersenyum dan melanjutkan bicara.

" Dengan keadaan saya yang sudah tua tidak memungkinkan lagi untuk mengurus perusahaan ini, oleh karena itu saya ingin mengumumkan bahwasanya Azka anak saya mulai hari ini resmi menggantikan saya di perusahaan ini. Saya harap kalian semua bisa membantu Azka dan bisa bekerja sama dengan baik." mendengar perkataan Ardi,seketika suasana menjadi hening. Ardi yang melihat itupun tersenyum.

"Baiklah,karena tidak ada hal yang ingin saya sampaikan lagi pada meeting kali ini,silahkan kalian kembali ke ruangan masing masing,sekian terimakasih". Tutup ardi,semua orang berdiri meninggalkan ruang meeting,ada juga yang memberikan selamat kepada Azka sebelum kembali ke ruangan mereka masing masing.

Setelah bicara dengan Ardi menyangkut tentang perusahaan,kini Azka duduk di ruangannya sendiri dimana ruangan yang ia duduki kini dulunya di tempati oleh Ardi papanya.

Tok tok tok, Azka kembali dari lamunan saat mendengarkan pintu di ketuk.

"masuk"

"selamat siang pak"

"Pak Rahmat ngapain ke sini?"

"sebelumnya saya mengucapkan selamat atas resminya bapak menggantikan Pak Ardi di perusahaan ini".

"Pak, tidak usah seformal itu kalau berbicara dengan saya pak", dengus Azka.

Rahmat hanya terkekeh mendengarkan perkataan majikan sekaligus Bosnya ini.

"ini di kantor pak,jadi sudah seharusnya saya bebicara formal", senyum Rahamat."Sudah waktunya meeting pak,klien kita sudah datang", lanjut Rahmat.

Azka yang mendengarkan itu hanya bisa mendengus pasrah,"baru pertama diangkat udah meeting aja".

Rahmat yang mendengarkan Bossnya itu ngedumel hanya terkekeh,dan mempersilahkan Azka berjalan menuju ruang meeting.

****
Sekarang Azka berada di ruang meeting bertemu dengan klien pertamanya saat menggantikan posisi papanya di perusahaan ini.

"perkenalkan saya Ilham pemilik perusahaan Agung sedayu group yang ingin bekerja sama dengan perusahaan ini,sebelumnya saya sudah membicarakan proyek ini bersama pak Ardi,lantaran saya dengar pak Ardi telah di gantikan dengan Anaknya yang ternyata tampan dan juga sangat muda". Ilham mengulurkan tangannya kepada Azka sambil terkekeh.

Azka menyambut tangan Ilham dengan seulas senyum di bibirnya" anda sangat berlebihan pak".

Ilham terkekeh mendengarkan perkataan Azka, "jangan terlalu formal bro,saya rasa kamu seumuran dengan saya dan soal meeting kamu jangan terlalu khawatir, saya sudah putuskan bekerja sama dengan perusahaan ini untuk pembangunan proyek rumah sakit ini ".

Azka tersenyum mendengar perkataan Ilham, selain membahas soal proyek mereka larut dalam pembicaraan layaknya seorang anak muda.

"Baiklah Bapak Azka yang terhormat senang bekerja sama dengan anda kalau begitu saya permisi dulu", kekeh Ilham sambil mengulurkan tangannya kepada Azka".

Azak menyambut uluran tangan Ilham dan tersenyum seraya berkata " sama sama pak, saya juga senang bekerjasama dengan anda bapak Ilaham yang terhormat".

Ilham yang mendengarkan sidiran balik dari Azka tertawa begitupun semua orang yang ada di ruangan itupun ikutan tertawa.

****
"assalammualaikum ", ucap Azka yang kini memasuki rumah.

"Waalaikummsalam", jawab Ardi dari ruang keluarga.

Azka mendengar jawaban salam dari Ardi menuju suara sang papa, ternayata Ardi lagi tertawa sendiri menonton acara komedi. Azka yang melihat itu menghampiri dan mencium tangan Ardi, setelah itu ia menghempaskan tubuhnya di atas sofa dan menghembuskan nafas berat.

Ardi yang mendengarkan hembusan nafas berat Azka menoleh ke arah Anaknya itu yang kini memijit kepala sambil memejamkan mata. Ardi terkekeh melihat hal itu.

"kenapa kamu? Kayak tertimpa musibah berat aja,rambut acak acakan, wajah dan pakaian kamu kusut kayak nggak di setrika sebulan aja", Ledek Ardi.

Azka yang mendengarkan ledekan dari Papanya itu kembuka mata dan menoleh ke arah sang papa. Orng Yang di lihat hanya sibuk kembali menonton tv di depannya. Azka yang melihat itu hanya mendengus sebal,bagaimana mungkin sehari ia resmi menggantikan sang papa kerjaannya sudah menumpuk.

Ardi yang tau akan kondisi anaknya ini kembali terkekeh, "makanya papa mau pensiun dari perusahaan karena papa nggak sanggup lagi mengurus semua ini", papa mau bersantai ria dengan bunda kamu di rumah sambil menunggu datangnya calon mantu", goda Ardi.

Yang di goda hanya mendengus kesal,pasalnya papa dan bundanya ini akhir akhir ini sering sekali membahas calon mantu.

"auk ha gelap,bunda mana pa?"

Ardi yang tau anaknya ini mengalihkan pembicaraan terkekeh kembali, "cieeee mengalihkan pembicaraan ni ye". Goda Ardi. Yang di goda mendengus sebal dan menuju ke dapur,ia tau betul kalau jam segini bundanya itu berkutat dengan masakannya.

Azka yang melihat Ningrum lagi sibuk memasak menghampirinya dan memeluk sang bunda dari belakang. Azka menikmati aroma dari tubuh arumi yang merupakan parfum alami aroma bawang goreng dan bumbu masakan lainnya membuat ia begitu nyaman di pelukan sang bunda. Aroma inilah nanti yang sangat Azka rindukan saat ia sudah berumah tangga nanti.

Ningrum tau siapa yang memeluknya dari belakang mematikan kompor dan membalikan badannya. Ningrum yang melihat anak sematawayangnya ini tersenyum dan memegang kedua pipi Azka.

"anak bunda kenapa pakainnya aut autan begini?".

"papa jahat bun masak aku baru hari pertama pemangkatan kerjaan udah numpuk,kan kesal". dengus Azka.

Ningrum yang mendengarkan itu hanya terkekeh, "sudah sana kamu mandi siap siap sholat magrib sama papamu ke mesjid".

"Ih bunda mah jahat,anaknya ngadu ngga di tanggepin", ucap azka sambil melangkah ke kamarnya.

Ningrum yang melihat tingkah manjanya Azka keluar hanya menggeleng gelengkan kepala.

"sudah besar masih aja manjanya nggak ilang ilang,gimana kamu udah punya istri nanti? Pasti bunda kangen kamu saat manja seperti ini nak", batin Ningrum sambil kembali melanjutkan aktifitasnya.


Karena Satu Alasan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang