PART 9

1.3K 104 2
                                    

🌸🌸🌸
Bukan maksudku menyakitimu. Karena egoku mengecewakan. Jika tak bisa tuk menerima, bisakah tuk memaafkan?
- Egoku, Aliando syarief,
🌸🌸🌸

Gubrakk..

Suara pintu yang dibuka dengan tergesa menimbulkan suara gaduh yang membuat Ali dan Prilly langsung menoleh ke ambang pintu.

"Gila lo gue cariin ternyata nyelip di sini?"

"Untung lo yang dijemur coba kalau gue udah macem ikan pindang dekil"

"Daritadi kita keliling keliling nyariin lo man!"

"Sorry deh Li gue tadi ngga ngerespon telpon lo gue kira lo drama males nyetir"

Keong yang terfokus dengan 1 hal akhirnya membuka suara.

"Elah yang ditanyain pada Ali semua? Noh gue tadi liat si Ali nyosor noh ke Prilly" ucap Keong geregetan memikirkan Ali dan Prilly yang biasanya tak henti hentinya debat.

Perkataan Keong membuat Ali dan Prilly saling pandang sejenak.

"Apaan dah kalian. Gue cuma nolongin si kaleng rombeng yang pingsan tadi" Ali berkata seolah menyangkal perkataan Keong.

Ucapan Ali membuat Nichol langsung buru buru menghampiri Prilly dan sedikit menunduk. "Hah? Lo pingsan? Kok bisa? Ali ngapa ngapain lo ya?" Tanya Nichol bertubi tubi.

Ali kaget dengan ucapan Nichol yang tak ada nada bercanda sedikitpun. Lelaki itu terlihat amat cemas. "Eh engga ada! Justru gue yang nolongin ni bocah belom sarapan kali" sanggah Ali tak terima.

Terjadi keheningan yang cukup membosankan sampai akhirnya..

"Ekhemm" Ali berdehem menghidupkan suasana.

"Ayo cabut ah. Tadinya gue kira ada yang mau bilang makasih. Mana berat banget lagi. Ternyata ada aja ya orang ngga tau terima kasih sama apa yang orang lakuin ke dia dengan susah payah" Ia berbicara dengan nada sinis dan menyindir serta berlagak kelelahan dan perlahan mendekati pintu keluar bersama kunyuk kunyuk sahabatnya kecuali Nichol yang masih menemani Prilly disampingnya.

Prilly terkesiap. Hari ini jadwalnya ia datang bulan makanya sedikit lebih sensitif. Ia sedikit tersinggung dengan ucapan Ali.

"MA-KA-SIH! Well ada aja orang yang ngga ikhlas nolongin sesama yang lagi butuh" penuh penekanan. Matanya sedikit memerah karena emosi sambil menunjuk Ali.

Ali tercenung di tempat dengan masih menghadap pintu keluar. Ia tak mengira Prilly akan menanggapinya seserius itu.

Prilly bergegas menuju pintu keluar dan mengajak Itte yang entah sejak kapan berada di sana dengan posisi bingung.

Hal itu menbuat Nichol geram dan langsung menarik Ali menuju taman belakang dengan paksa.

"Eh apaan sih bang!" Ali meronta

"Lo yang apaan! Bisa ngga sih lo jaga sedikit perasaan perempuan?" Nichol tak kalah tersulut emosi dengan Ali.

Ali menaikkan sebelah alisnya "Lagian kalau lo tadi mau dengerin omongan gue di telpon juga nggak akan gini kan?"

"Masih aja ya Lo nyalahin orang lain? Kalaupun gue nolong lo, Prilly tetep aja telat dan dihukum! Masalahnya bukan disitu! Tapi perkataan lo barusan ke Prilly yang bikin gue kecewa! Ngerti?"

"Tadi gue cuma niat bercanda! Ngga kebih! Lo kenapa sih?" Ali masih bingung dengan sikap Nichol yang dianggapnya berlebihan kali ini.

"Oh wow? Lo bilang perkataan lo barusan bercandaan?" Nichol mendekat ke Ali dan menunjuk kepala Ali kasar "pertama, lo mikir ngga? Yang lo bercandain ini orang yang gue sayang?" Nichol berulang kali menunjuk kepala Ali "dan kedua, lo mikir! Situasi apa yang lagi lo buat bercandaan!" Eram Nichol. "Nih otak mikir!" Sambungnya.

Difficult ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang