Aeera Alsava... Aku suka nama itu, karena memiliki arti yang bagus. Mamalah yang memberi ku nama itu, katanya ia ingin aku seperti angin yang memberi ketenangan.
Tidak terasa waktu terus berjalan. Semenjak dia --orang yang ku sebut papa-- pergi hingga sekarang, aku tak tau dia dimana. Tak ada yang mau memberitahu dimana dia, mama yang terus diam dan kadang bersedih jika mendengar tentang dia membuat ku tidak ingin tahu lagi dimana keberadaan dia.
Aku tidak membencinya, tapi tidak juga mengharapkannya kembali. Karna kehidupan ku sekarang lebih menarik dari pada masa lalu ku.
+++++
"Hei Vava, ayo kita jalan-jalan." Ucap seseorang kepada gadis kecil yang sedang bermain di halaman rumahnya.
"Kemana?" Tanya sang gadis kecil itu. "Va lapar, mau makan." Sambungnya.
"Ya udah, ayo kita cari makanan."
Sekejap aku terbangun entah itu cuma mimpi atau ingatan yang sering muncul bagaikan kaset rusak yang sulit untuk dipahami.
Aku pun keluar dari ruangan yang ku sebut alam pribadi 'kamar'. "Hei sayang" sapa mama. "Mama bikin makanan kesukaan kamu tuh."
"Iya ma." Aku pun duduk di meja makan.
Setelah selesai membereskan peralatan masak, mama ikut bergabung dimeja makan. "Gimana hari pertama sekolahnya?"
"Ya gitu, biasa aja cuma..."
Setelah masa orientasi siswa baru selesai, aku berpikir hari ku akan berjalan seperti biasa tanpa ada hal yang menarik.
Tapi ternyata aku salah, ada sesuatu yang membuat ku tertarik. Pertama, ada peraturan konyol yang harus ditaati 'bukan konyol sih tapi di zaman sekarang agak aneh aja' dan yang kedua ada dia, si aneh yang membuat ku tak bisa berkata-kata tentangnya.
"Aeera..."
"..." Senyum-senyum tanpa alasan.
"Aeera sayang..."
Sebuah tepukan dibahu ku membuat ku terkejut dan tersadar dari lamunan ku. "Eh... Iya ma, ada apa?"
"Kamu kok bengong, lagi ngelamunin apa?"
"Hah, ngak kok ma. Siapa yang ngelamun."
"Terus yang tadi cuma apa?" Tanya mama penasaran. Membuat ku bingung menjawab apa.
"Yaa... cuma seru." Jawab ku tersenyum untuk menutupi kegugupan ku.
"Masa sih..." Sambil senyum menggoda. "Pasti ada sesuatu, ayo dong cerita sama mama."
Wajah ku terasa panas karena merasa malu. "Apaan sih ma. Ga ada apa-apa kok" pergi dengan cepat menuju alam pribadi.
Tiba-tiba handphone bergetar dengan layar yang menyala.
"Halo, Ra, Aeera." Terdengar suara cowo
"Iya, apaan? Tumben lo nelpon gue."
"Temenin gue ya, please"
"Kemana? Udah mau malam tau."
"Ya jalan-jalan, bisalah" dengan nada memelas.
"Kalo gue ga mau gimana?"
"Lo ga bakal nolak, gue yakin."
"Uuu... Pede gila lo?" Sambil melihat ke luar jendela, dengan ekspresi yang langsung berubah. "Lo ada di rumah gue? Ah lo tu ya!" Emosi ku. "Dasar little ee lo." Langsung memutuskan pangilan telpon.
+++++
Cewe yang tadinya tenang di alam pribadinya. Kini langsung turun dengan pakaian yang biasa, tapi tetap terlihat cantik.
"Tadinya mama mau manggil kamu." Suara mama yang pertama terdengar.
"Terus kenapa ga dipanggil."
"Kata Aksa nanti aja, dia lagi telponan sama orang penting."
"Iih mama." Kesal ku.
"Ya udah mama mau keluar dulu."
"Tapi ma, dia mau..." belum selesai aku berbicara, mama langsung memotongnya.
"Ngajak jalan kan, dia udah izin sama mama."
"Terus di izinin?"
"Iya. Lagian ga ada siapa-siapa dirumah" sahut mama dengan santai.
"Huh... Yaudah mama hati-hati"
"Iya kamu juga." Sambil senyum dan berjalan le luar rumah.
________
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
In Class
Teen FictionCerita tentang keluarga, persahabatan, cinta, penghianatan, rasa sakit dan kekecewaan "Sudah dibilang, dia nggak bakal mau dengerin" "Tapi dia teman kita, dia salah dan harus kita bilangin yang bener" +++++ "Sayang mama minta maaf ya, gak pernah mau...