🎬🎬🎬
Kihyun sedikit menggeliat. Merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Setelah melakukan sedikit peregangan, ia pun menjatuhkan tangannya kembali. Kepalanya menoleh, namun seseorang disampingnya ternyata sudah menghilang.
Ia pun mengangkat tubuhnya sendiri. Dengan posisi duduk, ia pun kembali menguap lebar. Menyibakkan selimut yang ia gunakan, lalu merapikannya dengan cepat.
Kakinya melangkah menuju jendela dan menggeser tirai tebal yang menghalangi cahaya matahari untuk masuk. Senyum cerahnya terukir.
"Okay, kita lihat. Apakah dia ada jadwal hari ini...?" setelah bergumam, Kihyun kembali melangkah. Kali ini ia pergi menuju kalender kecil yang ada di atas meja. Di sana ia melihat lingkaran merah untuk hari ini.
"Meeting? Sepagi ini? Ayolah, siapa yang ingin basa basi di pagi hari. Ya sudah, aku akan pergi sendiri," setelah bermonolog, Kihyun mengembalikan kalender di tangannya ke tempat semula.
Walau cukup kecewa, Kihyun tidak bisa berbuat apa-apa. Tadinya Kihyun sudah memikirkan sesuatu sejak semalam. Karena Hyunwoo sudah mulai syuting dan semalam Kihyun tertidur sebelum sempat mengatakannya pada Hyunwoo, akhirnya rencananya sia-sia.
"Hyung, setengah jam lagi kau harus sudah sampai di apartemen ku. Ini juga apartemenku! Iya. Okay. Sudah," Kihyun mematikan panggilannya pada sang manajer. Karena tempat yang akan dituju Kihyun cukup jauh dari rumah, ia harus bersiap-siap sedini mungkin.
🎬🎬🎬
"Mungkin aku cukup lama di sini. Hyung, kau bisa pergi. Aku akan menelpon lagi nanti," ujar Kihyun sembari sibuk mengambil bunga anggrek yang ada di jok mobil.
"Baiklah. Hati-hati," balas manajernya.
Setelah memastikan manajernya pergi, baru lah Kihyun melangkah masuk ke sebuah tempat penyimpanan abu orang yang sudah meninggal.
Karena tau tempat itu jauh dari ingar bingar seperti Seoul, jadi Kihyun tidak takut hanya menggunakan long coat berwarna orange tanpa memakai masker atau kacamata sebagai pelindung bila tiba-tiba ada penggemar atau media yang mengenalinya.
Begitu tiba di dalam, Kihyun tiba-tiba berhenti.
Seseorang menoleh seperti menyadari ada orang lain yang datang. Mungkin karena tempat itu terlalu sunyi dan hanya ada mereka berdua.
"D-darling?"
"Aku sudah selesai. Kemarilah. Aku akan pergi," Hyunwoo memakai kacamatanya dan hendak pergi. Tapi dengan gesit, Kihyun menahannya.
"Sebenarnya aku ingin mengajakmu kemari. Tapi aku melihat tanda di kalendermu. Ku pikir kau benar-benar ada meeting."
Hyunwoo menyipitkan mata. "Semalam? Yang membuatmu tertidur di sofa semalam, hanya untuk mengatakan itu?"
Benar. Semalam sepulang dari syuting, Hyunwoo melihat Kihyun terlentang di sofa ruang tamu. Hyunwoo juga melihat ada secangkir kopi di meja. Sepertinya Kihyun mencoba untuk terjaga dengan meminum kopi. Tapi hal itu tidak bisa menahan rasa kantuknya. Hingga terpaksa Hyunwoo mengangkat tubuh Kihyun dan memindahkannya ke dalam.
Kihyun seperti mengingat sesuatu, dan segera mengangguk saat mengingatnya.
"Berdoalah dulu. Ayah dan ibu menunggumu," titah Hyunwoo.
Sebelum berdoa, Kihyun menaruh bunga yang ia bawa di samping foto ayah dan ibunya. Setelah itu ia mulai menutup mata dan menautkan jemarinya.
"Aku sudah lama tidak kemari. Maafkan aku," Kihyun bersuara setelah memanjatkan doa. Telunjuknya mengusap-usap pigura yang memajang foto kedua orangtuanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/141118653-288-k391147.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [TAMAT]
FanfictionHyunwoo telah resmi bertunangan dengan kekasihnya. Namun tiba-tiba saja mantan suaminya datang dan kembali masuk ke dalam kehidupannya. Apa Hyunwoo tetap mempertahankan sang tunangan? Atau sang mantan suami berhasil merebut Hyunwoo kembali?