🎬🎬🎬
"Hyung, kau kenapa?" Changkyun menegur Hyungwon.
Hyungwon tak mengindahkan teguran Changkyun itu. Sejak fajar, Hyungwon sudah sibuk membereskan pakaiannya. Memasukkan barang-barangnya ke dalam koper yang ikut ia bawa sejak kepulangannya dari Paris menuju Jeju. Dan lelaki ramping itu nampak tergesa-gesa.
"Hyung!" Changkyun menarik Hyungwon hingga membuat tubuh yang sebelumnya membelakangi Changkyun itu berbalik. Changkyun terkejut melihat Hyungwon yang sudah berderaian air mata. "K-kau... kenapa menangis?"
"Aku tidak apa-apa," sahutnya. Ia melepas kasar tangan Changkyun. Membelakangi Changkyun lagi, lalu menarik kopernya dengan kasar.
Hyungwon keluar kamar membawa serta barang-barangnya. Di belakang, Changkyun masih mengekori Hyungwon karena khawatir dengan perubahan kondisi Hyungwon yang mendadak.
"Aku pinjam mobilmu," ujar Hyungwon yang baru saja memasuki kamar Jooheon dan Hoseok.
Jooheon yang masih setengah sadar itu hanya mengangguk tanpa tau apa yang terjadi. Hanya ada Jooheon di dalam kamar. Hyungwon tidak peduli.
"Berhenti! Kau mau kemana? Bahkan liburan kita disini belum selesai, Hyung," Changkyun menghadang Hyungwon yang sudah berjalan melewati pintu depan dan akan melanjutkan langkahnya ke tempat mobil Jooheon berada.
"Minggir...."
Changkyun menggeleng. "Aku tidak akan pergi sebelum kau cerita padaku apa yang telah terjadi hingga membuatmu seperti ini, Hyung!"
Hyungwon menghela nafas. "Kalau begitu, maaf bila aku akan bertindak kasar padamu," dan sedetik kemudian, Hyungwon mendorong Changkyun sekuat tenaga hingga ia terjatuh.
Setelah lepas dari perangkap Changkyun, Hyungwon berjalan terburu-buru menuju mobil. Sisa-sisa air matanya masih meninggalkan bekas.
Setelah memasukkan kopernya ke dalam jok belakang, Hyungwon berlari kecil menuju kursi kemudi. Namun saat hendak menutup pintu, tangan kekar lebih dulu menangkap lengan Hyungwon.
Hyungwon menoleh. "Lepaskan!"
"Kau bisa naik ke mobilku. Kenapa harus menggunakan mobil Jooheon?" tanya Hoseok masih di posisi yang sama.
"Ku bilang lepaskan!" amarah Hyungwon meletup. Membuatnya tak bisa lagi membendung air mata.
"Keluar."
"AKU INGIN PULANG...! Bila aku kemari hanya untuk melihatmu bermesraan dengan laki-laki jalang itu, lebih baik aku pulang!" mata Hyungwon melotot ke arah Hoseok.
Hoseok segera menggendong Hyungwon. Tak peduli meski lelaki itu meronta dan terus memukuli dadanya, Hoseok tetap berjalan dan membawanya ke sisi kemudi. Setelah menutup pintu mobil, Hoseok kembali berjalan menuju kursi kemudi. Menyalakan mobil dan berlalu dari pekarangan rumah.
"Jangan sentuh aku!" Hyungwon menepis tangan Hoseok yang hendak membelai rambutnya itu.
Masih dengan suara isakan kecil, Hyungwon senantiasa menatap keluar jendela. Kejadian semalam masih berputar berulang-ulang di otaknya. Dengan gamblangnya Hoseok memeluk Minhyuk di depan matanya. Kekasih mana yang tidak marah bila prianya masih belum bisa melupakan masa lalunya?
"Apa kau melihatnya semalam?"
Hyungwon masih membisu.
"Aku minta maaf."
Seketika Hyungwon menoleh. "Minta maaf? Semudah itu? Lalu, besok kau mengulanginya lagi? Kemudian kau ingin minta maaf sekali lagi? Begitu? Menjijikkan!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [TAMAT]
FanfictionHyunwoo telah resmi bertunangan dengan kekasihnya. Namun tiba-tiba saja mantan suaminya datang dan kembali masuk ke dalam kehidupannya. Apa Hyunwoo tetap mempertahankan sang tunangan? Atau sang mantan suami berhasil merebut Hyunwoo kembali?