🌸🌸🌸
Ketika sebuah rasa telah berperan dapatkah waktu terulang kembali? Terkadang ada sebuah titik jenuh pada satu situasi tak pasti. Ketika sebuah rasa tak bisa memastikan dapatkah waktu menjawab posisi abu abu yang kurasakan saat ini? Angin, dapatkah kau sampaikan kepastian ini pada sang pembuat rasa?-Tara
🌸🌸🌸"Oper sini bang!" Pekik Iqbal sambil melambaikan tangannya ke arah Nichol.
Sedangkan yang dipanggil justru mengarahkan pandangannya pada tim cheers dengan mata sayu.
Ia takut apa yang baru saja menjadi miliknya akan pindah ke hati lain. Bukan. Nichol sama sekali tak curiga pada Ali. Namun pada Rassya. Karena mungkin. ia memang belum menyadari apa yang salah dalam situasi ini.
Hap! Sreet
Bola di tangan Nichol tiha tiba direbut oleh tim lawan. Sedangkan tanggapan Nichol malah tetap melamun memperhatikan Prilly.
Prilly tetap berusaha mengimbangi gerakan cheers yang sedang ia lakukan meski bingung dengan sikap Nichol yang tak wajar.
"Sialan!! Kerebut lagi!!" Pekik Iqbal frustasi.
Verrel yang menyadari situasi ini pun berlari menghampiri Nichol dan menepuk pundaknya.
"Gue harap lo bisa dewasa buat bedain mana urusan pribadi mana urusan bersama" ujar Verrel dan kembali ke tempatnya.
Nichol tergagap. Astaga ia lupa bahkan jika ia sedang berada di lapangan untuk mengharumkan nama sekolahnya.
saat Nichol berusaha mengikbangi gerakan tim sekolahnya tiba tiba seseorang menyenggol bahunya keras sampai ia hampir terhuyung.
"Urusan kita belom kelar bro!!" Ucap sosok itu yang tak lain adalah Rassya. Nichol mengepalkan tangannya kuat kuat.
-
Pertandingan ternyata dimenangkan oleh tim Ali dari CSHS. Walau sempat tertinggal jauh, rupanya sang kapten tak ingin tinggal diam.
Ia mengerti sikap apa yang harus ia tunjukkan di situasi itu
"Woi tengil!! Selamat! Lo menang man! Bangga gue!!" Ucap Prilly kegirangan penuh semangat menghampiri Ali dan kawan kawan di ujung lapangan.
Masih lengkap dengan kostum cheersnya, Itte mengikuti Prilly. Sebenarnya ia merasa janggal dengan sikap Prilly yang belakangan ini berbeda. Namun seperti biasa, Itte tetap berpositive thingking pada sahabatnya. Toh ia sudah sempat cerita ke Prilly tentang perasaanya pada Ali.
Jadi tidak mungkin sekali untuk sahabatnya itu menusuknya dari belakang.
"Thanks kaleng rombeng!! Gue gitu pasti menang dong!" Pekik Ali tak kalah semangat dilanjutkan dengan ber-tos ria dengan Prilly. Tak lupa senyuman bahagia di wajah keduanya yang tak luput dari pandangan yang lainnya.
Melihat itu, Keong mendekatkan kepalanya pada Aldy "Lo ngerasa aneh ngga si?" Ucapnya berbisik.
"Aneh gimana maksud lo?" Balas Aldy dengan berbisik pula.
"Ye masa lo ngga sadar sih itu si Prilly udah pacaran ama Bang Nichol tapi gue liat daritadi semangatnya ke Ali mulu" Keong sekejap mengarahkan pandangannya pada mereka dan kembali menatap Aldy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Choice
Fanfiction"Andai waktu bisa diputar, gue memilih untuk ngga pernah ketemu mereka kalau pada akhirnya harus jatuh sama pilihan yang sulit. Ya walau gue tau pada akhirnya hati gue bakal berlabuh kemana. Tapi ada hati yang harus gue jaga. Jadi let see! Takdir ba...