Bab 19

474 48 4
                                    

Rowena Rivera

For there to be betrayal, there would have to have been trust first. - Suzanne Collins

"Because she is not my fiancee" Suara Aalaric bergema di segenap ruangan yang kosong. Suara dia membawa penegasan dan penentuan seolah-olah menegaskan setiap ayat yang diucapkannya tadi.

Saya mendengar setiap langkah yang dia ambil bersama degupan jantung saya. Langkah dia di atur perlahan dan penuh berhati-hati. Saya ingin memusingkan kepala untuk melihat dia, melihat lelaki yang saya percayai dan menambat hati saya, tapi juga lelaki yang menghancurkan hati saya. Saya ingin melihat dia tapi keadaan saya yang terikat dikerusi menyukarkan untuk berbuat demikian.

Marena dihadapan saya tersenyum. Kali ini bukan senyuman yang biasa dia berikan saya. Satu senyuman yang penuh excited dan manis. Senyuman yang saya tahu bukan untuk saya melainkan untuk Aalaric, tunang dia. Dia memaniskan muka sebelum berkata "Hello darling. This is the first time ever you come to see me."

Langkah Aalaric berhenti. Dia berhenti betul-betul di belakang saya. Too near and too close. Terlalu rapat sehingga saya dapat merasakan tarikan nafas dia di belakang saya. Dan terlalu dekat pada pandangan Marena.

"Darling, I swear if you touch her. I will kill her." Marena mendesis. Nada dia penuh kebencian dan cemburu.

Aalaric ketawa kecil. Namun bukan ketawa yang sering dia buat apabila bersama-sama saya. Kali ini kasar dan dingin. Secara automatik saya memencilkan diri di kerusi. Aalaric yang perasan dengan perubahan saya memegang kedua-dua bahu saya.

"And i swear Marena if you touch her, you are the one will die."

"Says the one who comes alone without weapon here." Marena mencebik. Tiga orang bodyguard di belakang dia tiba-tiba mengeluarkan pistol dan mengacukannya kepada Aalaric. Namun Aalaric masih kelihatan tenang.

"Marry me and she will be fine."Aalaric ketawa lagi dan Marena menyambung "Or not, you two can just die together."

"No one threatens what is mine and get away with it. NO.ONE." Aalaric menjawap kasar. Walaupun saya tidak dapat melihat dia namun saya pasti yang dia sedang memandang marah ke arah Marena. Dia bergerak ke hadapan saya, memberikan saya peluang untuk melihat dia.

Aalaric memakai seluar hitam dengan kot masih ditubuhnya. Dia masih memakai pakaian kerja. Rambutnya yang selalu rapi ke belakang sekarang dibiarkan jatuh ke depan. Muka dia yang selalunya tenang sekarang sedang merah menahan kemarahan namun kekacakan dia tidak sedikit pun berkurang. Malah dia kelihatan lebih menarik. Menarik dan bahaya.

Dia bergerak ke hadapan Marena namun tidak terlalu jauh dengan saya, dia menoleh ke belakang untuk memastikan yang saya dalam keadaan baik.

Dan dengan sepanas kilat dia menarik Marena. Pada mulanya saya ingatkan dia ingin memeluk Marena tapi tekaaan saya meleset apabila dia menarik kedua-dua tangan Marena ke belakang dengan kasar menyebabkkan Marena mendesis kesakitan.

"I have my men outside. You leave now or you stay here. Forever." Aalaric berbisik perlahan ke telinga Marena tapi jelas pada pendengaran saya. Mata Marena membesar mendengar ugutan Aalaric. Dia mula berpeluh akibat ketakutan. And I don't blame her because Aalaric looks like he is ready to kill someone right now.

Dan dengan tiba-tiba salah seorang daripada bodyguard Marena berlari ke arah saya. Dia menyentuhkan hujung pistol ke dahi saya. Dingin. Saya dapat merasakan besi pistol yang dingin seperti tubuh saya yang tiba-tiba kedinginan. Dan saya melihat dia ingin menarik picu. Saya menutup mata, menunggu ajal menjemput saya.

This is. This is it. This is the end. This is the end of my life. My life will end here. Finally.

Saya membuka mata apabila tidak merasakan apa-apa kesakitan yang saya jangkakan. Sebaliknya saya melihat bodyguard yang mengacukan pistol di kepala saya tidak lagi berada di hadapan saya. Pistol tersebut tergeletek di lantai, di bawah kaki saya.

Di hadapan saya, saya melihat Aalaric sedang membelasah bodyguard tadi. Marena dan dua orang bodyguard yang lain tidak lagi kelihatan.

"How dare you to threaten her. HOW.DARE.YOU." Aalaric melemparkan penumbuk dengan setiap patah perkataannya. Tumbukan dia padu dan padat. Dia terus menumbuk muka bodyguard itu, tidak cukup dengan tumbukan dia menendang badannya pula.

"HOW" Aalaric menendang perut bodyguard Marena. "DARE" Dia menendang lagi. "YOU" Dia menyepak kepala bodyguard malang itu sehingga saya terdengar bunyi tempurung kepala dia retak. And realization hit me, Aalaric is killing him!

"Aalaric. STOP !" Saya menjerit tapi Aalaric tidak mempedulikan saya. Sebaliknya dia terus menerus membelasah sehingga lelaki itu kelihatan seperti nyawa-nyawa ikan.

"HOW. DARE. YOU. TO. TOUCH. HER"

"AALARIC. STOP. PLEASE.." Saya menjerit lagi tapi kali ini separuh merayu. Air mata bercucuran jatuh di pipi tanpa saya sedar.

Kelakuan Aalaric menakutkan saya. Kelakuan dia bertentangan dengan Aalaric yang saya kenal selama ini. Inilah juga pertama kali saya melihat keganasan berlaku di depan mata saya sendiri. Keganasan yang dilakukan oleh lelaki yang saya sangka saya kenal. Pada saat ini saya sedar ada banyak perkara lagi yang saya tidak tahu tentang Aalaric.

And now finally... I knew why people call him monster....
Because he is monster..inside....

Satu jeritan yang nyaring dan kuat kedengaran, menenggelamkan bunyi tumbukan Aalaric pada muka bodyguard itu. Aalaric terkaku seolah-olah baru sedar dengan perbuatannya. Dia berlari mendapatkan saya, meninggalkan lelaki tersebut dengan tercungap-cungap tertelan darahnya sendiri.

Dia melepaskan ikatan pada tubuh saya dan memeluk saya sambil mengusap-usap rambut saya. "I'm so sorry angel.." Dia merayu tapi saya hanya terpaku di tempat saya, tidak mampu bergerak dan berkata apa-apa. Minda saya kosong, tidak mampu berfikir apa-apa. Mulut Aalaric bergerak-gerak tapi saya tidak dapat mendengar apa yang dia katakan. Saya juga melihat Alex bersama bodyguard yang lain. Saya memandang Aalaric, melihat perasaan cemas terpancar dari anak matanya dengan kedua-dua tangannya tidak henti-henti menggoncang bahu saya...

Tapi saya hanya diam sehinggalah akal saya kembali waras dan barulah saya sedar jeritan mengerikan tadi adalah jeritan saya sendiri...


To be continued...

Note
I know its ages since I update. Sorry byk2 k. Sejak 2 minggu lepas saya tidak berapa sihat. Sekarang baru ada ok2 sikit lepas tu terus saya update walaupun pendek saja ni chapter. Dan sorry juga klu ada penggunaan ayat bm atau bi yg nda ngam😂😂😂 saya baru mau belajar ni😂😂
Btw have a nice day..jaga kesihatan kmurg😁

StargazingWhere stories live. Discover now