"Masuk Ya', lo sama siapa kesini?" Tanya ku saat kami sudah duduk di sopa ruang tamu. "Eh tunggu bentar ya gue buatin minum."
+++
Setelah sampai di dapur, aku melihat mama sedang menyiapkan makanan ringan disana. "Sini ma biar aku aja yang bawa." Kini tangan ku sudah membawa nampan. Tak memerlukan waktu lama untuk ku kembali dan duduk bersama Prisia.
"Lo kesini sama siapa?" tanya ku kembali.
"Gue kesini sama temen,tadi nganterin sampai depan rumah lo."
"Temen yang mana?,Aeera lo ga boleh mikir yang ga pasti..positif...positif" batin ku.
"Kenapa lo tadi ga masuk sekolah?"
"Gue ada urusan keluarga"
"Kita kekamar gue aja yuk" ajak ku sambil membereskan meja ruang tamau.
Sesampainya kami dikamar ku,lagi-lagi kami disambut dengan keheningan yang membuat ku tak bisa berkata-kata, sudah hampir lima belas menit alam pribadi ku senyap tak ada suara. Prisia yang masih bertahan dengan posisinya yang rebahan dikasur king size ku tiba-tiba berbicara yang langsung disambut antusias oleh ku.
"Sebenarnya gue mau cerita sama lo, Ra"
"Cerita aja kali, biasanya kan lo langsung to the point"
"I..iiyaa, bukannya--"
"Santai aja, apa perlu gue panggil semua pasukan kita." potong ku
"Ish..jangan gue belum siap cerita kalo sama mereka."
"Cerita apaan sih?, jangan bilang tentang A--." mulut ku yang langsung dibekap oleh tangan Prisia menyisakan tatapan beradu diantara kami.
"Jangan sebut namanya gue belum siap, sebelumnya gue mau minta maaf sama lo."
Aku yang mendorong tubuh Prisia untuk melepaskan dekapan tangannya dari mulut ku membuat nya terjatuh kesamping tempat tidur ku."Apa-apaan si lo, pengap tau ga mulut gue lo bekap kaya gitu."
"Ya maaf..gue kan refleks gitu aja."
"Trus kenapa lo minta maaf?"
"Sebenarnya gue ga sekolah bukan karana acara keluarga tapi gue udah janji sama Ardi buat nemenin dia lomba."
"Yaudah lah." jawab ku singkat.
"Kok lo gitu sih, tanggapin kek." rengek Prisia.
"Lo yakin ga mau cerita sama Amita atau Tari gituh, mereka juga tadi nyariin lo"
"Ntar aja kalo udah waktunya lagian gue juga belum terlalu dekat sama Ardi."
"Ga harus nunggu dekat ia' kalo rasa suka udah mulai tumbuh." Kata ku sambil menatap Prisia.
+++++
Sekarang jam menunjukkan waktunya makan malam. Aeera yang baru saja datang sehabis menemani sahabatnya untuk menunggu taksi diluar disambut lagi dengan tamu yang tak diundang.
"Dari mana?" tanya cowok yang sekarang sedang berada berhadapan dengannya.
"Tumben, masih inget punya tetangga lo" sahut Aeera dengan nada menyindir.
"Lo kenapa sih?"
"Gapapa tuh, nyari siapa lo?"
"Ra..--" terlihat nada bicara yang ragu membuat cowok itu mengurungkan niatnya.
Tiba-tiba pintu terbuka dan mendapati Nina yang ingin pergi keluar."Eh ada nak Aksa, ajak masuk Aeera ga baik malam-malam begini diluar." ucap Nina.
"Mama mau kemana?"
"Mama ada janji, kamu ajak Aksa masuk aja." Suruh Nina kepada Aeera. "Maaf ya nak Aksa tante ga bisa ngobrol dulu sama kamu lain kali ya." sambung Nina dengan ramah.
"Gapapa tante...hati-hati tante"
"Iya makasih ya Aksa, tante titip Aeera ya"
Aeera berjalan kedalam rumah setelah menyuruh Aksa untuk masuk.
"Ngapain lo kesini, lama ngga ada kabar tiba-tiba langsung nongol depan rumah." Ucap Aeera saat mereka sudah duduk di ruang tamu
"Ada kok gue, cuman lagi sibuk aja." Sahut Aksa. Aeera hanya mendengus kesal mendengar itu.
"Mau minum apa lo?" Ucap Aeera sambil berdiri. Saat ingin beranjak dari ruang tamu tanggan Aeera ditahan oleh Aksa. Membuat Aeera menatap Aksa bingung.
"Ra... sebenarnya aku mau ngomong sesuatu sama sama kamu." Ucap Aksa sambil menarik Aeera agar kembali duduk di sofa. "Aku nggak tahu kenapa, semakin hari aku semakin takut." Aeera dibuat semakin bingung dengan kata-kata Aksa.
"Kamu ngomong apa sih sa, kok jadi aneh gini." Aksa terlihat tersenyum namun tak sampai kematanya, terlihat ke khawatiran di matanya.
"Aku..."
_________
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
In Class
Teen FictionCerita tentang keluarga, persahabatan, cinta, penghianatan, rasa sakit dan kekecewaan "Sudah dibilang, dia nggak bakal mau dengerin" "Tapi dia teman kita, dia salah dan harus kita bilangin yang bener" +++++ "Sayang mama minta maaf ya, gak pernah mau...