Part 11

1.2K 98 1
                                    

🌸🌸🌸
Semoga saat kita bertemu lagi keadaannya akan sama seperti dulu saat saat tanpa adanya canggung 'sahabat'
🌸🌸🌸

"Oper ke gue Nyuk!"

Hap..
Shoot..

Meleset.

Hap.

Bola itu berhasil ditangkap oleh Nichol yang kebetulan lewat di dekat lapangan. Dengan cepat Nichol ikut memasuki lapangan dan dengan gesit mengoper bola ke arah Ali.

Hap!
Shoot!

Ali tersenyum bangga serta ber-tos ria dengan Nichol dan bersalaman ala lelaki.

"Anjirr tambah sadis aja main lo Li!" Verrel menepuk pundak Ali.

"Kapten mah beda!" Sahut Iqbal berlari kecil lalu menepuk pundak Ali juga.

"Operan gue masih keren juga ternyata" ucap Keong PD datang bersama Aldy yang juga tak mau kalah. "Yee itumah Karna Bang Nichol yang ngoper sama si Ali nye yang jago pe'a"  seru Aldy menoyor kepala Keong. Nichol yang melihatnya hanya tertawa melihat kekonyolan sahabat sahabatnya itu.

"Yaelah lo pada kaya ngga tau gue aja. Basket kan pacar gue" balas Ali santai setelahnya berlalu duduk di sisi lapangan bersama Nichol, Verrel, Aldy, Iqbal, dan juga Keong yang ikut berlatih basket siang ini.

Kyaaa Aliii sini gue elapin keringet lo..

Anjirr tambah seksi gilaaa ayang gue..

Mau dong jadi botol minumnyaa..

Berikan hamba jodoh seperti Ali ya Allah.. atau kalau perlu Ali aja..

Ih ayang gue yang satunya juga cakep..

Aduh Bang Michol gue kyaa..

Hampir seluruh siswi di sana melihat mereka dan menjadikan mereka sebagai pusat perhatian. Bahkan ada yang rela keluar kelas dan melihatnya lewat balkon. Parahnya lagi, guru yang sedang mengajar pun diacuhkan.

Ya. Ini sudah menjadi rutinitas mereka. Setiap hari rabu setelah jam istirahat pasti tim basket andalan sekolah mereka akan bermain di lapangan untuk sekedar berlatih.

"Eh eh ada apaan sih Tte? Rame amat pada keluar kelas? Apa ada yang mau terjun dari rooftop sekolah?" Prilly sedikit bingung dengan sikap teman teman wanitanya yang mendadak rusuh berhamburan ke luar kelas.

"Eh iya ada apaan ya Prill? Liat ah" sergah Itte dan berjalan dengan penasaran ke luar kelas diikuti oleh Prilly.

Kelas mereka memang berada di lantai bawah sehingga langsung berhadapan dengan lapangan sekolah.

"Permisi.. permisi.. maaf" Prilly dan Itte berusaha menerobos sekerumunan wanita alay yang sedang berteriak histeris itu.

Sontak mereka melihat ke arah sisi lapangan dan langsung melihat 6 lelaki yang sedang beristirahat di sana.

Prilly mendengus memutar bola matanya dan bersedekap dada. "Sompret gue kira apaan gak taunya geng nya si tengil. Pantesan mereka ngga ada di kelas"

"Oh my Ali! Help Prill! Gue butuh oksigen!" Itte memekik dengan amat histeris membuat Prilly menatap jijik ke arahnya. "Ayoo Prill kesana! TP TP dikit" Itte sudah bersiap menggandeng tangan Prilly.

"Eh eh males ah gue kurang kerjaan banget" Prilly menolak dengan melepas genggaman tangan Itte.

"Aduh ayolah Prilly sayang" Itte terus memohon sambil menyatukan kedua tangannya seakan memohon. Tapi Prilly hanya menggeleng.

Difficult ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang