09

761 31 0
                                    

Sabya duduk di bangku taman di belakang kampus ,hari ini dia sudah masuk kuliah kembali setelah dua minggu libur ujian semester dan sudah dua hari juga dia kembali dari liburan ke rumah neneknya,ah ya tepatnya rumah nenek Aqilla.

"door....cie yang pulang liburan dari rumah nenek nggak bawa apa apa "

Sabya di kejutkan dengan tepukan dan suara yang begitu cempreng,ia tau siapa pemilik suara itu. Sabya menoleh ke samping mendapati Ani yang berdiri sambil memangku kedua tangannya di dada.

Sabya tersenyum dan menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah temannya yang satu ini, Sabya kembali berkutik dengan buku yang ditangannya.

Melihat perlakuan orang yang duduk di depannya ini,Ani duduk di sebelah sabya dan merebut buku yang ada di tangan Sabya. Sabya yang mendapatkan perlakuan dari Ani menaikkan sebelah alisnya.

"kamu kenapa sih Ni,datang datang dengan suara toak dan sekarang main ambil buku aku aja "

"kamu yang apa apan Saby orang ngomong ngapain nggak di dengar coba,yaudah aku ambil. Lagian ya,siapa suruh kalian liburan ke rumah Nenek Aqilla nggak ngajak ngajak aku?

Ya,Ani tau sebenarnya apa hubungan Sabya dengan Aqilla dan mereka bertiga menjalin persahabatan mulai dari ospek sampai sekarang. Meskipun mereka berbeda jurusan Ani yang mengambil jurusan piskologi,Aqilla yang mengambil jurusan kedokteran dan Sabya yang mengambil jurusan desain tetapi mereka tetap berteman baik layaknya keluarga.

Sabya yang mendengarkan celotehan Ani tersenyum,ia memposisikan duduknya menghadap Ani. " siapa suruh kamu nggak ngajak kita pergi ke singapore? Yaudah kita tinggal" kekeh Sabya.

"ih saby kan udah aku bilang kalau itu dadakan dan acara keluaraga,kalau mama papa bilang mau pergi singapure waktu itu kan aku bisa ngajak kalian " rengek Ani.

Sabya yang melihat sahabat di depannya ini merengak  ia hanya mampu  ketawa, ia  bersyukur bertemu dengan orang orang yang mengharapkan keberadaanya.

Terkadang dalam pertemanan seseorang lebih mementingkan gaya,kedudukan dan tahta. Tapi bagi sabya dalam pertemanan adalah di saat keberadaan sangat di butuhkan orang banyak, dan membuat orang yang disekitar nyaman dengan keberadaan kita  itu  lebih dari  cukup.

"sudah sudah kamu ini kayak anak kecil aja ,nggak di ajak liburan aja kayak gini,apalagi kalaw aku tinggal buat selamanya apa jadinya nanti" kekeh Sabya.

Ani yang mendengarkan kata kata Sabya langsung memasang wajah serius, "maksud kamu?"

"Eh itu anu ....Ya kan nggak selamanya kita hidup di dunia ini Ani,nggak ada jaminannyakan kita bakalan hidup sampai tua? manatauan diantara kita bertiga aku duluan yang di panggil allah,kan bisa aja." Jawab Sabya dengan gelagapan.

Ani yang merasa aneh dengan jawaban Sabya hanya  ber oh ria,"sudah  jangan membahas itu ah,bikin aku ngeri aja. Btw aku kangen banget sama kamu Saby," Ani langsung memeluk Sabya erat,yang di peluk hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya yang satu ini.

"ooo jadi Saby aja nih yang di kangenin, Aku nya nggak"

Kedua orang yang sedang nyalurkan rindu itu melihat ke arah sumber suara,mereka melihat Aqilla berdiri dengan buku di tangan kirinya sambil memasukkan tangan kanan ke dalam saku  jas putih kebangsaanya.

"eh ada ibu dokter" cengir Ani melihat Aqilla yang berdiri di depan mereka.

"iya dong,emang kamu kerjaannya nanti nggak jelas gitu,weeeek"

"ye,biarin aja meskipun kerjaan aku nanti nggak jelas yang penting udah ada orang yang mau halalin,emangnya kamu? Cakep,pakek jas putih,calon dokter tapi masih jomblo weeekk "

"Ani......kamu ya,ada aja bahan buat aku terpojokkan"

"bukannya mau memojokan kamu aqilla sayang,tapi emang kenyataannya bukan?" Ani menaik naikan alisnya menggoda aqilla,yang di goda hanya mendengus kesal.

Sabya yang melihat perdebatan itu hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya itu.

"sudah sudah kalian ini ada aja yang di perdebatkan,kalau nggak ketemu bilang kangen,kalau ketemu bawaannya berantem terus."

Sabya bangkit dari kursi dan berjalan meninggalkan mereka.

Ani dan Aqilla melihat Sabya pergi berteriak  "Saby mau kemana?"

"mau ke cafe biasa,aku lapar".

" ikuuut" teriak Ani dan Aqilla kompak sambil mengejar Sabya, mendengarkan teriakan dari kedua sahabatnya itu membuat Sabya  terkekeh sambil meneruskan langkahnya.

Tanpa mereka sadari dari kejauhan ada sepasang mata  yang mengamati.




Hufft akhirnya update juga,gimana? Fell nya kurang dapet ya? Heheh ini udah berusaha semampu aku 😁

Segitu dulu ya,
Happy reading guys 😘
Maaf typo bertebaran  🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak 😂

Karena Satu Alasan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang