2

83.6K 4.5K 64
                                    

"Dengar, Ando, aku tahu kamu belum siap. Aku juga belum siap. Tapi anak ini datang, anak ini anugrah buat kita... Kita bisa menghadapinya sama-sama, Ando," kata Kayla berusaha meyakinkan suaminya. Didekatinya suaminya. "Ando, aku senang sekali punya kesempatan untuk menjadi ibu dari anakmu. Kita bisa melalui ini, oke?"

"Tidak, Kayla, kita masih terlalu muda!" teriak Orlando histeris. Dia menjauhi istrinya. "Tidak, tidak.... Aku tidak mau bayi itu lahir. Aku tidak mau dibebani tanggung jawab sebagai ayah. Aku saja kuliah masih mengulang, apalagi untuk menjadi seorang bapak!" Orlando diam, mempertimbangkan sesuatu sejenak. Lalu ia berjalan ke dalam kamar dan kembali lagi di hadapan istrinya. Dilemparnya sebuah amplop ke karpet. "Ini semua tabunganku. Pulanglah ke Jakarta, dan jangan pernah temui aku lagi. Aku akan minta lawyer untuk mengurus perceraian kita."

"Orlando, kita tidak bisa bercerai!" Air mata mulai menggenangi wajahnya. "Aku mengandung anakmu..."

"Kamu tahu aku tidak siap punya anak dan kita tahu itu! Aku tidak akan bisa berkonsentrasi belajar. Aku akan sulit untuk lulus, dan akan susah bagiku untuk mendapat pekerjaan. Apakah ini rencanamu dari semula, Kayla? Ingin membuat masa depanku seperti hidupmu sekarang? Tidak kuliah dan bekerja?!"

Kayla tidak menjawab. Ditatapnya suaminya dengan air mata berlinang. Sungguh mati ia tidak percaya Orlando dapat menghinanya seperti itu. Hati Kayla sangat teriris sampai untuk membuka mulutnya saja ia tidak bisa.

"Oh, kamu sama saja seperti perempuan-perempuan yang kukenal. Menggunakan tangismu sebagai senjata!" cemooh Orlando. "Pendapat ayahku benar tentangmu. Kamu memang mendekatiku hanya untuk memanfaatkan aku!"

"Maksudmu?" tanya Kayla tersinggung.

"Iya, aku tahu kamu ingin punya hidup enak, karena itu kamu terima pinanganku agar kamu tidak usah susah-susah sekolah dan bekerja. Dan karena memilikiku sebagai suamimu belum cukup, kamu jerat aku dengan anak!" tuduh Orlando. "Well, Kayla, permainanmu bagus sekali. Tapi aku tidak akan masuk ke dalam perangkapmu."

"Kamu ini bicara apa? Kita berdua tahu siapa yang ingin menikah, dan bukan aku orangnya," bela Kayla bersikeras. "Orlando, apa yang dikatakan ayahmu tidak benar." Satu tangan Kayla terulur untuk meraih lengan suaminya. "Aku sangat mencintaimu, Ando. Aku tidak akan pernah sampai hati untuk melakukan apa yang kamu tudingkan terhadapku!"

Untuk sesaat Orlando merasa hatinya luluh mendengar pernyataan istrinya. Betapa manisnya pengakuan cinta semacam itu. Hanya saja waktunya tidak tepat. Dan Orlando mengingat kata-katanya pada malam pertama mereka.

"Hanya kali ini saja kita tidak menggunakan pengaman. Aku sama sekali belum siap untuk mengurus bayi. Kita masih sama-sama muda, Kayla."

Saat itu Kayla mengangguk, sepakat dengan permintaannya. Yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Kayla hamil! Di saat ia tahu bahwa Orlando masih jauh dari kata siap untuk mengurusi tetek-bengek yang berkaitan dengan anak.

Istrinya telah mengkhianatinya, telah mengingkari janjinya. Jika ini terus dibiarkan masa depan Orlando bisa hancur. Studinya bisa saja gagal dan begitu pun hidupnya.

EX-HUSBAND (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang