🎬🎬🎬
Gigi-gigi Hyunwoo mengatup kuat-kuat. Otot-otot lengannya terlihat. Keringatnya satu per satu mulai berseluncuran melewati leher dan hilang di balik kaos putih tanpa lengan yang ia gunakan saat itu.
Karena syuting untuk drama terbarunya di mulai minggu depan, Hyunwoo menggunakan kesempatan libur ini untuk berolahraga. Salah satu yang ia selalu terapkan adalah angkat besi. Karena itu ia memiliki beberapa alat gym di rumahnya. Jadi ia tak perlu pergi ke tempat gym. Apalagi banyak paparazi di luar sana. Terlebih semenjak Hyunwoo resmi bertunangan dengan Minhyuk dua hari yang lalu. Setiap hari ada saja media yang menunggu di lantai bawah apartemen yang digunakan Hyunwoo.
Setelah meletakkan alat angkat besinya, Hyunwoo melangkah pergi menuju dapur. Menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya dalam satu tegukan.
"Hah!" ia baru saja melepaskan dahaganya.
Baru akan bersiap membersihkan diri, tiba-tiba bel apartemennya berbunyi. Hyunwoo menolehkan kepalanya menuju jam. Siapa yang datang ke rumahnya di siang menuju sore begini?
Dengan badan yang di penuhi keringat, ia terpaksa berjalan menuju pintu.
Karena Hyunwoo bukan tipe orang yang gampang curiga, ia langsung saja membuka pintu.
Diam. Hyunwoo benar-benar diam, mematung, seperti manekin.
"Tolong masukkan semuanya ke dalam," orang di depan Hyunwoo itu segera menyuruh orang-orang pengantar barang di belakangnya itu untuk masuk. "Hati-hati. Itu jangan sampai rusak. Semuanya. Jangan sampai ada yang tertinggal. Ya, benar. Masukkan saja dulu. Bagus," orang itu mengekori para pekerja masuk ke dalam. Mengabaikan Hyunwoo sang pemilik apartemen. Yang sampai detik itu belum mengucapkan sepatah kata. Pun tidak bertindak apa-apa. Padahal seseorang memasuki rumahnya seperti maling!
"Terimakasih."
Setelah beberapa pekerja itu keluar, barulah Hyunwoo sadar dan mulai melihat ke arah... Kihyun.
"Kau...kenapa di sini?" Hyunwoo tidak tau harus memulai dari mana. Tapi pertanyaan itu lah yang akhirnya keluar.
"Darling...itu bukan sambutan. Ulangi lagi. Apa perlu ku tuliskan bagaimana cara menyambut orang dengan baik?"
Hyunwoo hanya menganga. Ia masih belum bisa berpikir normal. Ia cukup terkejut atas kedatangan Kihyun saat pesta pertunangannya dengan Minhyuk dua hari yang lalu. Dan sekarang, Kihyun membuatnya lagi-lagi terkejut bukan main. Apalagi melihat banyak barang yang Kihyun bawa, bukankah itu tandanya...
"Lalu, barang-barang ini...?" Hyunwoo melirik ke sekitarnya.
"Ahhh, ya, aku akan tinggal di sini lagi. Bukankah ini rumahku? Rumah kita? Iya kan? Kau yang membelikan ini untuk hadiah pernikahan kita dulu. Dan, oh iya, aku juga membawa... sebentar," Kihyun mengacak-acak barangnya untuk mencari sesuatu.
Setelah menemukan benda yang ia cari, Kihyun segera membuka pembungkusnya.
"Taraaa...! Foto pernikahan kita dulu. Ku pikir kau pasti membuangnya ke pembuangan sampah. Jadi aku mencetaknya lagi dengan ukuran yang sama seperti dulu. Darling, walaupun kita sudah bercerai, kita tidak boleh membuang kenangan kita. Tunggu. Ku pajang di mana ya...?" Kihyun berjalan pergi melewati Hyunwoo.
Pasrah, Hyunwoo membiarkan Kihyun melakukan apa yang ingin ia lakukan. Ia pun juga ikut mengekori Kihyun.
"Wahhh, foto pertunanganmu sudah jadi? Hmmm... Minhyuk...manis. Tapi...tentu saja aku yang lebih menarik. Ah! Bagaimana kalau ku pajang di sebelahnya saja? Pasti itu akan bagus. Oke. Kau bawa ini dulu. Aku akan mencari paku."
"Kau tau tempatnya?" seru Hyunwoo.
"Di laci sebelah tempat gym-mu," Kihyun mengerling, lalu melanjutkan langkahnya.
Tentu. Tentu saja Kihyun tau. Semua sisi di ruangan itu, ia tau semua. Sesuatu yang sulit Hyunwoo temukan, pasti akan langsung di temukan oleh Kihyun. Karena mau bagaimana pun, Kihyun pernah tinggal di sana. Tinggal bersama Hyunwoo. Sebagai pasangan yang telah menikah.
🎬🎬🎬
"Sejak kapan?" tanya Kihyun dari dalam dapur.
"Maksudmu aku menyukai Minhyuk?" tanya Hyunwoo balik. Kini ia sedang menunggu di meja makan. Sementara Kihyun sedang memasak untuk makan malam pertama mereka sejak bercerai.
"Yap!"
Hyunwoo nampak berpikir. "Hmm...sejak pemotretan pertama kami. Mungkin...."
Kihyun mematikan kompornya. Setelah menata semuanya di piring, Kihyun membawanya ke meja makan. Hyunwoo juga ikut membantu.
"Terimakasih, Darling. Kau memang tidak pernah berubah. Masih tetap darling-ku yang dulu."
Hyunwoo tersenyum kecut.
"Apa yang membuatmu tertarik untuk mengencaninya, dan memutuskan mengajaknya bertunangan?"
"Hmm... entahlah. Dia terlihat polos, manis, dan 'cantik' dalam waktu yang bersamaan."
"Ahahaha, dan kau langsung menyukainya? Bahkan kau membutuhkan waktu lama untuk mengajak ku berkencan saat itu. Padahal kita sama-sama melakukan pemotretan dan menerima bermain dalam drama yang sama. Yahhh, percintaan lelaki yang pernah gagal memang berbeda dengan lelaki yang belum pernah menikah. Aku tau kau sudah tidak betah tinggal sendiri."
Hyunwoo menghentikan aktivitasnya. Ia memandang lurus ke depan. Ke tempat Kihyun.
"Apa kau cemburu?"
Pertanyaan itu membuat Kihyun tak lantas terkejut.
"Bagaimana rasa masakannya? Masih sama dengan yang dulu kan?" Kihyun mengalihkan topik pembicaraan.
"Kalau kau masih mencintaiku, kenapa dulu kau tiba-tiba pergi? Kenapa harus bercerai? Kenapa harus pergi dan melakukan debut di Amerika?"
Kihyun senantiasa tersenyum. Namun pandangannya segera teralih saat layar ponsel Hyunwoo menyala.
"Darling, Minhyuk menelponmu. Angkatlah. Aku akan mencuci piringnya."
Kihyun segera berdiri sambil bersenandung.
Benar, Minhyuk yang menelponnya. Hyunwoo pun segera berdiri dan menjauh dari meja makan.
🎬🎬🎬
"Darling, lihat. Aku membawakan ini untukmu. Untuk mendapatkan sepatu ini, aku harus rela mengeluarkan uang banyak. Tapi tidak apa-apa, karena ini hadiah. Sebentar lagi kau ulang tahun, dan sepatu ini special edition. Jadi aku pikir aku harus segera membelinya untukmu."
Hyunwoo membeku di pintu kamar. Padahal Hyunwoo baru saja menyelesaikan panggilan dengan Minhyuk. Dan saat kembali, ia malah mendapati Kihyun sudah ada di kamarnya. Kamar mereka dulu.
"Kenapa kau disini?"
"Kenapa? Ini kan kamarku juga. Sudah jangan banyak bicara, dan tidurlah. Hoammm...," Kihyun menguap sambil menepuk tempat di sampingnya. "Aku mengantuk sekali. Darling, aku akan tidur dulu. Cepatlah tidur. Jangan lupa matikan lampunya."
Hyunwoo benar-benar merasakan deja vu. Sejak kedatangan Kihyun tadi, ia sudah merasakan hal itu. Sesuatu yang lama, yang terulang kembali. Dan rasanya seperti tidak pernah terjadi apa-apa antara mereka.
Setelah tertegun beberapa saat, akhirnya Hyunwoo melangkah menuju tempat tidur. Membaringkan tubuhnya di sisi kiri Kihyun. Tetap ada jarak di antara mereka. Karena kini, mereka bukanlah sepasang suami. Hanya seseorang yang sudah lama berpisah, lalu di pertemukan kembali.
Sebelum mematikan lampu, Hyunwoo kembali menyempatkan untuk memandang wajah mantan suaminya yang masih tetap 'cantik' itu.
🎬🎬🎬
TBC
🎬 LOVE SCENARIO 🎬
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [TAMAT]
FanfictionHyunwoo telah resmi bertunangan dengan kekasihnya. Namun tiba-tiba saja mantan suaminya datang dan kembali masuk ke dalam kehidupannya. Apa Hyunwoo tetap mempertahankan sang tunangan? Atau sang mantan suami berhasil merebut Hyunwoo kembali?