25

736 27 0
                                    

Semua tak lagi sama setelah apa yang di perbuat,kadang dengan menjelaskan semuanya tidak akan dapat merubah luka yang telah hadir.


-------------

Setelah makan malam Sabya berniat ke kamar Aqilla. Sudah lama sekali dia tidak berbincang hangat dengan saudaranya itu,terakhir kalinya saat Sabya menyempatkan waktu berkunjuang dan membawakan bekal untuk Aqilla sekitar dua bulan yang lalu, setelah itu mereka berkomunikasi lewat telepon saja itupun hanya sekali kali. Setibanya Sabya di depan kamar Aqilla, ia mendengarkan suara isakan halus dari dalam kamar, membuat Sabya langsung membuka pintu dan masuk ke kamar. Sabya melihat Aqilla tidur dengan tengkurap dan lampu kamar sudah di ganti dengan lampu tidur. Seketika Sabya menghampiri Aqilla bermaksud untuk mengecek keadaan saudaranya itu. Sabya melihat Aqilla sudah tidur nyenyak, tetapi Sabya merasa tidak selah dengar. Sabya memperbaiki selimut Aqilla dan mengusap rambut Aqilla lembut sambil mencium kepala Aqilla.

"kamu kenapa Aqilla? Kenapa aku merasa sikapmu berbeda hari ini, apa aku ada salah sama kamu? Tolong jangan diam seperti ini." Lirih Sabya sambil berlalu dari kamar.

Aqilla yang hanya berpura pura tidur, ia mendengar semua perkataan Sabya. Bukan maksud Aqilla untuk mendiami Sabya, tapi rasa kesal yang teramat dalam mebuat dia seperti ini. Sebenarnya Aqilla juga kasian dengan Sabya,ia tau Sabya begitu sangat menyayangi dirinya melebihi saudara kandung. Entahlah semua tersa pelik bagi Aqilla.

*****

Ayam berkokok menandakan malam berganti siang, matahari yang terbit di ufuk timur membuat semua makhluk menggeliat sambil menahan dinginnya yang di sebabkan oleh embun yang menghampiri bumi. Sabya bangun dari tidurnya dan melakukan aktifitasnya sebagai umat muslim,setelah itu ia keluar kamar dan berjalan ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi ini. Hari ini Sabya tidak berniat untuk mengurus butiknya, karena ia ingin menghabiskan waktu seharian di rumah dan bercengkrama dengan sang mama dan Aqilla, karena besok Aqilla telah kembali lagi kerumah sakit. Tadi malam Sabya telah menghubungi karyawannya,memberi kabar bahwa hari ini dirinya tidak ke butik.

"Sarapan pagi ini apa ma?" Sabya menghampiri Asyah yang tengah berkutat dengan masakanya.

Aisyah tersenyum mendapati Sabya yang telah berada di belakangnya. " kamu nggak siap siap nak? Biasanya kan jam segini udah beres?" ucap Aisyah dengan senyuman dan melanjutkan memotong bawang.

"Aku libur ke butik ma, aku ingin di rumah menghabiskan waktu dengan Aqilla,kan besok dia mau kembali ke rumah sakit." Ucap Sabya sambil mengambil bawang yang akan di kupas Aisyah.

Aisyah hanya tersenyum mendengarkan perkataan Sabya.

Tidak lama mereka berbincang sambil memasak, lalu Aqilla datang menghampiri mereka sambil memeluk Aisyah dari belakang.

"Morning,ma." Ucap Aqilla sambil meletakkan dagunya ke bahu Aisyah,membuat sang mama terkejut.

"astaghfirullah,kamu ini buat mama kaget aja." Ucap Aisyah sambil memegang dadanya. Sabya hanya tersenyum melihat ibu dan anak itu sambil menyiapkan makanan yang sudah jadi, ke atas meja makan.

"udah ah, kita sarapan. Papa mu juga udah di meja makan tuh," ajak Aisyah kepada Aqilla yang masih setia dengan posisinya saat ini, sambil memajukan dagunya ke arah Bram dan Sabya yang telah duduk di meja makan,mau tidak mau Aqilla harus melepaskan pelukannya dan berjalan menuju meja makan, begitupun dengan Aisyah.

"pagi cantik, Kenapa kok pagi pagi gini wajahnya di tekuk begitu,hmmm?" sapa Bram.

"biasalah pa, anak mu ini manjanya nggak tersalurkan," ucap Aisyah sambil terkekeh. Bram pun juga ikut terkekeh, Sabya? Jangan di tanya lagi, Ia hanya tersenyum mendengarkan guyonan hangat keluarga ini. Sudah lama sekali ia tidak mendaptkan situasi yang seperti ini,dimana akan ada guyonan entah itu dari mama,papa,Aqilla bahkan dari dirinya sendiri. Tapi bedanya sekarang ia tidak ikut menjahili saudaranya itu,bukannya Sabya tidak mau bergabung dengan obrolan mereka,tapi Sabya merasakan Aqilla bersikap dingin terhadapnya,entahlah itu hanya perasaan Sabya saja atau memang benar adanya.

Karena Satu Alasan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang