19. Semua Berubah

11 2 0
                                    

"Aeeraaa, tungguin gue." Teriak seseorang dari belakang ku. Aku pun menengok dan mendapati Tari sedang berjalan ke arah ku.

"Kenapa Tar?" Tanya ku padanya.

Di menyengir. "Nggak apa-apa, cuma pengen ada temen jalan. Nggak enak sendiri berasa jomlo banget." Aku hanya mengendikkan kedua bahu ku hirau. Males menanggapinya.

"Oh iya, Prisia mana. Kok sudah lama gue nggak liat lo sama dia." Tari diam tak menjawab. "Tar." Panggil ku lagi, dia terlihat melamun.

"Ra sebenarnya ada yang pengen gue ceritain ke elo, tentang gue sama Prisia."

"Yaudah cerita aja." Aku menatap arah kewajahnya yang terlihat sangat khawatir.

"Nanti aja deh, waktu istirahat. Sekarang kita masuk dulu, bentar lagi bel." Tari menarik tangan ku menuju kelas.

+++++

"Aeera." Panggil mama.

"Iya ma, ada apa?" Aku keluar kamar menghampirinya.

"Itu ada temen kamu didepan?"

'Siapa' pikir ku. "Ayudah aku kedepan ya, ma." Mama hanya menganguk. Karena sedang sibuk membikin kue.

Aku berjalan ke ruang tamu dan selihat seorang cewe duduk disana. "Eh Ta, ngapain lo kesini?" Tanyaku sambil duduk disampingya.

Amita mendengus kesal. "Lo mah ga nanyanya kaya nggak seneng gitu gue kesini." Dia kemudian mengambil cemilan yang di sediakan di atas meja.

"Ya nggak gitu, bingung aja gue tiba-tiba lo datang nggak ngechat dulu."

"Raaa, gue gabut nih." Rengek Amita, mulutnya sudah penuh dengan makanan.

"Kenapa sih, kekamar gue aja yuk." Aku juga ikut mengambil cemilan yang ada di pelukan Amita.

"Jalan yuk Ra... beneran gabut gue gabut banget."

"Kemana?" Tanya ku.

"Kemana aja."

"Yaudah gue ganti baju dulu."

"Ga pake lama ya Ra." Teriak Amita.

Sudah hampir dua puluh menit Aku dan Amita menelusuri jalan dengan kebingungan. Tak ada yang berbicara hanya keheningan yang menyelimuti sampai akhirnya Aku memutuskan untuk membuka pembicaraan.

"Kita mau kemana sih, Ta."

"Udah lo cukup duduk manis dan tunggu kita sampai, ok."

"Kita mampir dulu yuk kesana." Ajak ku kepada Amita yang melihat kemana Aku jari ku menuju.

"Ngapain?"

"Gue mau sate." Sambil senyum tiga jari yang jarang ku perlihatkan.

"...."

"Amita ih--." Tidak ada balasan dari sahabat ku itu, melihat kendaraan yang aku tumpangi berbelok dan tepat berhenti di depan warung jajanan kuliner membuat ku tersenyum kearahnya.

Selagi Amita memesan. Aku hanya mengamati pemandangan sekitar yang membuat ku merasa heran ada sesuatu yang tidak asing dari segerombolan cewek yang berjalan tepat lewat didepan ku. 'Dia seperti--tapi...mana mungkin' batin ku. Mata ku yang tak bisa lepas tiba-tiba terlindungi oleh kehadiran Amita di depan ku.

"Lo ngeliatin apaan si?"

"Bukan apa-apa." sela ku memegang tangan Amita agar tidak berbalik ke belakangnya.

***

Tidak perlu waktu lama untuk kami menghabiskan satu porsi sate tanpa berbicara sedikit pun.

"Mbak." Panggil Amita kepada pelayan."pesan satu porsi lagi tapi di bungkus ya mbak."

"Buat siapa, Ta?" Tanya ku.

"Prisia." Satu nama yang di ucap kan Amita berhasil membuat ku tersedak air yang sedang ku minum.

"Lo kenapa?. Makanya minum tuh pelan-pelan."

Aku hanya mengagguk pelan. Tiba-tiba sebuah ide melintas dipikiran ku "Tari nelpon nih, gue angkat dulu ya"

"Hallo apaan, Ra?"

"Iya, gue sama Amita lagi diluar kenapa?"

"Elo yang nelpon gue kocak"

"Apa?. Lo mau sate?"

"Ga waras lo,ini bocah kenapa ya"

"Oke, gue otw rumah lo. Bye" Tangan ku yang memegang ponsel dengan layar bertuliskan panggilan terputus membuat ku bernapas lega.

"Amita katanya Tari mau sate."

Amita yang mengangkat satu alis dengan tatapan bertanya hanya mengatakan "Pesan aja lagi."

"Ga usah, yang lo udah pesen itu buat Tari aja."

"Trus Prisia gimana?"

"Besok-besok aja deh kita kerumah Prisianya."

"Oh yaudah." Respon Amita singkat.

Syukur lah Amita bukan orang yang keras kepala jadi aku tidak perlu membujuk nya terlalu lama tapi pasti Amita meminta penjelasan atas semua keinginan ku yang membuatnya bingung dan tidak jadi mengunjungi Prisia.

'Maafin gue Amita, gue ga maksud bohongin lo sama Tari atau nyembunyiin sesuatu dari kalian, ini demi persahabatan kita, oke' batin ku.

TBC

Yaaa jadi, berkenaan dari jadwal yang tertunda Author minta maaf 🙏🙏 bagi yang nyata tapi teruntuk pembaca yang belum terlihat kami berharap kalian bisa muncul kepermukan sekarang 👌👌😉
Dan meninggal kan jejak berupa vote and comment ⛄&🐋


In ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang