"Vava mau kemana, ayo main lagi."
"Gak mau, Va mau pulang." Gadis kecil itu berlari menuju rumahnya. Tak sengaja ia mendengar suara teriakan, bentakan dan pukulan yang cukup keras menggema dari sebuah ruangan.
"Ber...henti, ber...henti." lirih gadis itu terisak dipojokan.
"Vava jangan nangis, kan ada aku disini." Seseorang datang dan memeluk gadis itu untuk menenangkannya.
Aeera terbangun dari tidurnya. "Hh... Mimpi itu lagi." Lirihnya sambil menghapus air matanya yang entah mengapa bisa keluar.
"Siapa sebenarnya gadis itu, apa yang terjadi dengan dia." Gumam Aeera.
Mencoba mengenyahkan mimpi itu dari pikirannya. Aeera bergegas mandi karena teringat sesuatu.
+++++
Dering ponsel berbunyi, Aeera bergegas mengangkatnya. "Halo."
"Sayang, kamu sudah siap?" Suara laki-laki terdengar diseberang sana.
"Eh.. Little ee lo, gitu terus!"
"Ia deh ia, lo udah siap belum?"
"Lo dimana, gue udah siap kok... Loh kok mati sih." Aeera mengendikan bahu tanda tak acuh.
Aeera berjalan menuruni tangga rumahnya menuju ruang tamu. "Pagi sayang." Sapa seorang laki-laki. Aeera mendengus malas, memutar bola matanya.
"Sudah siapkan, ayo pergi." Ajak laki-laki itu. Mereka langsung memesuki mobil.
Pagi ini Aksa mengajak Aeera jalan-jalan. Katanya karena bentar lagi libur akhir semester selesai, jadi mereka harus bersenang-senang.
"Tumben lo ngajak gue jalan, kenapa sih." Tanya Aeera.
"Kan udah dibilangin kemaren, juga kan sekarang gue kelas 12 jadi mungkin akan susah kita ketemunya." Jelas Aksa.
"Ia sih, emang kita mau kemana, gimana kalo kita ke mall?" Saran Aeera.
"Mall mulu lo, itu sih udah biasa." Ucap Alsa malas.
"Terus kemana dong?"
"Gue mau ajak lo ke puncak..." Jawab Aksa. "Ketempat yang gak bakal lo lupain lagi." Sambungnya pelan.
"Hah... Lo tadi ngomong apa?" Aeera tak mendengar jelas apa yang dikatakan Aksa.
"Yang mana? Mau ke puncak?"
"Bukan, sesudah kata itu." Ucap Aeera. Aksa tampak berfikir. "Yaudah gak jadi, lupain aja." Suasana pun menjadi hening.
Aeera menguap karena bosan. "Hahaha, jelek banget sih muka lo." Ucap Aksa. Aeera mendengus sebal. "Lo kalo ngantuk tidur aja masih lama ini baru nyampe." Sambungnya.
"Beneran nih, nanti lo kesepian kalo gue tidur." Jawab Aeera.
"Alah lo mah biasanya juga tidur kalo lagi jalan jauh." Sahut Aksa. "Tidur aja sayang, gak papa kok."
Aeera tidak menghiraukan perkataan Aksa, ia pun mulai memejamkan matanya. Aksa menengok ke arah Aeera. Melihat Aeera yang sudah tertidur, ia tersenyum menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kita sampai... Bangun Ra." Ucap Aksa sambil mengusap bahu Aeera. "Ayo keluar."
Aeera keluar dari mobil, langsung disambut oleh angin yang menerpa rambutnya.
"Gimana suka." Tanya Aksa.
"Lumayan lah" jawab Aeera.
"Setelah ini gue jamin lo bakal suka."
Aeera berjalan perlahan mengikuti Aksa, sambil melihat-lihat tempat yang begitu luas membuatnya semakin penasaran dengan tempat yang mereka kunjungi.
Aksa membawa Aeera kesebuah tempat yang terdapat banyak kuda. "lo tunggu disini dulu ya." perintah Aksa.
"Eh, eh lo mau kemana." Aeera berteriak karena Aksa sudah pergi. "Hh.. kebiasaan deh, mau sesukanya aja."
Tiba-tiba Aksa datang sambil menunggangi seeekor kuda membuat Aeera terkejut dengan apa yang dilihatnya. Aeera pun tersenyum kemudian mendekat dan mengelus kuda itu.
"Ayo naik." Ajak Aksa.
"Hah naik? naik kuda maksud lo?" Aksa mengangguk sebagai jawaban. "Gak ah makasih, gue jalan kaki aja"
"Yakin, emang lo sanggup jalan ditempat seluas ini, terus lo emang tahu kita mau kemana." Tanya Aksa menaik-naikkan alisnya.
"Ya.. gak tahu sih.. tapi kan gue gak mau naik itu." jawab Aeera Ragu.
"Tenang aja gue jagain kok."
"Gimana cara lo jagain gue, naik berdua gitu?" Tanya Aeera.
"Nah itu lo tahu, ayo cepet naik."
"Gak gu..."
"Udah lah ayo naik." Potong Aksa. Aksa dengan cepat menarik tangan Aeera dan merangkul tubuh Aeera membantunya naik ke atas kuda.
"Aaa.. little ee lo, kalo gue jatuh gimana." Teriak Aeera.
"Kamu baik-baik aja kok sayang." Ucap Aksa menatap Aeera sambil tertawa.
________
To Be Continued
Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Vote and comment 🐋⛄
KAMU SEDANG MEMBACA
In Class
Teen FictionCerita tentang keluarga, persahabatan, cinta, penghianatan, rasa sakit dan kekecewaan "Sudah dibilang, dia nggak bakal mau dengerin" "Tapi dia teman kita, dia salah dan harus kita bilangin yang bener" +++++ "Sayang mama minta maaf ya, gak pernah mau...