Pergi dan Datang

7.5K 492 115
                                    

Aku mulai tersadar saat belaian mesra sebuah tangan menyelinap di untaian rambutku. Kurasakan cengkraman tangan yang begitu khawatir meremas dengan kencang. Sayup-sayup ku buka mataku secara perlahan, tubuhku melemas memperhatikan sesosok lelaki berparas rupawan menatap khawatir ke arahku.

"Tunggu, apa kau mau minum?" Tanya-nya dengan suara bergetar seperti tak mengidahkan kejadian apapun yang menimpa kita sebelum itu.

Aku hanya menggeleng kecil karena tubuhku begitu lemas, bahkan sepertinya sebuah suara tak mampu ku keluarkan dari kerongkonganku.

Aku berusaha memiringkan badanku walaupun tak kuasa dan di bantu oleh lelaki itu.

"Sarah, lihatlah ke arahku, kenapa kau malah membelakangiku." Ucapnya walaupun dia yang membantu untuk merubah posisiku.

Kurasakan lidahku terlalu keluh untuk mengatakan sepatah kata, kerongkonganku telah habis pelumasnya untuk menggerakan pita suaraku.

"Maaf Sayang." Ucap Mas Danu yang kini menangis tersenggal-senggal. Aku terdiam dengan kucuran air mata yang mengalir deras melewati pelipis mataku.

"Sarah.." Ucapnya sekali lagi menarik tubuhku agar dapat memperhatikannya tentu saja dalam sekejap tubuhku telah berada di hadapannya.

Mas Danu memeluk mesra bahuku dan menyanggalkan bibirnya ke dalam dahiku dengan air mata yang menetes terus menerus membuatku ikut terbawa suasana saat itu.

"Kenapa kau tak bilang jika kau mempunyai jantung lemah, Sayang?" Ucap Mas Danu menangis. Tak pernah kulihat kumparan air mata dari seseorang lelaki yang ku sayangi itu menetes begitu deras.

Aku tetap terdiam tak bergeming mendengarnya. "Sarah kumohon, bicaralah denganku. Apa kau tak papa? Kau tak papa kan? Kau bisa bicara kan?" Ucapnya menatapku nanar.

Aku hanya menjawabnya dengan satu suara "Iya.." tentu begitu pelan bahkan nyaris tak terdengar. Mas Danu hanya tersenyum dan membelai mesra pipiku.

"Aku minta maaf, Sarah." Ucapnya sekali lagi yang hanya kujawab dengan anggukan kepalaku.

"Sarah kau harus meminum obatmu. Jangan terus menerus menyusahkan suamimu." Ucap seorang laki-laki yang sangat ku kenal membuat mataku mencari sosoknya.

"Kau habis apa sih sampai shock jantung gitu?" Ucap Ka Dion memarahiku.

"Untung aja aku lagi perjalanan menuju rumahmu untuk nganter bingkisan dari Mama dan ngedenger Danu teriak-teriak manggil kamu. Kamu harus jaga kesehatan Sarah, jangan stres, jangan sampi shock, kamu bisa stroke Dek!" Cercanya khawatir.

Aku hanya tersenyum mendengar seseorang yang sangat kusayangi itu mengomel untukku.

"Sekarang gerakan matamu perlahan, ikutin tangan Kaka." Ucapnya lalu di lanjutkan dengan pergerakan tanganku dan mengeluarkan suara dari mulutku.

Ka Dion membelai mesra rambutku sambil mendekatkan wajahnya ke arahku untuk berbisik "Jika Danu yang membuatmu seperti ini, akan ku suntik mati dia." Ucapnya yang membuatku tertawa geli mendengarnya.

"Minggir, aku rindu istriku yang sudah kutinggal satgas." Ucap Mas Danu kepada Ka Dion.

"Dasar lo bucinnya Sarah." Timpal Ka Dion terkekeh dan meninggalkan Mas Danu denganku kala itu.

Tak Sadar Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang