Yes, I do

11K 568 136
                                    

••Last Chapter••
Part ini sedikit panjang ya.
Di betah-betahin ya 💞

"Maaf Sarah, aku tak bisa." Tolak Mas Danu halus. Lelaki itu menolak dengan senyuman di bibirnya.

Mas Danu bukan tak menginginkan gadis Pak Wiyatno. Ia hanya tak bisa berjanji menikahi Sarah pada saat dirinya akan melakukan misi khusus untuk beberapa bulan ke depan.

Jika ia tak memiliki misinya, ia akan menikahi Sarah secepatnya. Membawa wanita itu ke Detasemen Markas untuk pengajuan.

Sarah terbelalak. Ia kecewa, bahkan hatinya begitu perih. Wanita itu cukup menahan perasaannya selama dua tahun untuk bertemu danu. Dengan perasaan sakit dan mata yang telah berkaca, ia pergi meninggalkan Danu begitu saja.

Sarah tak tahu, alasan apa yang berkecambuk di benak Danu hingga menolaknya. Sarah hanya berfikir jika ia terlalu bodoh dan naif. Bagaimana bisa ia percaya pada sebuah mimpi? Meskipun mimpi itu sejauh ini selalu menjadi nyata, kecuali pernikahannya dengan Mas Danu.

Ia terus menjauh dari Mas Danu yang terus menerus meneriaki namanya, hingga teriakan Mas Danu menjadi semakin jauh, samar dan tak terdengar lagi.

Apa aku bodoh mencintaimu? Aku hanya bermimpi tentangmu lalu bisa-bisanya aku mencintaimu. Aku bahkan telah mempunyai Kevin sebagai tunanganku, kenapa aku malah memilihmu. Memilih lelaki yang bahkan tak pernah kukenal sebelumnya.

"Antarkan saya pulang." Ucap Sarah singkat pada ADC Papanya.

"Siap mbak. Tapi Bapak?"

"Kamu balik lagi aja nanti." Santai Sarah.

"Biar aku yang nganter Sarah pulang." Celetuk Danu tiba-tiba.

Sarah terbelalak. Bahkan ia belum sempat menengok sosoknya, perempuan itu dengan cepat membuka pintu mobilnya dan masuk di dalamnya. Ia membuka sedikit kaca penumpang dengan berteriak.

"Anterin pulang sekarang!"

Mas Denta bergetar. Ia bahkan bingung apa yang akan di lakukannya. Ia menggaruk pelipisnya bingung sembari berpamitan kepada Mas Danu.

"Mohon ijin komandan saya pamit nganterin anak Pak Wiyatno dulu." Ucapnya tegas lalu pergi meninggalkan Mas Danu.

Wanita itu cukup kecewa. Ia menunggu Danu dalam waktu yang lama. Membiarkan lelaki yang belum pernah ia temui itu singgah di hatinya beberapa tahun terakhir. Ia benci, mengapa dirinya harus percaya kepada mimpinya. Mimpi yang kerap menjanjikan dirinya atas rasa bahagia, yang menjamin tak ada lagi rasa kecewa. Tapi nyatanya, semua tak seindah itu.

***

Beberapa bulan berlalu. Hati anak Pak Wiyatno itu nampak begitu kacau. Ia bahkan sedikit tak peduli dengan Kevin. Hingga kini Kevin berada di Malaysia, melakukan perjalanan bisnisnya dan bertemu dengan kerabat-kerabatnya.

Mimpi Sarah tentang kepergian Kevin menjadi nyata. Tetapi kenapa tidak dengan Danu? Apakah Tuhan tak ingin Sarah merubah jalan ceritanya?

Seharusnya aku ikut saja dengan Kevin. Biar dia tak akan menikahi Maryam nantinya. Pikir Sarah. Wanita itu telah kuat. Ia telah menerima semuanya. Sejak penolakan Danu, ia lebih memilih untuk mengikuti alur yang Tuhan beri. Ia tak ingin ikut campur dalam kuasanya dan merubah segalanya.

"Sarah, minggu depan kita ke Surabaya." Pinta Pak Wiyatno di sela-sela makan malamnya.

Ucapan Pak Wiyatno membuat anak gadisnya yang sedari tadi bermain-main dengan nasinya mendongak seketika.

"Hah? Ngapain?"

"Ada acara hari Armada kita ke sana ya sama Mama juga. Papa mau kamu lihat sesuatu." Ucapnya dengan tersenyum. Wanita itu tak menolak, ia mengangguk mengikuti perintah Papanya.

Tak Sadar Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang