Keberangkatannya

6.9K 487 77
                                    


"Di mana baretku, Sayang?" Teriak Mas Danu dengan menata bajunya di dalam ransel.

"Apa Papi benar-benar akan pergi?" Tanya Hera bersedih. Gadis cantik putri Mayor itu tak ingin lagi di tinggal sang Ayah. Hera, ia bersedih karena baginya perjumpaan dengan sang Ayah terlalu singkat.

"Papi akan menghubungimu Sayang. Menghubungi Mami juga." Ucap Mas Danu yang berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan sang putri.

*uwekk..* mual Sarah seketika. Wanita itu, ia bergetar hebat dengan wajahnya begitu pucat.

"Sayang, kau tak apa?" Teriak Mas Danu yang telah berdiri menghadap istrinya.

"Aa— aku hanya merasa kedinginan."

Tanpa aba-aba lelaki itu memeluk erat tubuh istrinya. "Apa kau sakit? Kenapa badanmu dingin sekali?" Tanya Mas Danu khawatir dengan menempelkan punggung tangannya di kepala istrinya. Lelaki itu, ia tak bisa meninggalkan istrinya dalam keadaan seperti ini.

"Tidak." Ucap Sarah pelan. "Pergi lah, kau akan terlambat." Lanjutnya dengan memegang lengan baju Mas Danu.

Mungkin saja bibirnya mengikhlaskan, tetapi siapa yang tau isi hatinya. Hati wanita itu menangis, menjerit, bahkan meronta-ronta ingin mengatakan "Jangan pergi" tapi ia bisa apa? Menahan suaminya untuk tidak pergi ber-dinas? Memohon agar Mas Danu tak ikut andil dalam misi kemanusiaan? Bukannya ia begitu egois jika seperti itu. Tidak, tidak, Sarah tak sepicik itu. Ia sadar, banyak manusia yang masih membutuhkan uluran tangan sang Mayor.

"Jaga lah putri kita, aku akan segera kembali." Ucapnya dengan mengecup mesra pucuk kepala Sarah.

"Papi.." Rengek Hera. Anak gadisnya itu sama saja seperti sang Ibu. Tak ingin di tinggal oleh super heronya.

"Temani Mami dulu, Sayang. Oke? Hera harus janji akan melindungi Mami." Ucap sang Mayor yang menggendong putrinya dengan ransel yang telah tergantung di pundaknya.

"Papi akan pulang kan? Secepatnya kan?" Rengek Hera yang menggantungkan tangganya di pundak sang Ayah.

"Iya Sayang. Papi janji akan segera kembali. Untuk Hera dan Mami, Papi pasti kembali."

Dua hari sudah Mas Danu pergi meninggalkan Sarah dan Hera. Belum ada kabar dari suaminya, wanita itu hanya menunggunya dengan harap-harap cemas. Ia berharap tak akan lagi di campakan oleh Mas Danu seperti beberapa tahun silam.

"Mayor!" Teriak seorang wanita dengan nada mengejeknya.

"Wouy!" Jawabnya dengan menepuk kening wanita itu dengan cepat.

"Sakit bego!" Umpatnya dengan menggosok-gosok keningnya yang memerah.

"Ngapain lu di sini?" Lanjut wanita yang memiliki balok dua di bahunya tersebut.

"Kerja lah, masa tidur." Jawab sang Mayor ngasal.

"Bagaimana kabar Sarah?" Tanya Elle seketika. Wanita itu, ia sudah cukup lama tak mendengar kabar istri sahabatnya.

Mas Danu hanya mengangkat kedua bahunya dan memutarkan bola matanya menggoda.

"Jangan bilang jika kau tak menemuinya sama sekal sejak kepergianmu ke Sudan?"

Tak Sadar Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang