CAN'T HELP MYSELF

1.7K 233 75
                                    





🎬🎬🎬



Pagi ini Hyunwoo hanya menikmati roti dan susu, sarapan rutinannya sebelum Kihyun kembali ke rumahnya dan memasakkan sarapan lezat. Semalam Kihyun tidak pulang ke rumah. Padahal Hyunwoo sengaja terjaga hingga pukul dua dini hari hanya untuk menunggu kepulangan mantan suaminya itu. Tapi ternyata Kihyun tak kunjung pulang dan membuat Hyunwoo memutuskan untuk pergi tidur.

“Ah, Hyung. Ya. Baiklah. Akan ku cari.”

Hyunwoo baru saja mendapat panggilan dari sang manajer. Setelah menaruh piring dan gelasnya ke dapur, ia bergegas masuk ke kamarnya.

“Kenapa Hongsik hyung baru menanyakannya sekarang? Padahal berkas itu sudah tidak berguna. Aku menaruhnya di mana ya?” Hyunwoo berceloteh sendiri di dalam kamar.

Mulanya ia mencari di brankas dekat nakasnya. Lalu segera berpindah ke nakas setelah tak menemukannya di brankas. Hyunwoo terus menggeledah seisi kamarnya dan pada akhirnya, hanya lemari yang ada di kamar yang menjadi pilihan terakhirnya.

“Aku akan membunuh Hongsik hyung karena membuatku sibuk di hari liburku,” Hyunwoo masih saja mengomel.

BRAKKK!!!

Hyunwoo mundur beberapa langkah saat barang-barang itu jatuh dari dalam lemari. Mengerutkan dahi saat tau bila semua barang itu adalah milik Kihyun.

“Sejak kapan orang itu memasukkannya ke dalam?”

Bukannya selesai, kini tugas Hyunwoo bertambah. Tak hanya mencari berkas milik manajernya saja, tapi ia juga harus membereskan rongsokan-rongsokan yang Kihyun bawa ke dalam kamarnya. Hyunwoo mulai menjumputi satu per satu barang-barang Kihyun. Dari mulai album foto, map-map berwarna coklat, dan berbagai tumpukan kertas lainnya. Hingga matanya menangkap kertas berwarna oranye dengan sisi-sisinya bergambar hamtaro. Tangannya tergerak untuk mengambil dan membacanya sekilas.

Hyunwoo tertawa. Bagaimana tidak? Kertas yang saat itu ia bawa adalah kertas perjanjian sebelum mereka menikah. Kertas perjanjian itu adalah milik Hyunwoo. Dan Hyunwoo ingat betul bagaimana Kihyun marah hanya karena sebuah kertas. Ia ingin Hyunwoo menulis perjanjiannya di atas kertas dengan gambar hamtaro. Kihyun tidak peduli dimana kertas itu di jual, yang pasti Hyunwoo harus menemukannya.

'Bila suatu hari nanti ada hal yang membuat kita berpisah, ku harap kita tetap bisa akrab dan menjalin hubungan dengan baik.'

Untuk sesaat, Hyunwoo tertegun atas tulisan tangannya sendiri. Kalimat itu adalah perjanjian terakhir yang di tulis oleh Hyunwoo. Entah bagaimana pria itu bisa terpikirkan mengenai hal itu. Hal yang tiba-tiba saja berubah menjadi nyata.

Tak mau larut dalam bayangan masa lalu, Hyunwoo pun berdiri dan akan mengembalikan berkas-berkas itu ke tempat semula.

Tapi lagi-lagi ia terhenti saat sebuah map coklat dengan tulisan yang mencolok menggugah rasa penasarannya. Sekilas Hyunwoo membaca tulisan pada bagian ‘Medical Center’ dan ada nama kota San Fransisco di sana. Tak mau mati penasaran, Hyunwoo buru-buru memasukkan tangannya ke dalam map, merogoh sesuatu di dalamnya, dan menemukan kumpulan kertas dan foto polaroid.

“Melanoma?” Hyunwoo kembali mengulang tulisan yang ada di kertas. Hyunwoo tidak tau penyakit seperti apa melanoma itu. Namun membaca itu saja, jantung Hyunwoo berdebar tak karuan.

Kemudian Hyunwoo beralih pada foto-foto yang ada di sisinya. Foto pertama yang di pegang hanya sebuah gambar kulit dengan banyak tahi lalat. Namun mata Hyunwoo menemukan ada tulisan tangan Kihyun di balik foto itu.

Love Scenario [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang