PART 17

1.4K 132 16
                                    

🌸🌸🌸

Saat waktu telah berhasil memisahkan 'kita" dan takdir yang membawamu bertemu dengan 'nya" disitulah kamu akan tersadar bahwa kamu tidak akan menemukan sosok sepertiku di diri 'nya'

-Tara
🌸🌸🌸

"Kantin yuk Prill . Kasian perut gue kayak ada bunyi beduknya daritadi!" Ajak Itte sesaat setelah bel istirahat berbunyi.

"Lo duluan deh Tte. Gue masih nyatet Biologi nih ngga kelar kelar" balas Prilly sambil terus menulis tanpa menatap Itte yang sedang memajukan 2cm bibirnya.

Itte menghela napas. 'Tumben banget ni anak rajin' Batin Itte. "Yaudah deh lo nyusul ya! Awas aja sampe engga!" Dengan nada seperti mengancam, Itte keluar kelas sendirian.

"Iye iye bawel lo!" Prilly sedikit berteriak.

-

"Huh akhirnya kelar juga! Gila ini jari masih nempel di tangan gue ngga sih? Mati rasa!" Prilly mengibaskan jarinya bermaksud menghilangkan rasa pegalnya akibat terlalu banyak menulis.

"Siomay!! Im coming!!" Pekiknya sedikit berlari ke arah kantin.

Kantin sudah di depan matanya, namun pandangannya seolah terbelokkan dan badannya terasa ditarik sedikit paksa. "Eh eh!! Apaan nih!" Prilly berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari manusia tengil itu.

"Eh somplak lo mau bawa gue kemana!!!" Pekik Prilly mengeluarkan suara 8 oktaf nya.

Ali mengelus kuping tak berdosanya yang malang karena teriakan Prilly. "Ikut aja sini!". Ternyata Ali membawanya ke taman belakang sekolah.

"Eh lo ma...mau ngapain sih!" Prilly tergagap saat Ali serasa semakin mendekat ke arahnya.

"Enggak, gue mau berduaan aja sama lo" ucap Ali lirih dan lembut dengan jari telunjuknya yang menelusuri hidung mancung Prilly dengan perlahan. Mata coklat hazel itu menatap mata hitam legam itu lekat lekat.

Ali tersenyum jahil dan malah berganti mencubit hidung Prilly dengan gemas. "AAA!! Sakit bego!!" Prilly mengelus hidungnya yang kemerahan karena ulah Ali.

"Nih rasain lo gue bales!!" Prilly balik mencubit hidung mancung Ali dengan lebih keras.

"EH EH!! GABISA NAFAS! GABISA NAFAS!" Ali menunduk menahan kedua tangannya pada kedua lututnya seperti mengatur nafas.

"Eh gu..gue ngga sengaja Li. Mana gue liat" bersamaan dengan Prilly menunduk ingin melihat keadaannya, Ali juga menoleh ke samping. Hidung mereka hampir bersentuhan.

Prilly menemukan satu titik di mata Ali dimana tiap ia menatap mata Ali yang ia temukan adalah bayangan Lian disana. Meneduhkan seperti waktu itu.

Apakah mereka berhubungan? Ah tidak mungkin. Pasti hanya hayalannya saja.

"Alah sok perhatian lo" ketus Ali. Padahal sebenarnya ia sedang mengontrol ritme jantungnya yang tak karuan.

"Terus aja salahin gue" Prilly memutar kesua bola matanya.

Ali mengejek dengan mulutnya yang sengaja digerakkan tak beraturan. Dan setelahnya Ali meninggalkan Prilly dengan berlari menahan senyumnya.

"Sialan lo ya!!" Prilly berbalik badan dan mengulum senyumnya. Menahan kupu kupu yang sejak tadi mendesak keluar dari hatinya. 'Oh Tuhan apalagi ini. Aku semakin terjerumus padanya'

***

Disisi lain sorot mata tajam itu tak pernah reda. Menggambarkan keadaan hatinya yang dipenuhi amarah. Barulang kali ia memikirkan cara untuk memisahkan dua insan yang saling terpaut itu.

Difficult ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang