"huaa akhirnya selesai juga"
Lucas hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Vanya.
"Udah nih, mau langsung pulang?"
"Iyalah. Udah ditunggu sama mama"
"Dasar anak mami"
Vanya hanya mencibir ketika diolok sama Lucas. Dia capek. Soalnya dari tadi gak ada yang pernah srek selama buat tugas. Jawaban Vanya ini, tapi Lucas itu. Pokoknya pro dan kontra deh.
"Yuk gua anter"
"Eh gak usah. Gue bisa suruh bang Taeil buat jemput ke sini"
"Ya kali ada cowok nganggur gini gak lo manfaatin"
"Bener kok. Gak papa"
"Ya udah"
Kan, tuh cowok emang gak pekaan atau gimana sih? Omongan cewek itu gak pernah bener lho, yang artinya jual mahal dulu gitu.
"Kenapa kok masih di dalem?" Lucas nongol lagi.
Vanya hanya menggeleng.
"Ya udah ayok keluar bareng"
Vanya cuma ngangguk. Dia berjalan tepat di belakang Lucas. Sekolah sudah sepi dan tinggal mereka berdua sama klub basket.
"Lo gak ikut latihan basket?"
"Ini mau ikut"
"Oh"
"Kenapa?"
"Gak papa"
"Tadi sih gue niat banget anterin lo, demi elo latihan basket aja gue tinggal. Tapi elo udah dijemput ya udah gue latihan deh"
"Oh gituu.. ya udah semangat yaa!"
Vanya langsung lari biar wajah merahnya gak keliatan.
"Aduh, gue kenapa sih? Baru juga dua jam berduaan kok gue bisa baper"
Vanya merutuki dirinya sendiri. Salah kalo dia suka sama orang lain selain Mark. Ia sudah menetapkan hatinya hanya untuk Mark. Bukan untuk Lucas dan bukan untuk siapapun.
"Yah, paling besuk udah biasa aja"
Vanya mengangguk kecil.
Dia baru ingat kalo bang Taeil gak bisa jemput. Soalnya ada tugas kampus yang harus diurus. Terus, jam segini bis pasti lama banget kalo nunggu.
Tin!
"Vanya!"
Vanya menoleh,"loh?"
"Buruan naik. Yuk gue anter"
"Gak usah---"
"Gue gak nerima penolakan"
Gimana sih, katanya mau latihan basket kok malah anterin Vanya pulang. Vanya nurut aja, gratis kok masak dibiarin.
"Katanya latihan basket?" Tanya Vanya sambil make helm.
"Ngga jadi. Demi lo"
Duh, ngalusnya boleh juga.
"Makan dulu ya?"
"Heh?"
"Gue laper. Emang ngerjain tugas tadi ga nguras energi?"
"Y-ya udah"
"Pegangan dong van"
"Udah pegangan"
"Pegangan tuh di sini, bukan di tas" Lucas menarik kedua tangan Vanya agar memeluknya.
Niatnya sih modus, biar dipeluk. Lucas gak peduli sama detak jantungnya yang kencang. Takutnya nanti kalo Vanya raba-raba, dia bakal ketauan.
"Diperut aja jangan raba sampe ke dada"
"Hah, emang gue cewek cabul"
"Hahaha" Lucas ketawa ganteng,"ya kan siapa tau?"
Entah kenapa Vanya merasa nyaman. Seperti ada yang berubah di dalam hatinya. Mungkin hanya karena perasaan senang. Vanya tersenyum dan Lucas melihatnya dari kaca spion.
"Cantik" gumam Lucas.
©©©©
Lucas menang banyak yaa?
Voment juseyoo❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
noтeѕ, - lυcaѕ
Cerita Pendek"---ini catatan tentang mereka, selamat bersenang, bersedih, menangis dan berbaper ria,-" ✓ NOTES ✓ On 24 Maret 2017 End 13 Oktober 2018