14

42.5K 2.3K 83
                                    

Masa lalu.

Orlando selalu memeluknya setiap mereka selesai berhubungan. Dengan tubuh mereka yang saling menempel. Peluh yang sama-sama mengucur. Orlando selalu mendekapnya sampai sinar matahari menembus tirai jendela kamar.

Suaminya selalu membisikinya,

"Only me," bisiknya di sisa-sisa tenaganya setelah memuaskan istrinya. "Hanya aku yang bisa mengisi hatimu, Kayla. Dan hanya kamu yang ada di hatiku, Sayang."

"Promise?"

Sebagai jawabannya Orlando mengecup bibirnya. "Promise. I will love you until the end of time." Dia menggumuli istrinya lagi. Lagi. Dan lagi. Sampai jam beker berbunyi dan Orlando mengutuk waktu yang terus berjalan. Dia ingin terus bersama Kayla setiap waktu.

***

SEHARUSNYA, Kayla tidak cemburu.

Selama ia mengerjakan tugasnya di ruang kerja Pak Ikram, yang punya ruangan tidak bekerja di situ. Sehingga Kayla sendirian di lantai itu. Lantai yang hanya terisi oleh satu ruang kerja.

Ruangan itu sangat luas dan Kayla tidak dibantu siapa-siapa. Prediksinya ia akan menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu dua bulan. Dalam kontrak tidak ditentukan berapa lama ia harus menyelesaikannya, yang jelas membuatnya aneh. Karena klausula mengenai jangka waktu adalah hal yang sangat penting dalam perjanjian. Tapi saat ia menandatangani kontrak itu, tidak ada Pak Ikram di sana. Tandatangan pria itu sudah ada di sana saat Kayla membaca isi kontrak.

Pada jam sembilan dia sudah di sana. Ruangan itu sudah rapi. Sebelumnya Kayla melihat rak buku dan laci, namun dua benda itu sudah tidak ada di sana. Rencananya hari ini dia akan menyingkirkan barang-barang di tembok seperti lukisan-lukisan, foto, dan jam dinding. Setelah itu dibersihkannya tembok, lalu memindahkan semua furniture yang dekat dengan tembok ke tengah ruangan. Itu akan memakan waktu lama karena banyak barang yang ada di ruangan ini.

Ketika ia menurunkan foto dari dinding, ia diam sejenak. Dalam foto itu terdapat Pak Ikram dan seorang wanita. Rasa penasaran menghantui hatinya. Apakah perempuan ini adalah adik Pak Ikram yang notabene kekasih Orlando? Kalau betul begitu, Orlando beruntung sekali. Adik Pak Ikram sangat cantik, jauh lebih cantik daripada Kayla. Dari foto saja Kayla dapat menilai penampilannya. Wajahnya cantik dan karena di foto itu pose keduanya sedang berdiri, Kayla dapat melihat perempuan itu tinggi, setinggi Pak Ikram.

Atau... apakah perempuan ini adalah kekasih Pak Ikram? Bisa saja. Kayla berharap demikian. Mengetahui mantan suaminya punya kekasih yang jauh lebih cantik dan kaya darinya menyakiti hatinya.

"Kenapa kamu lama-lama memegang foto itu?" Terdengar suara Pak Ikram di belakangnya.

Lekas-lekas Kayla menaruh foto itu di atas sofa dekatnya.

"Maaf, Pak, saya tadi hanya bingung mau taruh di mana foto ini," jawab Kayla kikuk.

"Jangan sampai ada yang rusak, Kayla," kata Pak Ikram seakan mengingatkan. "Terutama foto itu. Itu foto saya dengan adik saya. Dia bisa marah kalau terjadi sesuatu pada foto itu."

"Baik, Pak."

Kayla mematung di tempatnya sementara Pak Ikram berjalan mendekati meja kerjanya yang belum disentuh sama sekali oleh Kayla.

Cukup lama ia berdiri memperhatikan Pak Ikram yang terlihat sedang mencari sesuatu. Pria itu mengambil beberapa map dari sana. Setelah ia menemukan apa yang dicarinya, Pak Ikram tidak langsung pergi dari sana

"Sudah ada rencana mau menggambar apa?" tanya Pak Ikram.

Kayla mengangguk. "Saya sudah membuat sketsanya di kertas. Ini, Pak..." Kayla hendak mengambil buku gambar dari tas yang dibawanya, namun Pak Ikram tidak mendengarnya. Pria itu malah membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju lift.

Pria itu meninggalkannya begitu saja.

Kayla bingung. Apakah pria itu memang memercayai kemampuannya atau ia justru tidak peduli sama sekali? Kayla tidak menggubris pikiran-pikiran buruk tentang bosnya. Dia melanjutkan pekerjaannya di ruang kerja Pak Ikram.

Sebenarnya dia ngeri bekerja sendiri di lantai itu. Tidak ada orang sama sekali. Bahkan meja satpam pun kosong. Dia berusaha menutupi ketakutannya dengan fokus memindah-mindahkan barang, membersihkan semua benda di dinding, dan mulai membersihkan dinding dari debu. Dia terlalu sibuk sampai ponselnya berbunyi. Segera diambilnya ponsel dari tas ranselnya.

"Bella Sayang, sudah pulang sekolah?" sapa Kayla pada anaknya yang meneleponnya.

"Sudah, Ma. Mama sudah makan?"

Kayla melihat jam di ponselnya. Sudah jam setengah satu siang! Dan dia lupa makan karena terlalu sibuk di sini. "Trims ya sudah mengingatkan Mama. Bella sudah makan siang belum?"

"Sudah, Kakek Hardi yang masak tadi," sahut Bella. "Mama jangan lupa makan ya. Nanti Mama sakit."

"Iya, Bella. Baik-baik ya di rumah. Mama sayang Bella."

"Ma, Bella hari ini menginap di rumah adik Nenek Lisa ya, Nenek Nanik. Katanya hari ini cucu-cucu Nenek Nanik main. Bella mau main sama mereka juga."

"Diantar siapa?"

"Kakek Hardi."

"Oke, jangan merepotkan di sana ya, Nak. Ingat, Bella nggak boleh nakal. Dan jangan lupa kerjakan PR Bella.:

"Siap, Ma!"

Kayla bergegas untuk makan siang. Dirapikannya barang-barang di sana sekali lagi, lalu diambilnya dompet dari tas. Dia tidak tahu harus makan apa dan di mana. Selain itu pasti ia tidak bisa mengambil waktu lama karena sesuai perjanjian di kontrak, ia harus bekerja lagi jam satu siang nanti. Sisa waktunya dua puluh menit.

Ia segera masuk lift dan turun ke lantai dasar. Ketika lift terbuka, dia merasakan tubuhnya sulit bergerak. Dia melihat Orlando sedang bergandengan tangan dengan... adik Pak Ikram.

EX-HUSBAND (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang