22

33.4K 1.6K 32
                                    

Kayla beristirahat sejenak. Matanya menangkap foto Pak Ikram dengan adiknya. Aku jadi teringat pada kejadian tadi, keluhnya masygul. Selama denganku Orlando tidak pernah bahagia seperti itu. Kita lebih banyak memerih daripada bersenda gurau. Sejak SMA pun Orlando yang lebih banyak membuatku tertawa daripada aku yang melakukannya terhadapnya. Apakah itu salah satu alasan Orlando memutuskan untuk menceraikan aku?

Lambat-laun air mata mulai membasahi pipinya. Disekanya wajahnya yang basah dengan telapak tangannya. Tenang, Kayla. Kamu harus menyelesaikan pekerjaanmu di sini. Kamu harus mengakui Bella di depan Orlando. Lalu setelah itu kamu bisa terlepas dari beban yang membelenggu hatimu selama ini.

"Kenapa menangis?"

Kayla tidak menyadari Pak Ikram yang sudah masuk lagi ke ruangannya. Buru-buru Kayla berdiri dan menyodorkannya buku gambarnya. Pak Ikram tidak menggubris buku gambarnya.

"Apakah pekerjaan ini memang berat untukmu sampai kamu stres? Atau ada hal lain yang membuatmu sedih?"

"Tidak, Pak. Saya hanya mengingat hal yang membuat saya sedih, itu saja," kilah Kayla.

Pria itu mengulurkan satu tangannya ke wajah Kayla. Dengan telunjuknya ia hapus air mata Kayla. Mata kiri lalu ke mata kanan. Saat melakukannya, mata pria itu menatap Kayla dengan sorotan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.

"Lupakan pria itu," kata Ikram tegas. "Lupakan siapapun dia yang menyakitimu. Karena dia tidak pantas dicintai olehmu."

"Kenapa?"

Ikram tidak langsung menjawab.

Seperti yang diduga Kayla pria itu menatapnya lebih dulu sebelum mengatakan sesuatu. Kayla merasa ada hal yang tidak biasa di antara mereka. Bukan, bukan ketegangan. Lalu apa?

"Karena saya tahu seseorang yang pantas untuk dicintai olehmu. Dan orang itu jelas bukan Orlando." Ikram mendekatkan bibirnya ke telinga perempuan itu. "I know that he is your ex husband. Yang harus kamu lakukan adalah menerima saya sebagai kekasihmu dan saya tidak akan mendepaknya dari perusahaan ini." Lalu pria itu memindahkan bibirnya ke bibir perempuan itu.

***

Masa Lalu.

Kayla mengalungkan lengannya di leher suaminya. "Aku ingin sekali melakukan sesuatu untuk membantumu, Ando. Kalau ada yang ingin kamu minta dariku, katakanlah. Aku akan senang hati melakukannya."

Orlando baru saja sampai di flat setelah seharian di kampus. Diciumnya bibir istrinya dengan hangat. "No, Sweetheart. Aku tidak ingin kamu kelelahan dan stres. Cukup berada di sisiku sudah sangat membantuku."

"Ah, yang benar? Bukan karena kamu mengatakan ini agar aku tidak ikut campur pada urusanmu di kampus? Adakah perempuan lain yang membantumu di sana?"

Dicurigai begitu Orlando hanya tertawa. Dicubitnya hidung istrinya dengan gemas. "Only you. Kenapa aku harus berpaling di saat aku punya kamu menungguku di sini?" Dipeluknya Kayla dengan hangat. "Tidak ada wanita lain. Hanya Kayla, istriku seorang."

EX-HUSBAND (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang