Tak terasa satu semester telah terlewatkan, semuanya masih terasa sama. Tidak ada yang menarik bagi Aeera, terlepas dengan peraturan dan si aneh itu.
Seseorang berlari memasuki kelas menghampiri Aeera "Aeera, lo tau nggak?" Tanya dia dengan nafas terengah-engah.
"Tau apa Iya? lo aja belum ngasih tau. Nafas dulu deh lo yang benar." Jawab Aeera kepada orang itu yang ternyata Prisia.
Prisia menormalkan nafasnya kemudian kembali berbicara. "Tau nggak, hari ini ada yang baru."
"Baru? Apaan yang baru, cerita dong." Dengan nada antusias Tari ikut berbicara dan memperhatikan Prisia, meninggalkan ponsel yang tadi dimainkannya.
"Sorry, gue bukan bicara sama lo Sandhya Tarika."
"Jangan gitu dong Ya, kitakan teman. Jadi kalo cerita kesemuanya." Amita ikut menyahut. "Kalo lo mau rahasian, jangan disini deh. Cari tempat sepi sana biar nggak ada yang denger." Sambungnya ketus.
"Lah kok si bongor sewot sih, gue kan cuma bercanda."
"Udah ah, gausah ribu. Lo mau bicarain apa Ya." Aeera menengahi pedebatan itu.
"Ga jadi, nanti kalian juga tau." Kata Prisia sambil nyengir.
"Kalo gitu sih nggak usah ngomong!" Kesal Amita.
+++++
Kring...Kring...
suara bel menandakan waktu istirahat berakhir.Salah seorang murid heboh, berteriak."Ibu datang, ibu yoi ibu."
Kelas yang awalnya riuh oleh murid yang sedang mabar, nobar film di laptop, dan yang hanya duduk sambil bercerita langsung terdiam. Mereka pun bergegas merapikan kelas yang berantakan dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
Ibu khalisa pun masuk, beliau adalah guru kesenian. Di tengah pembelajaran, seseorang mengetok pintu.
Terlihat ibu Rasyda memasuki kelas diiring oleh seorang dibelakangnya. "Selamat siang." Ucap ibu Rasyda. "Ibu cuma mau memberitahukan bahwa hari ini kita kadatangan murid baru."
Setelah berbicara seperti itu ibu Rasyda pun pergi keluar kelas, meninggalkan murid baru didepan kelas dengan ibu Khalisa
Seketika kelas mulai riuh kembali dengan bisikan-bisikan para murid.
"Nahh,, benerkan kata gue ada yang baru." Bisik Prisia pada Tari."Ganteng ya Ra." Amita ikut berbisik ke Aeera.
"Biasa aja." Jawab Aeera. "Gue lebih tertarik sama dia." Ucapnya pelan sampai tak terdengar dengan jelas.
"Hah, apa kata lo tadi?"
"Ga ada, salah denger kali lo." Dengan tampang meyakinkan. Setelah Amita kembali memperhatikan ke depan, Aeera melirik ke arah Ralmed dengan senyum tipis dibibirnya.
Ibu khalisa pun memberi aba-aba untuk tetap tenang dan mempersilahkan murid baru itu untuk memperkenalkan diri.
"Baiklah silahkan perkenalkan diri kamu." Semua mata tertuju kepada murid baru itu.
"Hai, perkenalkan nama saya Putra Arik Ardhani, panggil aja Ardi." Ucapnya memperkenalkan diri. "Saya pindahan dari Kalimantan."
Selesai Ardi memperkenalkan diri, ibu Khalisa kembali berbicara. "Apa ada yang mau ditanyakan."
"Tidak ada bu" jawab murid serentak. Menurut mereka jika mau bertanya bisa kapan-kapan saja, karena bel istirahat sudah berbunyi.
"Baiklah, kamu bisa duduk di bangku yang kosong." Kata ibu Khalisa kepada Ardi. "Karena bel sudah berbunyi, pelajaran hari ini cukup sampai disini." Sambungnya, Ibu Khalisa meninggalkan kelas.
Murid baru itu terlihat diam, mungkin karena dia belum terbiasa.
Beberapa murid laki-laki mengajaknya bicara, bertanya dimana dia tinggal, dimana asal sekolah dan lain-lain. Kemudian dia pun diajak teman sebangkunya ke kantin.
+++++
"Eh kita ke kantin yuk, laper." Ajak Tari.
"Ayo, gue juga laper." Jawab Prisia spontan.
Selama perjalanan kekantin, topik pembicaraan tidak lepas dari murid baru tadi. Seluruh siswa sekolah bertanya siapa dia.
________
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
In Class
Teen FictionCerita tentang keluarga, persahabatan, cinta, penghianatan, rasa sakit dan kekecewaan "Sudah dibilang, dia nggak bakal mau dengerin" "Tapi dia teman kita, dia salah dan harus kita bilangin yang bener" +++++ "Sayang mama minta maaf ya, gak pernah mau...