🎬🎬🎬
Mingyu terus berlari menyusuri koridor rumah sakit. Sesekali kepalanya menoleh untuk melihat papan tulisan yang bergantung di setiap kamar yang berderet. Tak sendirian, di belakangnya sang kekasih juga ikut berlari menyusulnya.
Dan langkahnya mulai terlihat normal saat matanya menangkap Hyunwoo di depan sana.
"Hyung," panggil Mingyu.
Kepalanya menoleh. Tampak wajahnya yang berantakan dan berminyak. Wajar, karena sejak kemarin malam Hyunwoo belum mandi dan mengganti pakaiannya. Apalagi Hyunwoo harus mendapat tiga pukulan sekaligus. Pertama, Hyunwoo harus menerima fakta bila orang yang menabrak Minhyuk adalah sepupunya sendiri. Kedua, ia harus kehilangan Minhyuk untuk selamanya. Ketiga, baru tiga puluh menit yang lalu Kihyun meminta izin untuk tidur di dekapannya, ternyata pria manis itu sedang melawan rasa sakitnya tanpa bicara yang sejujurnya pada Hyunwoo.
Hyunwoo teramat kesal. Ia kesal karena terus menerus mendapatkan pukulan dari Tuhan. Tuhan tidak membiarkannya bernafas sebentar. Jangan lagi. Hyunwoo benar-benar memohon untuk saat ini. Ia tak ingin kehilangan seseorang lagi.
Dia tidak ingin kehilangan Kihyun (lagi)!
"Kau datang...," semaksimal mungkin Hyunwoo berusaha untuk tersenyum.
Mingyu mengintip ke dalam kamar yang dihuni Kihyun melalui kaca kecil di pintu. Di dalam masih ada dokter dan satu perawat yang sedang sibuk memasang alat pernapasan dan juga infus.
"Keras kepala!" umpat Mingyu pelan.
"Hyung, sudah makan? Aku membeli sedikit makanan saat menuju kemari," tawar Wonwoo.
"Aku sudah kenyang. Makanlah. Aku tau kau juga belum makan gara-gara aku mengabari kondisi Kihyun secara mendadak."
Wonwoo yang sibuk menggeledah isi kantung plastik yang ia bawa itu tidak menggubris perkataan Hyunwoo. Ia masih terus mencarikan pengganjal perut untuk orang yang tengah duduk itu.
"Hyung, maaf...," setelah mengucapkan kata maaf tak terduga itu, Wonwoo segera menjejali mulut Hyunwoo dengan kimbab. Tentu saja Hyunwoo tak akan menolak lagi tawaran Wonwoo seperti sebelumnya. Bila tidak begitu, bisa dipastikan kalau Hyunwoo tetap tidak akan makan sampai Kihyun sembuh.
Wonwoo tersenyum. "Ini minumanmu. Dan ini sisa kimbabnya. Em! Peganglah, Hyung," Wonwoo memberikan sisa kimbab itu ke genggaman Hyunwoo. Dan menaruh minuman yang sempat ia berikan itu ke sisi kiri tempat Hyunwoo duduk.
Kali ini senyum tulus lepas dari bibir Hyunwoo. "Mingyu memang tidak salah memilihmu," tangannya tergerak untuk mengusak rambut Wonwoo.
Si empunya nama tiba-tiba menoleh dan ikut angkat bicara. "Hyung, bisa kita bicara berdua?"
Hyunwoo kemudian memandang ke tempat Mingyu. "Tapi Kihyun..."
"Ada Wonwoo. Hanya sebentar. Hm...?" mata Mingyu menyiratkan bila ia benar-benar ingin bicara sesuatu pada Hyunwoo.
"Baiklah," setelah itu Hyunwoo menaruh kimbab yang sempat berada di tangannya itu ke kursi. Lalu ia berdiri dan berjalan beriringan dengan Mingyu.
Sosok yang lebih jangkung dari Hyunwoo itu mengajak Hyunwoo pergi ke taman rumah sakit. Hyunwoo baru sadar malam telah tiba. Dan ini malam kedua ia berada di rumah sakit. Rumah sakit yang sama, dengan kasus yang berbeda.
"Ada apa?" Hyunwoo mengawali.
"Kihyun hyung. Dia memiliki kanker," Mingyu melafalkan sambil menunduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/141118653-288-k391147.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [TAMAT]
ФанфикHyunwoo telah resmi bertunangan dengan kekasihnya. Namun tiba-tiba saja mantan suaminya datang dan kembali masuk ke dalam kehidupannya. Apa Hyunwoo tetap mempertahankan sang tunangan? Atau sang mantan suami berhasil merebut Hyunwoo kembali?