Ketika aku sedang berjalan di koridor sekolah hendak menuju kantin, tiba - tiba ada yang menepuk bahuku dari belakang. Aku sedikit kaget dan langsung berbalik ke belakang.
"Eh lo ngagetin aja" ujarku sedikit kesal.
"Heheh lo sih maen tinggal aja. Btw kenapa lo berdebat sama Febira tadi?" ujar Deni kepadaku dengan cengiran khas nya.
"Gak penting! Udah ah gue mau ke kantin" ujarku kemudian langsung melanjutkan perjalananku menuju kantin.
"Tumben ke kantin, biasanya lo selalu duduk manis di dalam kelas sambil merhatiin Veli" ujar Deni sambil terkekeh pelan.
Aku tidak menghiraukan perkataan Deni, karena kami berdua sudah sampai di kantin yang ramai dan sumpek di dalamnya. Suara siswa - siswi yang kelaparan di kantin sangatlah berisik. Aku dan Deni pun langsung masuk ke dalam kantin yang ramai tersebut.
*****
Setelah membeli minum aku langsung mendekati Deni yang masih sibuk memesan makanannya.
"Den gue duluan ya" ujarku.
"Lah lo gak beli makanan?" tanya Deni heran.
"Gue gak lapar, cuma haus aja" ujarku.
"Kebiasaan banget gak pernah makan" ujar Deni sambil mengambil pesanannya yang diberikan oleh ibu kantin.
"Heheh yaudah gue duluan ya Den" ujarku kepada Deni yang mulai sibuk mencari meja kosong di kantin.
"Iya iya" ujar Deni menyahut.
Aku pun langsung pergi dari kantin yang ramai tersebut menuju ke kelas. Sesampainya di kelas, seperti biasa tidak ada orang disana hanya ada Veli yang duduk dibelakang sambil menelungkupkan kepalanya diatas meja.
Aku langsung mendekatinya dan memberikan sebotol air minum kepadanya. Yah sewaktu di kantin tadi aku memang membeli dua botol air minum.
"Nih minum buat lo" ujarku meletakkan air minum diatas mejanya.
Tidak ada reaksi sama sekali dari Veli, dia masih menelungkupkan kepalanya diatas meja. Kenapa dia seperti ini? Apa mungkin dia menangis karena dikatain oleh Febira tadi.
"Vel lo gak papa kan?" ujarku sekali lagi.
Melihat tidak ada reaksi sama sekali dari Veli aku pun langsung menepuk bahu nya. Dia langsung kaget dan mengangkat kepalanya menatap kearah ku. Matanya merah sekali dan sedikit sembab.
"Ada apa?" tanya nya kepadaku.
"Ada minum" ujarku sedikit tertawa sambil menunjukkan sebotol air minum kepadanya.
"Bukan. Maksud gue lo mau ngapain disini?" ujar Veli sambil menatap bingung ke arahku.
"Ya gue cuma mau ngasih minum ini buat lo" ujarku memberikan air minum yang sedari tadi aku pegang.
Veli menatap ke arah ku heran seakan berkata -gue kan gak nitip minum sama lo- namun raut mukanya langsung berubah menjadi biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
gadis Pendiam
Teen FictionDia memang pendiam tetapi tidak bodoh. Dia pintar hanya saja tertutupi oleh diamnya.